Tingkat Suku Bunga 1.Pengertian Tingkat Suku Bunga
2.2.2. Tingkat Suku Bunga 2.2.2.1.Pengertian Tingkat Suku Bunga
Menurut Sihombing 1990:7 pengetian tingkat suku bunga adalah
harga yang dibayarkan atas penggunaan kredit, dimana tingkat suku bunga tersebut berdasarkan balas jasa yang diperoleh masyarakat atas sejumlah
dana pinjaman yang telah diterimanya.
Samuelson dan Nordhaus 1996:332 memberikan definisi tingkat
suku bunga adalah harga yang dibayar bank dan peminjam lainnya untuk pemanfaatan uang selama jangka waktu tertentu. Suku bunga umumnya
tergantung pada jangka waktu peminjaman.
Menurut Boediono 1998:75 dalam bukunya “Ekonomi Moneter”
yang dimaksud tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu.
Menurut Rosyidi 1999:160 suku bunga adalah tingkat harga dari
uang yakni beberapa persen dari sejumlah uang tertentu yang harus dikembalikan atau dibayarkan karena terpakainya uang itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga pinjaman atau kredit adalah tingkat balas jasa yang diperoleh masyarakat atas sejumlah
dana pinjaman yang telah dipinjam.
2.2.2.2.Teori Irving Fisher Tentang Tngkat Suku Bunga
Teori Fisher mengenai tingkat suku bunga, yang didasarkan atas pengamatan jangka panjang dimana tingkat suku bunga tidak dipengaruhi
oleh adanya laju inflasi. Maksud dari dalil tersebut adalah bahwa apabila kita mengabaikan fluktuasi dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun,
maka kecenderungan umumnya adalah bahwa tingkat suku bunga akan naik atau turun searah dan bersama-sama dengan naik turunnya laju
inflasi. Apabila laju inflasi meningkat maka tingkat suku bunga jugameningkat dan begitu pula sebaliknya. Namun perlu diketahui
hubungan ini berlaku untuk jangka panjang. Sedangkan dari tahun ke tahun atau dari bulan ke bulan ada kemungkinan laju inflasi naik tetapi
tingkat suku bunga tetap atau sebaliknya.Boediono, 1998:92 Menurut Fisher yang disitir oleh Boediono dalam bukunya
Ekonomi Moneter 1998:93 mengatakan bahwa “Meskipun dalam jangka panjang tingkat suku bunga tidak dipengaruhi oleh laju inflasi, namun
yang dimaksud adalah bahwa tingkat suku bunga tidak bisa berubah. Tetapi yang dimaksud disini adalah bahwa tingkat suku bunga masih bisa
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain tetapi bukan oleh laju inflasi, dimana tingkat suku bunga terdiri dari tiga komponen yaitu : tingkat bunga murni,
premi resiko dan biaya transaksi. Apabila salah satu atau lebih dari ketiga komponen itu berubah oleh salah satu sebab, maka tingkat suku bunga
juga akan berubah, dan ini bisa juga terjadi meskipun dalam jangka pendek.”
2.2.2.3.Teori Keynes Tentang Tingkat Suku Bunga
Dalam teori ekonomi makro Keynes, suku bunga merupakan determinan penting kedua dari volume investasi yang dilakukan dalam
suatu periode, sedangkan determinan penting yang pertama adalah efisiensi modal marginal.
Suku bunga adalah harganilai uang dalam bentuk obligasi. Teori keynes menganggap bahwa alternatif dari menyimpan uang adalah
menyimpan obligasi. Untuk sementara kita akan terus menggunakan asumsi ini. Suku bunga menyamakan keinginan menyimpan uang dengan
keinginan menyimpan obligasi.Boediono, 2000:80
Beberapa ahli ekonomi menganggap bahwa tingkat suku bunga adalah suatu hal yang sangat penting untuk pengambilan keputusan
investasi bagi perusahaanperorangan. Pengertian tingkat suku bunga diartikan biaya dari unsur harga pokok dan bunga merupakan harga dari
penggunaan yang dipinjam.
2.2.2.4.Tingkat Suku Bunga SBI 2.2.2.4.1.Pengertian Tingkat Suku Bunga SBI
Sertifikat Bank Indonesia SBI merupakan surat berharga atau unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dalam sistem diskonto oleh bank
Indonesia sebagai pengakuan untuk hutang yang berjangka pendek Hadisoewito, 1987.Sertifikat Bank Indonesia diterbitkan pertama kali
tahun 1970 dengan tujuan utama untuk menciptakan suatu piranti pasar
uang yang diperdagangkan antar bank. Tetapi pada tahun 1971 Sertifikat Bank Indonesia tidak terbit lagi sejak diterbitkannya sertifikat deposito.
Pada tahun 1974, pemerintah selain menerapkan pengaturan suku bunga deposito juga menerapkan sisitem pengendalian moneter secara langsung
dengan memberlakukan pagu kredit. Sejak 1 juni 1999 pengaturan suku bunga deposito dari pagu kredit
ini dihapus dan seiring dengan itu sistem pengendalian secara langsung diubah menjadi sistem pengendalian tidak langsung. Sejalan dengan
pengubahan di dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter maka diperkenalkanlah kembali SBI pada tanggal 1 maret 1999.
2.2.2.4.2.Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terdapatnya Beberapa Tingkat Bunga
Faktor-faktor yang terpenting di antaranya adalah : 1.
Perbedaan resiko Usaha yang telah lama berkembang, atau usaha yang tidak banyak
resikonya mereka bersedia mengenakan tingkat bunga yang rendah. Sedangkan usaha yang sangat tinggi resikonya mereka akan
mengenakan tingkat bunga yang tinggi. 2.
Jangka waktu pinjaman Semakin lama sejumlah modal yang dipinjamkan, semakin besar
tingkat bunga yang harus dibayarkan. 3.
Biaya administrasi pinjaman
Berdasarkan kepada pertimbangan biaya administrasi pinjaman, pinjaman yang lebih sedikit jumlahnya akan membayar tingkat
bunga yang lebih tinggi.Suyatno, 1993:31
2.2.2.4.3.Tujuan Diterbitkannya SBI
Adapun tujuan diterbitkannya SBI ini adalah agar : 1.
SBI dapat menjadi surat berharga yang marketable dapat diperjualbelikan dan dapat dijadikan cadangan likuiditas sekunder,
baik dengan bank-bank, lembaga keuangan bukan bank, lembaga- lembaga keuangan lain maupun dunia usaha pada umumnya.
2. SBI dapat menjadi media pinjam-meminjam antar bank dalam arti :
a. Pinjam-meminjam antar bank yang selama ini dilakukan dengan
menggunakan promise dapat pula dilakukan dengan cara jual beli SBI.
b. SBI dapat diperjualbelikan baik secara outright, yaitu transaksi
penjualan maupun pembelian surat-surat berharga dengan tidak ada ketentuan untuk membeli atau menjual kembali surat-surat
berharga tersebut dikemudian hari. Atau repo repurchase agreement yaitu transaksi penjualan atau pembelian surat-surat
berharga dengan suatu perjanjian untuk membeli atau menjual kembali dikemudian hari.
c. Penyelesaian jual beli SBI dapat dilakukan melalui kliring, baik
bersamaan dengan kliring penyerahan maupun dengan transaksi pinjam-meminjam antar bank.Hardono, 2002:35
2.2.2.4.4.Cara Pembelian dan Pembayaran SBI
Cara pembelian SBI yaitu : 1.
Mengajukan permohonan pembelian SBI dengan cara mendaftarkan terlebih dahulu pada Bank Indonesia atas dasar tingkat diskonto yang
ditetapkan BI dan oleh BI dijual dengan sistem lelang. 2.
Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari kerja sebelum pengeluaran SBI, Bank Indonesia akan mengeluarkan rencana pengeluaran SBI.
3. Bank dan lembaga keuangan bukan bank yang akan membeli SBI
dapat mendaftarkan permohonan mulai 2 hari kerja sebelum tanggalselambat-lambatnya pukul 09.00 WIB pada hari
penerbitannya.
Cara pembayaran SBI yaitu : Sebelum adanya pakto 1988 BI hanya mau membayar SBI yang
jatuh tempo, tetapi setelah adanya pakkto 1988 BI mau membayar kembali SBI yang telah atau belum jatuh tempo dan pembayarannya
dapat dilakukan denga cara pembayaran tunai atau melalui pemindahbukuan.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tingkat suku bunga SBI adalah tingkat nilai dari penggunaan Sertifikat
Bank Indonesia SBI untuk jangka waktu tertentu yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2.2.2.4.5.Hubungan Antara Tingkat Bunga Dengan Inflasi
Di dalam meminjamkan uang pemilik modal bukan saja harus memperhatikan tingkat bunga yang diterima, tetapi juga tingkat inflasi
persentasi tahunan kenaikan harga-harga yang berlaku. Apabila tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat bunga, pemilik modal akan
mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya karena modal ditambah dengan bunganya, nilai riilnya adalah lebih rendah dari nilai
riil modal sebelum dibungakan. Apabila tingkat suku bunga turun maka masyarakat enggan untuk
menyimpan uangnya di bank dan memilih untuk memakai uang tersebut untuk membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi serta
menginvestasikannya dalam hal lain sehingga menyebabkan investasi akan meningkat dan menambah banyak jumlah uang yang beredar di
masyarakat khususnya peredaran uang dalam negeri sehingga berdampak pula pada meningkatnya inflasi di Indonesia.Boediono,
1998:327
2.2.3. Jumlah Uang Beredar 2.2.3.1.Pengertian Uang