Tabel 10 : Uji Hipotesis secara Parsial

Pengeluaran Pemerintah secara bersama-sama berpengaruh terhadap Inflasi di Indonesia dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi R 2 . Nilai koefisien determinasi sebesar 0,931, hal ini berarti variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 93,1, sedangkan sisanya sebesar 6,9 dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

4.4.2 Tabel 10 : Uji Hipotesis secara Parsial

Variable t hitung t table Partial r 2 Partial Tingkat suku bunga X 1 10,670 2,228 0,959 0,919 Jumlah uang beredar X 2 0,779 2,228 0,239 0,057 Pendapatan perkapita X 3 1,692 2,228 0,472 0,222 Pengeluaran pemerintah X 4 -1,026 2,228 -0,309 0,095 Konstanta : 35,636 Koefisien korelasi R : 0,965 R 2 : 0,931 Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara Parsial terhadap variabel terikat maka digunakan uji t, seperti pada tabel 10 dibawah ini : Untuk menguji pengaruh secara parsial individu dari masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut : a. Uji parsial pengaruh Tingkat Suku Bunga X 1 terhadap Inflasi di Indonesia Y. 1 Ho : = 0 tidak ada pengaruh 1  Hi : 0 ada pengaruh 1   2 Tingkat Signifikan 2  = 0,052 = 0,025 dengan derajat bebas degree of freedom df = n-k-1 = 15- 4 – 1 = 10 t tabel = 2,228 3 Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa a. Apabila -t tabel  t hitung  t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak. b. Apabila t hitung t tabel atau t hitung -t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima. 4 t hitung =   1 1 Se   = 248 , 651 , 2 = 10,670 5 Pengujian Gambar 10 : Kurva Analisis Uji t Pengaruh Tingkat Suku Bunga X 1 terhadap Inflasi di Indonesia Y Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 10,670 Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7. Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 10,670 t tabel sebesar 2,228 maka H o diterima dan H i ditolak, sehingga kesimpulannya secara parsial Tingkat Suku Bunga berpengaruh nyata terhadap Inflasi di Indonesia. - 2,228 2,228 Nilai r 2 parsial sebesar 0,919 menunjukkan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga dapat menerangkan variabel Inflasi di Indonesia sebesar 91,9 sedangkan sisanya 8,1 diterangkan faktor lain. b. Uji parsial pengaruh Jumlah Uang Beredar X 2 terhadap Inflasi di Indonesia Y. Langkah-langkah pengujiannya : 1 Ho : = 0 tidak ada pengaruh 2  Hi : 0 ada pengaruh 2   2 Tingkat Signifikan  = 0,052 = 0,025 dengan derajat bebas degree of: freedomdf = n - k - 1 = 15 – 4 – 1 = 10 t tabel = 2,228 3 Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa. a. Apabila –t tabel  t hitung  t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak. b. Apabila t hitung t tabel atau t hitung -t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima. 4 t hitung = 2 2 Se   = 1,807 2,319 = 0,779 5 Pengujian Gambar 11 : Kurva Analisis Uji t pengaruh Jumlah Uang Beredar X 2 terhadap Inflasi di Indonesia Y Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 0,779 Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7 Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 0,779 t tabel sebesar 2,228 maka H o ditolak dan H i diterima, sehingga kesimpulannya secara parsial Jumlah Uang Beredar tidak berpengaruh nyata terhadap Inflasi di Indonesia. Nilai r 2 parsial sebesar 0,057 menunjukkan bahwa variabel Jumlah Uang Beredar dapat menerangkan variabel Inflasi di Indonesia sebesar 5,7 sedangkan sisanya sebesar 94,3 diterangkan faktor lain. c. Uji parsial pengaruh Pendapatan Perkapita X 3 terhadap Inflasi di Indonesia Y. 1 Ho : = 0 tidak ada pengaruh 3  Hi : 0 ada pengaruh 3   2 Tingkat Signifikan 2  = 0,052 = 0,025 dengan derajat bebas degree of freedom df = n-k-1 = 15 – 4 – 1 = 10 t tabel = 2,228 3 Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa a. Apabila -t tabel  t hitung  t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak. - 2,228 2,228 b. Apabila t hitung t tabel atau t hitung -t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima. 4 t hitung =   3 3 Se   = 119 , 1 893 , 1 = 1,692 5 Pengujian Gambar 12 : Kurva Analisis Uji t Pengaruh Pendapatan Perkapita X 3 terhadap Inflasi di Indonesia Y Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho - 2,228 2,228 1,692 Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7. Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 1,692 t tabel sebesar 2,228 maka H o diterima dan H i ditolak, sehingga kesimpulannya secara parsial Pendapatan Perkapita tidak berpengaruh nyata terhadap Inflasi di Indonesia. Nilai r 2 parsial sebesar 0,222 menunjukkan bahwa variabel Pendapatan Perkapita dapat menerangkan variabel Inflasi di Indonesia sebesar 22,2 sedangkan sisanya 77,8 diterangkan faktor lain. d. Uji parsial pengaruh Pengeluaran Pemerintah X 4 terhadap Inflasi di Indonesia Y 1 Ho : = 0 tidak ada pengaruh 4  Hi : ada pengaruh 4   2 Tingkat Signifikan 2  = 0,052 = 0,025 dengan derajat bebas degree of freedomdf = n-k-1 = 15 – 4 – 1 = 10 t tabel = 2,228 3 Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa a. Apabila –t tabel  t hitung  t tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak. b. Apabila t hitung t tabel atau t hitung -t tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima. 4 t hitung = 4 4 Se   = 294 , 2 353 , 2  = -1,026 5 Pengujian Gambar 13 : Kurva Analisis Uji t Pengaruh Pengeluaran Pemerintah X 4 terhadap Inflasi di Indonesia Y Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho -1,026 - 2,228 2,228 Sumber : Lampiran 3 dan Lampiran 7. Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar -1,026 t tabel sebesar -2,228 maka H o ditolak dan H i diterima, sehingga kesimpulannya secara parsial Pengeluaran Pemerintah tidak berpengaruh nyata terhadap Inflasi di Indonesia. Nilai r 2 parsial sebesar 0,095 menunjukkan bahwa variabel Pengeluaran Pemerintah dapat menerangkan variabel Inflasi di Indonesia sebesar 9,5 sedangkan sisanya 90,5 diterangkan faktor lain.

4.5. Pembahasan