Pengeluaran Pemerintah 1.Pengertian Pengeluaran Pemerintah

barang dan jasa menjadi meningkat yang mengakibatkan jumlah uang yang beredar menjadi tinggi sehingga dapat terjadi inflasi.Sukirno, 1994 2.2.5. Pengeluaran Pemerintah 2.2.5.1.Pengertian Pengeluaran Pemerintah Pemerintah mutlak diperlukan dalam setiap bentuksistem perekonomian yaitu tidak hanya untuk menyediakan barang-barang publik, melainkan juga untuk mengalokasikan barang-barang produksi maupun barang konsumsi, memperbaiki distribusi pendapatan, memelihara stabilitas nasional termasuk stabilitas ekonomi serta mempercepat pertumbuhan ekonomi. Khusus bagi negara sedang berkembang kegiatan pemerintah pada umumnya selalu meningkat, karena pemerintah bertindak sebagai pelopor dan pengendali pembangunan.Suparmoko, 1997:23 Yang dimaksud dengan pengeluaran pemerintah adalah seluruh pembelian barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Boediono, 1998:67 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inflasi yaitu pengeluaran pemerintah dalam APBN. Tampaknya pengeluaran pemerintah dari APBN masih merupakan keharusan bagi timbulnya investasi masyarakat. Hal ini diperlihatkan oleh elastisitas, Rupanya peran pengeluaran pemerintah yang besar dalam investasi masyarakat ini tidak dapat diimbangi oleh penerimaan, sehingga timbul kesenjangan belanja negara atau timbulnya defisit struktural dalam keuangan negara. Pengeluaran pemerintah dibagi menjadi dua kelompok yaitu : a. Pengeluaran rutin Pengeluaran rutinanggaran negara adalah pengeluaran yang ditujukan pada kegiatan-kegiatan rutin negara yang sifatnya terus-menerus. Contohnya adalah untuk membayar gaji dan pensiunan pegawai, belanja barang, transfer pemerintah dan bunga cicilan hutang yang kesemuanya bukan untuk tujuan investasi sehingga boleh dikatakan bahwa pengeluaran rutin adalah bersifat konsumtif. Dari sifatnya pengeluaran jenis ini hanya akan menambah beban pembayaran saja walau sebenarnya tidak mutlak seperti diatas, tetapi ada perlunya ditetapkan suatu batasan yang jelas untuk mempermudah analisa dan penelitian.Zulkarnaen, 1993:70 b. Pengeluaran pembangunan Yang dimaksud pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran pemerintah pada bidang-bidang tertentu, yang bertujuan untuk mengadakan pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana untuk kebutuhan masyarakat. Kebutuhan tersebut merupakan bagian dari suatu proyek dan program sektoral yang dibatasi oleh waktu untuk memulai dan menyelesaikan kegiatannya. Dilihat dari sumber pembiayaannya maka pengeluaran pembangunan diperoleh dari tabungan pemerintah dan bantuan luar negeri berupa hutang yang sifatnya lunak. Tabungan diperoleh dari selisih antara penerimaan rutin dan pengeluaran rutin. Pengeluaran pembangunan bersifat sosial motif, hal ini didasari bahwa hasil pembangunan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat dapat terpenuhi.Zulkarnaen, 1993:71 Yang termasuk dalam pengeluaran pembangunan adalah : 1. Pengeluaran untuk membiayai departemen atau lembaga. 2. Pengeluaran untuk pembiayaan daerah. 3. pengeluaran untuk pembiayaan lain. 2.2.5.2.Klasifikasi Dari Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah dapat dinilai dari berbagai segi sehingga dapat dibedakan sebagai berikut : a. Pengeluaran itu merupakan investasi yang menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa-masa yang akan datang. b. Pengeluaran itu langsung memberikan kesejahteraan dan kegembiraan bagi masyarakat. c. Merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang. d. Menyediakan kesempatan kerja lebih banyak dan penyebaran tenaga beli yang lebih luas.Zulkarnaen, 1993 2.2.5.3.faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah Yang menyebabkan terjadinya peningkatan pengeluaran pemerintah antara lain : a. Adanya perang. b. Adanya kenaikan tingkat penghasilan dalam masyarakat. c. Adanya urbanisasi yang menyertai perkembangan ekonomi. d. Perkembangan demokrasi yang memerlukan biaya sangat besar.Suparmoko, 1997:104 2.2.5.4.Rasio Pengeluaran dan Pendapatan negara Rasio pengeluaran dengan pendapatan pemerintah tetap mengalami defisit seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pengeluran pemerintah tetap saja lebih besar dari pendapatan yang diterima oleh negara pada tahun yang bersangkutan. Walaupun demikian pemerintah tetap menyatakan walaupun defisit tetapi defisit itu telah menurun dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp.94,5 trilyun 2,1 PDB menjadi Rp.61,2 trilyun 1,3 PDB. APBN 2009 revesi Pada APBN tahun anggaran 2009 terdapat kekurangan pembiayaan anggaran sebesar Rp.204.837 trilyun yang terdiri dari Rp.116.996 milyar untuk membayar utang-utang 57 dan Rp.139.515 miliar untuk menutupi defisit 68. Di sisi pendapatan negara, kontribusi PPh terhadap total pendapatan menunjukkan kecenderungan meningkat dari 32,4 pada tahun 2006 menjadi 33 pada 2008, sedangkan kontribusi PPN menunjukkan kecenderungan yang stabil yaitu 20,2 pada tahun 2006 menjadi 20,7 pada tahun 2008. Di sisi belanja negara, pos terbesar belanja pemerintah adalah transfer ke daerah dan pos terbesar selanjutnya pada belanja pemerintah adalah subsidi energi yang mengalami pembengkakan dari 13,7 pada 2006 menjadi 21,8 pada tahun 2008. Ironisnya belanja modalpembangunan yang merupakan faktor penting untuk menggerakkan perekonomian mengalami penurunan rasio dari 10 menjadi 7 pada tahun 2008. Pada pos belanja barang ada indikasi efisiensi yang terlihat dari menurunnya rasio dari 8 menjadi 5,6 pada 2008 dari total belanja negara.kompas, 29 juni 2009 Sebagai catatan pada pos belanja negara adalah perekonomian akan sangat sulit tumbuh seperti yang diharapkan dengan alokasi belanja pembangunanmodal yang begitu kecil. Alokasi belanja modal sebesar 7 pada 2008 hanya cukup untuk menutupi penurunan stok barang modal akibat depresiasi, sehingga secara neto tidak terdapat tambahan barang modal yang berarti. Peningkatan rasio belanja modal dengan cara apapun mutlak dilakukan.Dartanto, 2009:2 2.2.5.5.Hubungan Antara Pengeluaran Pemerintah Dengan Inflasi Pada banyak negara, termasuk juga Indonesia defisit anggaran pemerintah menjadi sebab utama inflasi karena pertambahan pengeluaran pemerintah itu terlalu besar dibandingkan dengan persediaan barang- barang dan jasa-jasa.Boediono, 2000:113 Apabila pengeluaran pemerintah naik konsumsi pemerintah naik akan mengakibatkan jumlah uang yang beredar khususnya yang berasal dari pengeluarankonsumsi pemerintah ditambah uang yang beredar dalam masyarakat akan bertambah banyak sehingga dapat menimbulkan inflasi.Boediono, 2001:50

2.3. Kerangka Pikir

1. Tingkat suku bunga SBI adalah surat berharga atau unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dalam sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan untuk hutang yang berjangka pendek, apabila tingkat suku bunga turun maka investasi akan meningkat sehingga berdampak pula pada meningkatnya inflasi di Indonesia.Boediono, 1998:327 2. Jumlah uang beredar adalah seluruh jumlah mata uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh perorangan, perusahaan maupun oleh badan pemerintah apabila jumlah uang beredar di masyarakat naik sudah barang tentu inflasi di Indonesia akan naik pula.Iswardono, 2000:35 3. Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata tiap jiwa dalam suatu wilayah yang diperoleh dengan membagi jumlah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk PDRB suatu wilayah dengan jumlah penduduk wilayah tersebut pada tahun yang bersangkutan, apabila pendapatan perkapita masyarakat di suatu wilayah meningkat akan berdampak pada meningkatnya konsumsi masyarakat dan akan mengakibatkan inflasi Indonesia meningkat pula.Soemitro, 1991