Persepsi Peserta Didik Peserta Didik

22 b. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Persepsi Peserta Didik

Persepsi merupakan salah satu landasan berpikir bagi seseorang khususnya peserta didik dalam belajar Dewi Salma Prawiradilaga Eveline Siregar, 2004: 134-135. Hal ini dikarenakan persepsi dalam belajar tersebut dapat berpengaruh terhadap tiga faktor yaitu: a. Daya ingat Beberapa tanda visual seperti simbol, warna, dan bentuk yang diterapkan dalam penyampaian materi pembelajaran yang akan mempermudah daya ingat peserta didik mengenai materi yang telah didapatnya tersebut. Dengan memanfaatkan tanda-tanda visual tadi maka materi yang telah didapat oleh peserta didik tadi akan lebih mudah untuk dicerna dan diingat dalam pikiran peserta didik tersebut. b. Pembentukan sikap Persepsi dapat dikembangkan tidak hanya melalui tanda visual saja tetapi dapat pula dibentuk melalui pengaturan kedalaman materi, spasi, pengaturan laju belajar, dan pengamatan. Kedalaman materi dapat diatur dengan cara memberikan contoh, respon terhadap jawaban yang salah, latihan, dan ringkasan. Hal-hal tersebut merupakan cara-cara untuk membentuk konsep. c. Pembinaan sikap Interaksi antara pendidik sebagai narasumber dan peserta didik sebagai kunci dalam pembinaan sikap. Pendidik sebagai komunikator berperan besar 23 terhadap peserta didik. Pada persepsi, baik itu pendidik maupun peserta didik memiliki persepsi masing-masing. Pendidik bisa membina sikap peserta didiknya jika pendidik tersebut berusaha untuk menjadi panutan role model bagi peserta didiknya. Semakin akrab hubungan antara pendidik dengan peserta didiknya maka semakin mudah bagi pendidik untuk mempengaruhi peserta didiknya. Dengan kemampuan inderanya maka peserta didik berusaha untuk mempersepsikan segala gerak-gerik dan sikap pendidik. Persepsi merupakan pandangan maupun penilaian individu terhadap objek melalui panca indera sehingga individu tersebut dapat mengorganisasi, menginterpretasi, dan mengevaluasi stimulus yang ditangkap oleh panca inderanya. Berdasarkan hal tersebut maka persepsi peserta didik terhadap pelayanan tenaga administrasi sekolah dapat dilihat dari lima dimensi kualitas layanan yaitu sebagai berikut: a. Persepsi peserta didik terhadap bukti fisik tangible, yaitu gambaran atau kondisi yang dirasakan, dilihat, dan dialami oleh peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi sekolah yang meliputi bukti fisik seperti gedung, peralatan dan perlengkapan yang digunakan teknologi, serta penampilan tenaga administrasi sekolah itu sendiri. b. Persepsi peserta didik terhadap keandalan reliability, yaitu gambaran atau kondisi yang dirasakan, dilihat, dan dialami oleh peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi sekolah secara akurat dan terpercaya. Tenaga administrasi sekolah dalam hal ini harus memberikan 24 layanan yang sama kepada setiap peserta didik tanpa adanya perbedaan, mampu bersikap simpatik, dan bekerja tepat waktu. c. Persepsi peserta didik terhadap ketanggapan responsiveness, yaitu gambaran atau kondisi yang dirasakan, dilihat, dan dialami oleh peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi sekolah yang meliputi kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada peserta didik dengan penyampaian informasi yang jelas. d. Persepsi peserta didik terhadap jaminan dan kepastian assurance, yaitu gambaran atau kondisi yang dirasakan, dilihat, dan dialami oleh peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi sekolah yang meliputi pengetahuan, kesopan-santunan, dan kemampuan para tenaga administrasi sekolah untuk menumbuhkan rasa percaya peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan. e. Persepsi peserta didik terhadap empati empathy, yaitu gambaran atau kondisi yang dirasakan, dilihat, dan dialami oleh peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga administrasi sekolah yang meliputi perhatian yang tulus dan bersifat individual dan berupaya memahami keinginan konsumen. 25

C. Pelayanan