Uji Coba Instrumen METODE PENELITIAN

53

H. Uji Coba Instrumen

Pada sebuah penelitian untuk mengetahui suatu varibel dikatakan valid apa tidaknya maka dibutuhkan uji coba instrumen. Pada uji coba instrumen terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut penjelasan mengenai uji validitas dan uji reliabilitas. 1. Uji Validitas Validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” Suharsimi Arikunto, 2010: 211. Apabila instrumen mempunyai tingkat validitas tinggi maka instrumen tersebut dapat dikatakan valid, namun sebaliknya jika validitas yang dimilikinya rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Salah satu cara untuk mendapatkan validitas yang tinggi maka semua pernyataan yang disusun dalam kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan pada lima dimensi kualitas layanan dan kajian-kajian teori yang berkaitan dengan persepsi peserta didik. Cara lain dalam menentukan instrumen atau alat ukur ini adalah dengan didasarkan pada penilaian para ahli Judgment Experts di bidang pokok bahasan yang akan diteliti yang dalam hal ini adalah Dosen Pembimbing agar instrumen penelitian benar-benar valid, dan untuk menguji validitas setiap butir item lebih lanjut maka setelah dikonsultasikan dengan ahli selanjutnya angket akan diuji cobakan kepada responden sejenis dan dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson Tulus Winarsunu, 2002: 74 yaitu sebagai berikut: 54 � = � ∑ −∑ ∑ √[ � ∑ 2 − ∑ 2 ][ � ∑ 2 − ∑ 2 ] Keterangan: � : korelasi nilai antara X dan Y X : skor total setiap item Y : skor total item pernyataan N : jumlah responden Suatu butir item dinyatakan valid apabila nilai � ℎ� �� ≥ � � . Pada penelitian ini pengujian validitas instrumen menggunakan aplikasi SPSS statistic 20.0. Hasil uji validitas angket yang diberikan kepada 30 responden menunjukan bahwa terdapat 3 dari 30 butir pernyataan dinyatakan tidak valid. Butir pernyataan yang tidak valid yaitu butir nomor 4, 10, dan 29 sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 27 butir pernyataan. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas mempunyai arti keajegan. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen yang digunakan secara berulangkali memberikan hasil ukur yang sama. Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach, dimana teknik ini biasa digunakan untuk menguji jenis data interval dan teknik ini juga tidak hanya digunakan untuk tes dengan dua pilihan tetapi penerapannya lebih luas seperti menguji reliabilitas skala pengukuran sikap dengan tiga, lima, atau tujuh pilihan. Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach Suharsimi Arikunto, 2010: 223 adalah sebagai berikut. 55 � = − − ∑ � � 2 � � 2 Keterangan: � = realibilitas instrumen � = banyaknya butir soal � = jumlah varian butir � = varian total Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 319 untuk menginterpretasikan hasil uji reliabilitas dalam penelitian menggunakan ukuran konservatif sebagai berikut. Tabel 5. Interpretasi Nilai r No Besarnya nilai r Interpretasi 1. Antara 0,800 – 1,000 Sangat tinggi 2. Antara 0,600 – 0,800 Tinggi 3. Antara 0,400 – 0,600 Sedang 4. Antara 0,200 – 0,400 Rendah 5. Antara 0,000 – 0,200 Sangat rendah Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas dengan bantuan SPSS statistic 20.0 menunjukkan bahwa besarnya koefisien reliabilitas � adalah 0,934 sehingga instrumen variabel tersebut dinyatakan reliabel dengan interpretasi sangat tinggi. Oleh karena itu, dari hasil yang didapat maka angket yang digunakan untuk mengukur persepsi peserta didik dapat dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir dalam penelitian. Teknik ini dilakukan setelah semua data yang diperoleh dari lapangan sudah terkumpul guna melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan. Teknik analisis data yang 56 digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu analisis dengan menggunakan cara memetakan distribusi frekuensi pada aspek-aspek pelayanan Laura Funa, 2006: 34. Sugiyono 2013: 199 mengemukakan bahwa analisis deskriptif adalah analisis yang bersifat uraian atau penjelasan dengan menggunakan tabel-tabel, mengelompokkan data berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari tanggapan dengan menggunakan tabulasi data. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan menggunakan teknik statistik seperti membuat tabel, distribusi frekuensi, dan diagram atau grafik untuk menggambarkan data yang telah diperoleh. Sesuai dengan jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif kuantitatif, maka data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara kuantitatif, kemudian untuk mengetahui persepsi peserta didik terhadap pelayanan tenaga administrasi sekolah maka digunakan teknik analisis tabulasi. Tabulasi merupakan pengelolaan data dengan memindahkan jawaban yang terdapat dalam angket kedalam tabulasi atau tabel, kemudian setelah data diolah maka selanjutnya dilakukan analisa data dengan deskriptif kuantitatif. Analisis data deskriptif kuantitatif ini dilakukan dengan mengukur nilai persentase yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian. Menurut Tulus Winarsunu 2002: 22 pengukuran persentase ini dihitung dengan rumus: � = � � × Keterangan: P : persentase F : frekuensi jawaban responden 57 N : frekuensi jawaban yang diharapkan Iqbal Hasan 2011: 95 menyatakan bahwa dalam menganalisis jenis data ordinal yang diperoleh melalui instrumen berskala likert data dimaknai dengan mencari kategori yang sering muncul modus dan nilai tengah median. Peneliti dalam hal ini memilih mencari modus untuk menemukan mayoritas pilihan responden atau mayoritas persepsi responden, selanjutnya agar diperoleh skor capaian rating masing-masing butir dan kategori diketahui 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 setuju, 4 sangat setuju. Peneliti menghitung rata-rata skor rating yang diperoleh dengan rumus: ∑ = � + � + � + � � Berikutnya peneliti menghitung rating pada masing-masing butir dengan cara mengkalikan frekuensi keterpilihan dengan bobot kategori masing-masing. Dengan demikian angka mean tertinggi masing-masing butir adalah 4 dengan asumsi seluruh responden 207 peserta didik memilih “sangat setuju” yang bobotnya 4. Semakin besaran mean mendekati angka 4 maka ratingnya semakin tinggi, begitu pula sebaliknya semakin menjauh dari angka 4 maka ratingnya semakin rendah. Dengan demikian maka diperoleh temuan butir mana yang ratingnya tinggi dan butir mana yang ratingnya rendah, sehingga persepsi pada masing-masing aspek dapat diketahui. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN