Mitos Semiotika Roland Barthes

Menurut semiotika Sausurrean, apa pun bentuk pertukaran tanda, ia harus mengikuti model kaitan struktural antara penanda dan petanda yang bersifat stabil dan pasti Sobur, 2004: 278.

4. Mitos

Pada umumnya mitos adalah suatu sikap lari dari kenyataan dan mencari perlindungan dalam dunia khayal. Sebaliknya dalam dunia politik, mitos kerap dijadikan alat untuk menyembunyikan maksud-maksud yang sebenarnya, yaitu membuka jalan, mengadakan taktik untuk mendapat kekuasaan dalam masyarakat yang bersangkutan dengan melegalisasikan sikap dan jalan anti-sosial. Tujuan dari suatu mitos politi adalah selalu kekuasaan dalam negara, karena dianggap bahwa tanpa kekuasaan keadaan tidak dapat diubahnya Susanto, 1985: 220. Demikianlah mitos mudah menjadi alat kekuasaan yang sukar dibuktikan kebenarannya selama tujuan mitos belum menjadi kenyataan, maka apa yang dijanjikan oleh mitos masih saja dapat diproyeksikan ke masa lebih ke depan lagi Sobur, 2004: 223-224. Mitos dalam pandangan Lappe Collins Rahardjo, 1996: 192 dimengerti sebagai sesuatu yang oleh umum dianggap benar, tetapi sebenarnya bertentangan dengan fakta, sekalipun perlu dicatat bahwa penafsiran fakta oleh Lappe Collins itu belum tentu benar atau disetujui oleh masyarakat ilmiah pada umumnya. Apa yang disebut Lappe Collins sebagai mitos itu adalah jenis mitos modern. Dalam bukunya Mythology 1991, dikutip Rahardjo, 1996: 192, Fernand Comte memang membagi mitos menjadi dua macam: mitos tradisional dan mitos modern. Mitos modern itu dibentuk oleh dan mengenai gejala-gejala politik, olah raga, sinema, televisi dan pers. Mitos mythes adalah suatu jenis tuturan a type of speech, sesuatu yang hampir mirip dengan sesuatu yang hampir mirip dengan representasi kolektif di dalam sosiologi Durkheim Budiman, 1999: 76. Barthes mengartikan mitos sebagai cara berpikir kebudayaan tentang sesuatu, sebuah cara mengkonseptualisasikan atau memahami sesuatu hal. Barthes menyebut mitos sebagai rangkaian konsep yang saling berkaitan Sudibyo, 2001: 245. Mitos adalah sistem komunikasi, sebab ia membawakan pesan. Maka, mitos bukanlah Universitas Sumatera Utara objek. Mitos bukan pula konsep atau suatu gagasan, melainkan suatu cara signifikasi, suatu bentuk. Lebih jauhnya lagi, mitos tidak ditentukan oleh objek ataupun suatu gagasan, melainkan cara mitos disampaikan. Mitos tidak hanya berupa pesan yang disampaikan dalam bentuk verbal kata-kata lisan ataupun tulisan, namun juga dalam berbagai bentuk lain atau campuran antara bentuk verbal dan nonverbal. Misalnya dalam bentuk film, lukisan fotografi, iklan, dan komik Sobur, 2004:224.

2.2.2 Video