33 khususnya puisi bebas tak bisa lepas dari pembelajaran di sekolah. Minat siswa
pada pembelajaran sastra dikatakan semakin menurun dan mengalami kemunduran. Hal itu disebabkan menurunnya perolehan nilai dan minat baca
siswa. Budaya baca yang semakin menurun tentu mempengaruhi budaya menulis, terutama menulis sastra. Siswa tidak lagi tertarik untuk membaca dan
menulis karya sastra. Ketidaktertarikan para siswa didukung dengan semakin tumpulnya kepekaan sosial untuk membaca, memahami, dan menulis tentang
realita sosial yang ada di sekitarnya. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara guru berusaha
menemukan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran menulis bagi siswa, terutama dalam menulis puisi. Model pembelajaran sinektik adalah salah
satu model pembelajaran yang dapat diterapkan. Model pembelajaran yang ditemukan dan dirancang oleh William J.J. Gordon ini berorientasi
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati, dan wawasan dalam hubungan sosial. Selain itu, model ini juga menekankan pada
proses mengembangkan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kondisi emosional, menerapkan rasa empati, dan kepekaan sosial yang tinggi.
Sebelum diterapkan oleh guru sebagai salah satu alternatif model pembelajaran, pembelajaran menulis puisi menggunakan model pembelajaran
sinektik perlu diujikan untuk membuktikan keefektifan dan mengetahui perbedaan keterampilan menulis puisi antara siswa yang diberi pembelajaran
menggunakan model pembelajaran sinektik dengan siswa yang diberi pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran sinektik.
34
I. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.
1. Hipotesis Nol a. Tidak ada perbedaan keterampilan menulis puisi yang signifikan antara siswa
yang mendapatkan pembelejaran menggunakan model pembelajaran sinektik dengan siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran sinektik. b. Penggunaan model pembelajaran sinektik tidak lebih efektif digunakan dalam
pembelajaran menulis puisi.
2. Hipotesis Alternatif a. Ada perbedaan keterampilan menulis puisi yang signifikan antara siswa yang
mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran sinektik dengan siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran sinektik. b. Penggunaan model pembelajaran sinektik dalam pembelajaran menulis puisi
lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran sinektik.
35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang berupa informasi atau data. Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-
angka sebagai hasil observasi atau pengukuran Widoyoko, 2012: 21. Setelah terkumpul data berupa angka-angka kemudian diolah menggunakan analisis
statistik.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk menguji signifikansi suatu perlakuan yang diujicobakan. Metode eksperimen yang
digunakan adalah metode eksperimen semu karena penelitian pendidikannya menggunakan manusia sebagai objek penelitian. Penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik Arikunto, 2010: 207.
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran sinektik dalam pembelajaran menulis puisi. Penelitian eksperimen
ini memiliki ciri tiga hal, yaitu manipulasi, observasi, dan pengontrolan. Dalam penelitian ini, manipulasi dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
kondisi yang berbeda antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan
36 menggunakan model pembelajaran sinektik, sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan dengan model tersebut.
C. Desain Penelitian
Pada penelitian eksperimen ini menggunakan desain penelitian berupa control group pretest-posttest design. Dalam model ini, sebelum dimulai
perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok Y1. Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi
perlakuan X dan pada kelompok kontrol tidak diberi pelakuan. Setelah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest Y2. Berikut
disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1. Desain PenelitanPretest-Posttest Control Group Kelompok
Pretest Variabel Bebas
Posttest
E Y 1
X Y2
K Y 1
Y2 Keterangan :
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol
Y1 : Pretest
Y2 : Posttest
X : Pembelajaran dengan model sinektik
D. Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
NEGERI 5 Yogyakarta yang terdiri dari delapan kelas, yaitu kelas X A, X B, X