Pengertian Menulis Keterampilan Menulis Puisi

20 siswa untuk kemudian dituangkan ke dalam bentuk puisi. Selain beberapa model tersebut, ada beberapa model pembelajaran yang menekankan pada proses mengasah kreativitas siswa dalam keterampilan menulis puisi salah satunya yakni model pembelajaran sinektik. Sinektik merupakan model pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengembangkan ide-ide yang dimiliki semaksimal mungkin tanpa ada batasan tertentu. Tidak hanya mampu meningkatkan kreativitas individu, sinektik juga dinilai mampu mengembangkan kreativitas suatu kelompok.

D. Model Pembelajaran Sinektik

Zainsyah via Barikly, 2013: 20 mengungkapkan bahwa suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam mengelola proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pencetus model pembelajaran Sinektik adalah William J.J. Gordon Joyce dkk, 2009: 253. Sinektik merupakan suatu model pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu, model ini dikenal pula dengan model kreativitas dan pengembangan individu. Sinektik berasal dari ‘Synecticos’ yang berarti menghubungkan atau menyambung Joyce dkk, 2009: 253. Tujuan dari model ini adalah menumbuhkan kreativitas, sehingga diharapkan siswa 21 mampu menghadapi setiap permasalahannya. Model ini menekankan segi penumbuhan kreativitas siswa. Widiarti 2013: 19 mengungkapkan bahwa sinektik merupakan model pembelajaran yang memberikan siswa kebebasan untuk menuangkan ide dan gagasan tanpa pemikiran tata bahasa, cara mengawali tulisan, dan lain-lain. Selain untuk meningkatkan kreativitas suatu individu, sinektik juga dirancang untuk mengembangkan kreativitas kelompok. Pemikiran-pemikiran dinilai sebagai kontribusi potensial dalam proses kelompok. Hasil aktivitas sinektik tidak harus selalu ditulis. Hasil itu juga dapat dilisankan atau hasil tersebut dapat berbentuk aktivitas-aktivitas bermain peran. Misalnya, ketika menggunakan sinektik untuk melihat masalah-masalah sosial atau perilaku, ingin memberitahukan perilaku situasional sebelum dan sesudah aktivitas sinektik, serta mengamati perubahan-perubahan. Prinsip yang perlu dipegang dari model sinektik menurut Endraswara 2006: 20 adalah dengan tidak membatasi pengalaman yang mungkin diperoleh siswa, menghormati gagasan-gagasan siswa yang muncul, jangan menakuti siswa dengan nilai ujian, membiarkan siswa berproses secara ‘liar’, memberi ruang untuk mengadu pendapat karena perbedaan individual sangat mungkin terjadi, kemudian memberikan motivasi siswa agar timbul ide-ide kreatif dan produktif. Sinektik dapat diterapkan di semua tingkatan umur, meskipun dengan siswa yang sangat muda. Sinektik adalah cara terbaik untuk memberikan latihan- latihan peregangan. Selain itu, pengaturannya juga sama seperti pendekatan lain dalam pengajaran, cermat bekerja dalam pengalaman, memperkaya penggunaan