Pembelajaran Menulis Puisi di Sekolah

14 mengenalkan siswa ke dalam dunia kata-kata dengan cara memberikan bacaan sastra yang beragam pada anak. c. Imaji Citraan Citraan merupakan kesan yang terbentuk dalam rongga imajinasi melalui sebuah kata atau rangkaian kata yang seringkali merupakan gambaran dalam angan-angan Sayuti, 2008: 170. Ditambahkan lagi oleh Sayuti 2008: 170 bahwa citraan merupakan gambaran pengalaman indera, dalam puisi, yang tidak hanya terdiri dari gambaran mental saja, tetapi sesuatu yang mampu menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain. Melalui citraan, pembaca seolah dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penyair. Wiyatmi 2006: 68 membagi citraan menjadi beberapa jenis yakni citraan penglihatan visual imajery, citraan pendengaran auditory imajery, citraan rabaan thermal imajery, citraan pencecapan tactile imajery, citraan penciuman olfactory imajery, dan citraan gerak kinesthetik imajery. d. Kiasan Gaya Bahasa Kiasan atau biasa disebut juga bahasa kias merupakan gaya bahasa yang diwujudkan secara khas oleh penyair terhadap puisi yang hendak dituliskannya dengan tujuan-tujuan tertentu. Tujuan ini tidak terlepas dari fungsi estetis puisi. Menurut Sayuti 2008: 195 bahasa kias berfungsi sebagai sarana pengedepanan sesuatu yang berdimensi jarak dalam bentuk sesingkat-singkatnya. Bahasa kias biasa dimunculkan oleh penyair dengan tujuan untuk memunculkan efek puitis. 15 e. Sarana Retorik Sayuti 2008: 253 mengungkapkan bahwa pada dasarnya sarana retorik merupakan tipu muslihat pikiran yang menggunakan susunan bahasa yang khas sehingga pembaca atau pendengar merasa dituntut untuk berpikir. Sarana retorik merupakan sarana untuk berpikir sehingga pembaca atau pendengar puisi dapat lebih menghayati gagasan yang diekspresikan atau perasaan yang ingin ditumbuhkan penyairnya lewat dan dalam puisi. f. Wujud Visual Wujud visual merupakan pembeda yang paling awal dalam membedakan suatu karya sastra merupakan puisi, drama atau prosa fiksi. Wujud visual juga dapat dilihat sebagai perwujudan penguasaan teknik ekspresi seorang penyair. Artinya, bentuk-bentuk visual puisi juga menandai atau merujuk pada kemampuan penyair dalam mengukuhkan pengalaman-pengalaman kemanusiaannya lewat dan dalam puisi itu Sayuti, 2008: 282. g. Makna Setiap puisi selalu memiliki makna sesuai dengan apa yang dirasakan dan dipikirkan penyair. Pikiran, pandangan, rasa dan permasalahan yang melingkupi penyair inilah yang mendasari penciptaan puisi. Wiyatmi 2006: 73 menuturkan bahwa makna sebuah puisi, pada umumnya baru dapat dipahami. Setelah seorang pembaca memahami, arti tiap kata dan kiasan yang dipakai dalam puisi, juga memperhatikan unsur-unsur lain yang mendukung makna.