Fungsi dan Tujuan Menulis

21 mampu menghadapi setiap permasalahannya. Model ini menekankan segi penumbuhan kreativitas siswa. Widiarti 2013: 19 mengungkapkan bahwa sinektik merupakan model pembelajaran yang memberikan siswa kebebasan untuk menuangkan ide dan gagasan tanpa pemikiran tata bahasa, cara mengawali tulisan, dan lain-lain. Selain untuk meningkatkan kreativitas suatu individu, sinektik juga dirancang untuk mengembangkan kreativitas kelompok. Pemikiran-pemikiran dinilai sebagai kontribusi potensial dalam proses kelompok. Hasil aktivitas sinektik tidak harus selalu ditulis. Hasil itu juga dapat dilisankan atau hasil tersebut dapat berbentuk aktivitas-aktivitas bermain peran. Misalnya, ketika menggunakan sinektik untuk melihat masalah-masalah sosial atau perilaku, ingin memberitahukan perilaku situasional sebelum dan sesudah aktivitas sinektik, serta mengamati perubahan-perubahan. Prinsip yang perlu dipegang dari model sinektik menurut Endraswara 2006: 20 adalah dengan tidak membatasi pengalaman yang mungkin diperoleh siswa, menghormati gagasan-gagasan siswa yang muncul, jangan menakuti siswa dengan nilai ujian, membiarkan siswa berproses secara ‘liar’, memberi ruang untuk mengadu pendapat karena perbedaan individual sangat mungkin terjadi, kemudian memberikan motivasi siswa agar timbul ide-ide kreatif dan produktif. Sinektik dapat diterapkan di semua tingkatan umur, meskipun dengan siswa yang sangat muda. Sinektik adalah cara terbaik untuk memberikan latihan- latihan peregangan. Selain itu, pengaturannya juga sama seperti pendekatan lain dalam pengajaran, cermat bekerja dalam pengalaman, memperkaya penggunaan 22 materi-materi yang konkret, menerapkan secara hati-hati, dan merangkum prosedur-prosedur dengan jelas. Sinektik berkombinasi dengan model-model lain dengan mudah. Sinektik dapat memperpanjang konsep-konsep untuk dieksplorasi dengan kelompok, model pembelajaran memproses informasi, membuka dimensi- dimensi problem sosial yang dieksplorasi melalui bermain peran, investigasi kelompok, atau berpikir yurisprudensial, dan mengembangkan kekayaan masalah dan perasaan-perasaan yang dikuak oleh model-model lain dalam kelompok model pengajaran personal Joyce dkk, 2009: 271. Joyce dkk 2009: 271 mengungkapkan model pembelajaran sinektik cukup atraktif dan kombinasi keberuntungannya dalam meningkatkan pemikiran produktif, empati yang mendidik, dan kedekatan interpersonal menjadikannya dapat diterapkan pada siswa di semua tingkatan umur dan semua bidang kurikulum. Berdasarkan hal tersebut, model sinektik diyakini dapat digunakan sebagai upaya untuk melatih keterampilan menulis puisi. Penggunaan model ini dapat membantu siswa berproses kreatif melalui latihan langsung serta dapat diaplikasikan bagi pengembangan kekuatan kreatif yang umum dan respon kreatif bidang masalah. Penggunaan model ini lebih ditekankan dalam bidang keterampilan menulis karena lingkungan sosial mendorong kreativitas untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa memfungsikan dunia metaforis secara mandiri untuk dituangkan dalam kegiatan menulis puisi.