Jumlah kasus berdasarkan spesies plasmodium yang terinfeksi Jumlah kasus berdasarkan manifestasi klinis

dikenal pasti telah pergi ke satu daerah di Sumatera Barat namun tidak spesifik daerah mana dan empat orang juga mempunyai riwayat bepergian ke luar kota tetapi tidak spesifik ke daerah mana WHO, 2010.

5.2.5 Jumlah kasus berdasarkan spesies plasmodium yang terinfeksi

penderita Spesies plasmodium yang paling banyak teridentifikasi pada penelitian iniadalah P. Falciparum 64,5 dan 35.5 terindentifikasi dengan P.vivax. Di Indonesia, P. falciparum menjadi penyebabkasus malaria terbanyak. Hal ini sesuai dengan Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa penyebab Malaria tertinggi adalah P.falciparum 86,4 dan P.vivax 6,9 Riskesdas, 2010.

5.2.6 Jumlah kasus berdasarkan manifestasi klinis

Gejala dan tanda klinis paling banyak ditemukan oleh penderita malaria adalah demam 100. Demam merupakan sebagai salah satu gejala klasik malaria dan kebanyakan penderita datang ke rumah sakit dengan gejala awal demam Siahaan, 2011. Satu penelitian oleh A. Arsunan menunjukkan hasil yang signifikan dan adanya hubungan yang bermakna antara tanda klinis demam berdasarkan pengukuran suhu tubuh dengan pemeriksaan mikrokopis sehingga tanda klinis demam dapat dijadikan sebagai penyusun algoritma malaria Arsunan, 2010. Menggigil dan berkeringat banyak merupakan gejala klinis yang dikeluhkan penderita malaria dalam penelitian ini dengan masing-masing 83,8 dan 87. Sesuai dengan penelitian oleh M.Nizar menyatakan gejala ini merupakan prediktor yang baik dalam menetapkan seseorang menderita malaria karena mempunyai nilai kemaknaan yang cukup baik pada uji multivariat dan ditemukan nilai duga positif yang cukup tinggi terhadap gejala ini Nizar, 2011. Pada penelitian ini turut ditemukan penderita dengan gejala mual dan muntah dengan masing-masing sebanyak 51,6 dan 35,5. Pada penelitian oleh Dwi Putri mendapatkan sebanyak 77 dari 248 penderita malaria di RSUD Dr. M. Yunus tahun 2012 mengalami mual dan muntah Putri, 2012. Sakit kepala merupakan manifestasi klinis dengan adanya pelepasan faktor-faktor pemicu nyeri dari dalam eritrosit yang ikut keluar dengan pecahnya eritrosit kerana lepasnya merozoit. Hasil penelitian ini menunjukkan hanya 8 25,8 mengalami gejala sakit kepala sesuai dengan penelitian sebelum ini oleh Dinas kesehatan Kabupaten Propinsi Sulawesi Tengah menemukan nilai sensitivitas yang rendah sehingga menunjukkan penderita suspect malaria yang tidak mengalami sakit kepala tetapi hasil positif secara mikroskopis lebih tinggi. Paerunan, 2010. Gejala anemia atau pucat turut ditemukan dalam penelitian ini dengan jumlah sebanyak 10 32,3 orang. Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut hemoglobin. Penelitian oleh Dwi Putri 2012 diRSUD Dr. M. Yunus Kota bengkulu tahun 2012 menunjukkan daripada 22 sampel penderita malaria, sebanyak 3 orang mengalami anemia berat. Nyeri sendiotot merupakan manifestasi klinis dari pengeluaran zat pemicu sakit yang keluar bersama merozoit ketika eritrosit pecah dan adanya histamin release TNF-a yang menyebabkan adanya sensasi nyeri otot dan sendi. Dilihat dari gejala nyeri ototsendi, hanya 7 orang mengalami keluhan tersebut. Sesuai dengan penelitian sebelum ini oleh A. Arsunan menunjukkan nilai sensitivitas yang lebih rendah sehingga penderita suspek malaria yang tidak mengalami gejala ini dengan hasil mikroskopis yang positif lebih tinggi di Pulau Ambon Arsunan, 2010.

5.2.7 Jumlah kasus berdasarkan lama demam dan tipe demam