Komplikasi Pengobatan Malaria vivax dan malaria ovale

Kepadatan parasit dapat dilihat melalui dua cara yaitu semi kuantitatif dan kuantitatif. Metode semi-kuantitatif adalah menghitung parasit dalam Lapang Pandang BesarLPB dengan rincian sebagai berikut : - : Negatif tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB + : Positif 1 ditemuka n 1-10 parasit dalam 100 LPB ++ : Positif 2 ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB +++ : Positif 3 ditemuka n 1- 10 parasit dalam 1 LPB ++++: Positif 4 ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB Penghitungan kepadatan parasti secara kuantitatif pada sediaan darah tebal adalah menghitung jumlah parasit per 200 leukosit.Pada sediaan darah tipis, penghitungan jumlah parasti per 1000 eritrosit.

2.7.4 Tes diagnostik cepat RDT rapid diagnostic test

Seringkali pada Kejadian Luar Biasa KLB, diperlukan tes yang cepat untuk dapat menanggulangi malaria di lapangan dengan cepat. Metode ini mendeteksi adanya antigen malaria dalam darah dengan cara imunokromatografi. Dibandingkan uji mikroskopis, tes ini mempunyai kelebihan yaitu hasil pengujian dengan cepat dapat diperoleh, tetapi lemah dalam hal spesitifitas dan sensitivitas.

2.7.5 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita meliputi pemeriksaan kadar haemoglobin, hematokrit, jumlah leuko sit, eritrosit, dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah gula,darah,SGOT,SGPT,tes fungsi ginjal, serta pemeriksaan lainnya sesuai indikasi.

2.8 Komplikasi

Komplikasi malaria umumnya disebabkan karena P.falciparum dan sering disebut pernicious manifestasions. Sering terjadi mendadak tanpa gejala-gejala sebelumnya,dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada orang pendatang dan kehamilan. Komplikasi terjadi 5-10 pada penderita yang dirawat di RS dan 20 diantaranya merupakan kasus yang fatal WHO, 2011. Penderita malaria dengan komplikasi umunya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi seperti berikut : a Malaria cerebral coma yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 20 menit setelah serangan kejang, derajat penurunan kesadaran harus dilakukan penilaian berdasar GSC Glascow Coma Scale ialah bawah 7 atau equal dengan kesadaran klinis soporous. b Acidemiaacidosis ; PH darah distress respiratory. c Anemia berat Hb 10.000 ul ; bila anemianya hipokromik atau mikrositik harus dikesampingkan adanya gejala anemia defisiensi besi,talasemiahemoglobinopati lainnya. d Gagal ginjal akut urine kurang dari 400 ml24jam pada orang dewasa atau 12 mlkg BB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin 3 mgdl. e Edema paru non-kardiogenikARDS adult respiratory distress syndrome. f Hipoglikemi. g Gagal sirkulasi atau shock. h Pendarahan spontan dari hidung atau gusi,saluran cerna dan disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler. i Kejang berulang lebih dari 2 kali24jam. j Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan karena obat anti malaria kelainan eritrosit kekurangan G6PD. k Diagnosis post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan otak.

2.9 Pengobatan

Obat antimalaria dapat dibagi dalam 9 golongan yaitu : a Kuininkina b Mepakrin c Klorokuin,amodiakuin d Proguanil,klorproguanil e Primakuin f Pirimetamin g Sunfon dan sulfonamide h Kuinolin methanol i Antibiotic Berdasarkan susptiblitas berbagai macam stadium parasit malaria terhadap obat antimalaria, maka obat antimalaria dapat dijuga menjadi dalam 5 golongan yaitu : a Skizontisida jaringan primer yang dapat membunuh parasit stadium praeritrosiitik dalam hari sehingga mencegah parasit masuk dalam eritrosit ,jadi digunakan sebagai obat profilaksis kausal.Obat adalah proguanil,pirimetamin. b Skizontisida jaringan sekunder dapat membunuh parasit siklus eksoeritrositik P.vivax dan P.ovale dan digunakan untuk pengobatan radikal sebagai obat anti relaps,obatnya adalah primakuin. c Skizontisida darah yang dapat membunuh parasit stadium eritrisitik yang berhubungan engan penyakit akut disertai gejala klinik. Obat ini digunakan untuk pengobatan supresif bagi keempat spesies Plasmodium dan juga dapat membunuh stadium gametosit P.vivax, P.malariae, dan P.ovale tetapi tidak efektif untuk gametosit P.falciparum. Obatnya adalah kuinin, klorokuin, atau amodiakuin, atau proguanil dan pirimetamin yang mempunyai efekterbatas. d Gametositosida yang menghancurkan semua bentuk seksual termasuk gametosit P.falciparum. Obatnya adalah primakuin sebagai gametositosida untuk keempat spesies dan kuinin, klorokuin, atau amodiakuin sebagai gametositosida untuk P.vivax,P.malariae dan P.ovale. e Sporontosida yang dapat mencegah atau menghambat gametosit dalam darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk Anopheles. Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah primakuin dan proguanil.

2.9.1 Pengobatan malaria tanpa komplikasi a.Pengobatan Malaria Falciparum

1Pengobatan lini pertama malaria falciparum i. Pengobatan lini pertama malaria falciparum adalah artesunat + amodiakuin + primakuin. ii. Pemberian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual. iii. Obat kombinasi diberikan peroral selama 3 hari dengan dosis tunggal harian amodiakuin basa 10 mgkg BB dan artesunat 4 mgkg BB. 2 Pengobatan lini kedua malaria falciparum i. Pengobatan linikedua menggunakan kina + doksisiklin atau tetrasiklin + primakuin. ii. Tablet kina diberikan peroral,3 hari sehari dengan dosis 10 mgkg BB selama 7 hari. iii. Doksisiklin, dosis dewasa adalah 4 mgkgBBhari dibagi dalam 2 dosis per hari selama 7 hari, dosis anak usia 8-14 tahun 2 mgkgBBhari.Tidak boleh diberikan pada ibu hamil atau anak berusia kurang dari 8 tahun.Jika tidak tersedia dapat menggunakan tetrasiklin. iv. Tetrasiklin.Pemberian dibagi dalam 4 dosis selama 7 hari, dengan dosis 4- 5 mgkgBBkali.

b.Pengobatan Malaria vivax dan malaria ovale

1Pengobatan lini pertama i. Lini pertama pengobatan malaria vivax dan ovale adalah Artemisin-based Combination Therapy ACT yaitu artesunate + amodiaquin atau Dihydroartemisin Piparaquin DHP.Artesunate diberikan dengan dosis sebesar 4 mgkgBB,sedangkan amodiaquin sebesar 10mgkgBB. ii. Dosis obat untuk malaria vivax sama dengan malaria falciparum,dimana perbedaannya adalah pemberian obat primakuin selama 14 hari dengan dosis 0,25 mgkgBB. iii. Primakuin berfungsi untuk membunuh gametosit yang ada di dalam hati. iv. Pengobatan efektif apabila sampai hari ke-28 setelah pemberian obat,ditemukan keadaan sebagai berikut :klinis sembuh sejak hari ke-4 dan tidak ditemuka n parasit stadium aseksual sejak hari ke-7. v. Pengobatan lini kedua diberikan bila pengobatan lini pertama tidak efektif. 2Pengobatan lini kedua i. Pengobatan lini kedua untuk malaria vivax dan malaria ovale adalah Kina + Primakuin. ii. Primakuin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, bayi berumur kurang dari 1 tahun, dan penderita defisiensi G6-PD. 3Pengobatan malaria vivax yang relaps i. Pengobatan malaria vivax yang relaps kambuh sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin ditingkatkan,primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5 mgkgBBhari.

c.Pengobatan malaria malariae