Manifestasi Klinis Gambaran Klinis Pasien Malaria Yang Dirawat di Bangsal Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan Tahun 2012-2013

penyebab gejala dan tanda malaria. Parasit dalam eritrosit secara garis besar mengalami 2 stadium, yaitu stadium cincin pada 24 jam pertama, dan stadium matur pada 24 jam kedua. Permukaan parasit pada stadium cincin akan menampilkan Ring - Erythrocyte Surface Antigen RESA yang menghilang setelah parasit masuk stadium matur. Permukaan membran parasit stadium matur akan mengalami penonjolan yang membentuk knob dengan Histidin rich protein 1 HRP1 sebagai komponen utamanya. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi pecah melepaskan merozoit yang akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer Kusuma, 2011. Gambar 1: Siklus Hidup Parasit Malaria Sumber : http:www.dpd.cdc.govdpdx

2.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis penyakit malaria sangat khas dengan adanya serangan demam yang intermitten, anemia sekunder dan splenomegali. Penyakit ini cenderung untuk beralih dari keadaan akut ke keadaan manahun. Selama stadium akut terdapat masa demam yang intermitten.Selama stadium manahun berikutnya, terdapat masa laten yang diselangi oleh relaps beberapa kali. Relaps ini sangat mirip dengan serangan pertama Anastasia, 2013. Masa tunas dapat berbeda-beda antara 9 sampai 40 hari dan ini menggambarkan waktu antara gigitan nyamuk yang mengandung sporozoit dan permulaan gejala klinis.Selain itu, masa tunas infeksi P.vivax dapat lebih panjang dari 6 sampai 12 bulan atau lebih. Infeksi P.malariae dan P.ovale sampai bertahun-tahun. Karena itu di daerah beriklim dingin,infeksi P.vivax yang didapati pada musim panas atau musim gugur mungkin tidak menimbulkan penyakit akut sampai musim semi berikutnya. Malaria klinis dapat terjadi berbulan-bulan setelah obat-obatan supresif dihentikan. Serangan pertama pada malaria akut terdiri atas beberapa serangan dalam waktu 2 minggu atau lebih yang diikuti oleh masa laten yang panjang dan diselingi oleh relaps pada malaria manahun. Serangan demam ini berhubungan dengan penghancuran sel darah merah yang progresif,badan menjadi lemah,dan limpa membesar. Tipe jinak biasanya disebabkan oleh P.falciparum Anastasia, 2013. Dalam periode prodormal yang berlangsung satu minggu atau lebih, yaitu bila jumlah parasit di dalam darah sedang bertambah selama permulaan siklus aseksual, tidak tampak manifestasi klinis yang dapat menentukan diagnosis. Gejala dapat berupa perasaan lemas, tidak nafsu makan,sakit pada tulang dan sendi. Demam tiap hari atau tidur tidak teratur,mungkin sudah ada. Di daerah non edemi diagnosis pertama seringkali ialah influenza. Serangan permulaan atau pertama sangat khas oleh karena adanya serangan demam intermitten yangberulang-ulang pada waktu berlainan, 48 jam untuk P.vivax, P.ovale, P.falciparum dan 72 jam untuk P.malariae. Waktu yang sebenarnya pada berbagai strain P.vivax berbeda-beda dari 43,6 jam sampai 45,1 jam. Serangan dimulai dengan stadium dingin atau rigor yang berlangsung selama kurang lebih satu jam. Pada waktu itu penderita menggigil,walaupun suhu badannya lebih tinggi dari normal.Kemudian menyusul stadium panas yang berlangsung lebih lama dan kulit penderita menjadi kering serta panas,muka menjadi merah,suhu mencapai 39 – 40° C,nadi cepat dan penuh,kepala pusing, mual,kadang-kadang muntah,dan pada anak kecil timbul kejang-kejang.Kemudian penderita berkeringat banyak,suhu badan turun,sakit kepala hilang,dan dalam waktu beberapa jam penderita menjadi lelah.Serangan demam biasanya berlangsung 8 sampai 12 jam,dan pada infeksi P.falciparum berlangsung lebih lama Anastasia, 2013. Serangan ini sering dianggap disebabkan oleh hemolisis sel darah merah atau disebabkan oleh syok karena adanya haemoglobin bebas atau adanya hasil metabolisme. Virulensi sering berhubungan dengan intensitas parasitemia Anastasia, 2013. Perioditas serangan berhubungan dengan berakhirnya skizogoni,apabila skizon matang kemudian pecah,merozoit bersama pigmen dan benda residu keluar dari sel darah merah memasuki aliran darah. Ini merupakan suatu infeksi protein asing dan kemudian pada infeksi akut terdapat leukositosis sedang dengan granulositosis tetapi dengan turunnya suhu badan maka timbul leukopenia dengan monositosis relative dan limfositosis. Jumlah sel darah putih sebesar 3000 sampai 45.000 pernah dilaporkan. Pada permulaan infeksi dapat terjadi trombositopenia jelas,tetapi hal ini bersifat sementara Anastasia, 2013. Apabila seseorang telah terinfeksi Plasmodium, gejalanya mulai timbul dalam waktu 10 hingga 35 hari setelah parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. Gejala awalnya sering kali berupa demam ringan yang hilang-timbul, sakit kepala, sakit otot dan menggigil bersamaan dengan perasaan tidak enak badanmalaise. Kadang gejalanya diawali dengan menggigil yang diikuti oleh demam. Gejala ini berlangsung 2-3 hari dan sering diduga dengan gejala flu. Pola penyakitnya pada keempat jenis malaria ini berbeda Anastasia, 2013. Pada malaria falciparum biasa terjadi kelainan fungsi otak, yaitu suatu komplikasi yang disebut malaria serebral. Gejalanya adalah demam minimal 40°C,sakit kepala hebat,mengantuk,deliriummengigau. Malaria serebralbiasanya berakibat fatal. Paling sering terjadi pada bayi,wanita hamil dan pelancong yang baru datang dari daerah malaria. Pada malaria vivax,mengigau biasa terjadi jika demamnya tinggi,sedangkan gejala otaknya lainnya tidak ada. Pada semua jenis malaria,jumlah sel darah putih total biasanya normal tetapi jumlah limfosit dan monosit meningkat. Jika tidak diobati,biasanya akan timbul jaundice ringan sakit kuning serta pembesaran hati dan limpa. Kadar gula darah bahkan bisa turun lebih rendah pada penderita yang diobati dengan kuinin. Jika sejumlah kecil parasit menetap di dalam darah, kadang malaria bersifat menetap Anastasia, 2013. Gejala lain adalah apati,sakit kepala yang timbul secara periodik,merasa tidak enak badan,nafsu makan berkurang,lelah disertai serangan menggigil dan demam. Gejala tersebut sifatnya lebih ringan dan serangannya berlangsung lebih pendek dariserangan pertama.Blackwater fever adalah suatu komplikasi malaria yang jarang terjadi. Demam ini timbul akibat pecahnya sejumlah sel darah merah.Sel yang pecah melepaskan pigmen merah hemoglobin ke dalam aliran darah. Hemoglobin ini dibuang melalui air kemih dan berubah warna air kemih menjadi gelap. Blackwater fever hampir selalu terjadi pada penderita malaria falciparum manahun, terutama yang mendapatkan pengobatan kuinin Anastasia, 2013.

2.6 PATOGENESIS DAN PATOLOGI