PENDAHULUAN Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.Sc CTM, Sp.AK

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai sebagai hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut, kebijakan, prakarsa dan kemampuan sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat telah membuka peluang dan kesempatan luas bagi daerah untuk merekonstruksikan format penyelenggaraan pemerintahan lokal yang sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat, karena Otonomi Daerah harus dibarengi dengan basis kultural masyarakat lokal. Format baru dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pemerintahan lokal yang merupakan reformasi dari sistem sebelumnya semestinya dibangun diatas tatanan budaya, adat-istiadat dan nilai-nilai lokal yang dapat memberikan ruang publik untuk berpartisipasi dan akses dalam politik lokal yang bertumpu pada semangat egaliterian dalam kehidupan masyarakat madani. Kemiskinan bukan hanya permasalahan ekonomi semata, tetapi lebih merupakan hasil akhir dari interaksi faktor-faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya. Untuk mengatasi permasalahan ini sangat diperlukan suatu proses pemberdayaan. Universitas Sumatera Utara Dengan pemberdayaan akan dapat membentuk suatu kekuatan yang memungkinkan masyarakat dapat bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri. Provinsi Sumatera Utara yang kaya akan sumberdaya alamnya, dari tahun ke tahun terus terjadi peningkatan yang signifikan terhadap penduduk miskin, dimana kemiskinan di Sumatera Utara bukan disebabkan oleh kemiskinan alami semata, tetapi lebih disebabkan oleh kemiskinan struktural yang multi dimensional, yakni suatu keadaan dimana kebijakan pembangunan yang tidak memihak pada orang miskin. Menurut Mubyarto 1995 kemiskinan struktural merupakan jenis keadaan kemiskinan diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Adapun penyebab di Kecamatan Stabat antara lain: 1 masalah rendahnya pendidikan, 2 akumulasi modal yang rendah, 3 kurangnya keterampilan masyarakat. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk peningkatan pendapatan masyarakat dengan meningkatnya pendapatan maka kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. Kesejahteraan adalah melalui peningkatan akses pada pemeliharaan kesehatan, program pengentasan kemiskinan dan pelayanan pendidikan. Keduanya Universitas Sumatera Utara dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas penduduk sebagai sumberdaya pembangunan. Sasaran pembangunan yang berorientasi pada wilayah tertinggal adalah peningkatan dan pembangunan infrastruktur pedesaan yang diperlukan pada desa-desa tertinggal untuk memperbaiki dan membangun irigasi, jalan umum dan prasarana air bersih. Dewasa ini dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat kecil dalam hal ini adalah masyarakat pedesaan pemerintah telah banyak mengeluarkan progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan. Progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri dimulai tahun 2007 yang terdiri dari progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan, progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri perkotaan dan progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dalam hal dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah daerah dan berkelanjutan melalui beberapa tahapan yang berkesinambungan. Pendekatan progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan merupakan pengembangan dari program pengembangan kecamatan PPK, yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan program pengembangan kecamatan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektifitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri merupakan kelanjutan Universitas Sumatera Utara dari program pengembangan kecamatan PPK namun perbedaan diantaranya menyangkut masalah sharing dana antar pusat dan daerah, program pengembangan kecamatan PPK murni anggaran dari pusat sedangkan progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri sharing pusat dan daerah, serta program pengembangan kecamatan PPK tidak tampak pemberdayaannya. Visi progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin pedesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumberdaya di luar lingkungannya, serta mengelola sumberdaya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan adalah: 1 peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; 2 pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; 3 pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal; 4 peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; 5 pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Sedangkan tujuan khusus progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan antara lain : meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, Universitas Sumatera Utara melembagakan pengelolaan pembangunan, pengembangan kapasitas pemerintahan desa, menyediakan prasarana sosial, melembagakan pengelolaan dana bergulir, mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa dan mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan. Depdagri RI, 2008 Progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan No. 25KEPMENKOKESRAVII2007 tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM Mandiri. Pelaksanaan program ini pada seluruh pedesaan di Indonesia, dimana yang menjadi sasarannya adalah masyarakat miskin pedesaan, kelembagaan masyarakat dipedesaan dan kelembagaan pemerintahan lokal. Pendanaan program ini bersumber dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD serta swadaya masyarakat dan partisipasi dunia usaha. Berikut ini alur tahapan progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan yang dilaksanakan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara ORIENTASI DAN PENGAMATAN LAPANGAN ALUR TAHAPAN PNPM MANDIRI PEDESAAN MAD Sosialisasi Musdes Sosialisasi EVALUASI Operasional Pemeliharaan Musdes Serah Terima Pencairan Dana dan Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kader Pemberdayaan Mayarakat DesaKelurahan PenggalianGagasan Musy. Desa Khusus Perempuan Form : Survey disusun criteria kesejahteraan pemetaan RTM diagram kelembagaan kalender musim peta sosial Supervisi Pelaksanaan, Kunjungan Antar Desa, Pelatihan Tim Pemeliharaan Musdes Perencanaan Penulisan Usulan dgtanpa desain RAB Verifikasi Usulan Musdes Pertanggung jawaban Suprvisi Pelaksanaan dan Kunjungan Antar Desa 1.Visi Desa. 2.Peta Sosial Desa 3.Usulan Peta BI M, ADD, PJM, lainnya 4.PJM RKP Des, RPJM Des Pencairan Dana dan Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Pendaftaran tenaga, pelatihan TKP, UPK, dan pelaku desa lainnya Musrembang Kab Fonim SKPD Musdes Informasi Hasil MAD MAD Prioritas Usulan -Rangkaian Usulan -Renstra Kecamatan Desain RAB Verifikasi Teknis SPP MAD Penetapan Usulan Penetapan Pendanaan Usulan Kecamatan Sumber: Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Pedesaan 2008 Gambar 1.1 Alur Tahapan Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Pedesaan Universitas Sumatera Utara Gambar di atas menjelaskan bahwa tahapan dalam progam nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan dimulai dari perencanaan kegiatan yang terdiri dari sub kegiatan musyawarah antar desa MAD sosialiasasi, musyawarah desa Musdes sosialisasi, pelatihan kader pemberdayaan masyarakat desakelurahan, penggalian gagasan, musyawarah desa khusus perempuan, musyawarah perencanaan, penulisan usulan desa, verifikasi usulan, musyawarah antar desa prioritas usulan, musyawarah antar desa penetapan usulan, musyawarah desa informasi hasil musyawarah antar desa, pengesahan dokumen surat perjanjian pemberian bantuan SPPB. Kemudian pelaksanaan kegiatan meliputi persiapan pelaksanaan, pelaksanaan, musyawarah desa pertanggung jawaban, sertifikasi, revisi kegiatan, dokumentasi kegiatan, penyelesaian kegiatan. Pelestarian kegiatan, meliputi: hasil kegiatan, proses pelestarian, komponen pendukung pelestarian, sistem pemeliharaan dan pelatihan pemeliharaan. Kemudian mekanisme penyaluran dana bantuan ini antara lain dapat dilihat dari gambar berikut: Tahap Terakhir Proses Penyelesaian Penyiapan Masih Habis Uang masuk ke Kas TPK Tahap Pencairan UPK SPPB + RPD + LPD + KW 2 + SKMP tahap akhir Tahap Pencairan Catatan kegiatan yg harus dibayar Universitas Sumatera Utara Pembayaran Pembukuan Buku bukti Sumber: Depdagri RI, 2008 Gambar 1.2 Mekanisme Penyaluran Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM Mandiri Pedesaan Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa proses penyaluran dana dari rekening kolektif BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan UPK kepada Tim Pengelola Kegiatan TPK di desa, dengan mekanisme 1 pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan SPPB antara Unit Pengelola Kegiatan UPK dengan Tim Pengelola Kegiatan TPK, 2 Tim Pengelola Kegiatan TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana RPD sesuai kebutuhan dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan dan 3 untuk penyaluran berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana LPD sebelum dilengkapi bukti-bukti yang sah. Berbagai program dari pemerintah tersebut merupakan upaya nyata dalam rangka memberdayakan masyarakat pedesaan agar masyarakat dapat lebih mandiri. Namun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan khususnya yang terjadi di Kecamatan Stabat ditemukan beberapa fenomena: 1. Program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan berdasarkan Juklat diperuntukkan bagi masyarakat miskin sedangkan dalam pelaksanaannya kurang melibatkan masyarakat miskin, hal ini terbukti hampir Universitas Sumatera Utara 90 dana pada simpan pinjam diperuntukkan bagi pedagang, petani dan mereka yang sudah memiliki usaha, sedangkan masyarakat miskin sulit memperoleh dana tersebut. 2. Program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan dikelola oleh tim pengelola yang menguasai permasalahan di lapangan, namun kenyataannya masih terkesan kurang terampilnya unit pengelola kegiatan UPK yang mengelola program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan hal ini dapat dilihat dari lambannya setiap penyaluran dana kepada masyarakat. 3. Program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan diperuntukkan kepada masyarakat dalam rangka pemberdayaan, namun masyarakat masih kurang respek terhadap program ini, karena mereka merasa kurang diikutsertakan dalam pelaksanannya. 4. Program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM mandiri pedesaan dilaksanakan berdasarkan partisipasi masyarakat, namun adanya indikasi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan swadaya dalam rangka pembangunan di pedesaaan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini memfokuskan tingkat partisipasi masyarakat khususnya mengenai kegiatan simpan pinjam dalam sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat” . Universitas Sumatera Utara

1. 2. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146