Kabupaten Langkat HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kabupaten Langkat

Berdasarkan Peraturan Pemerintah PP No.7 tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya Bupati Netap Bukit. Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi tiga kewedanan yaitu : 1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai. 2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura. 3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan. Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Asisten Wedana Camat sebagai perangkat akhir. Untuk melaksanakan pembangunan yang merata, Kabupaten Langkat dibagi atas tiga wilayah pembangunan. 1. Wilayah Pembangunan I Langkat Hulu meliputi : a. Kecamatan Bahorok dengan 19 sembilan belas desa. b. Kecamatan Salapian dengan 22 dua puluh dua desa. c. Kecamatan Kuala dengan 16 enam belas desa. d. Kecamatan Selesai dengan 13 tiga belas desa. e. Kecamatan Binjai dengan 7 tujuh desa. Universitas Sumatera Utara f. Kecamatan Sei Bingai dengan 15 lima belas desa. 2. Wilayah Pembangunan II Langkat Hilir meliputi : a. Kecamatan Stabat dengan 5 lima desa dan 7 tujuh kelurahan. b. Kecamatan Secanggang dengan 14 empat belas desa. c. Kecamatan Hinai dengan 12 dua belas desa. d. Kecamatan Tanjung Pura dengan 15 lima belas desa dan 1 satu kelurahan. 3. Wilayah Pembangunan III Teluk Haru meliputi : a. Kecamatan Gebang dengan 9 sembilan desa. b. Kecamatan Berandan Barat dengan 6 enam desa. c. Kecamatan Sei Lepan dengan 5 lima desa dan 5 lima kelurahan. d. Kecamatan Babalan dengan 5 lima desa dan 3 tiga kelurahan. e. Kecamatan Pangkalan Susu dengan 14 empat belas desa dan 2 dua kelurahan. f. Kecamatan Besitang dengan 8 delapan desa dan 3 tiga kelurahan. Tiap-tiap wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang pembantu Bupati. Disamping itu dalam melaksanakan otonomi daerah Kabupaten Langkat dibantu atas dinas-dinas otonom, Instansi pusat baik Departemen maupun non Departemen yang kesemuanya merupakan pembantu-pembantu Bupati dalam melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Universitas Sumatera Utara

4. 2. Kondisi Wilayah

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146