27
2.3. Kerangka Pemikiran
Analisis usaha penangkapan ikan bilih di Danau Toba adalah analisis mengenai kelayakan
pengelolaan perikanan tangkap untuk meningkatkan dan mempertahankan produksi dalam keadaan baik yaitu mendekati tingkat potensi
produksi ikannya dan melestarikan lingkungan sumber daya ikan. Usaha penangkapan ikan bilih ini cukup prospektif, karena merupakan primadona baru
dalam dunia perikanan di Danau Toba yang memiliki nilai jual yang istimewa. Hal ini didukung karena kini ikan ini sudah langka di daerah asal.
Karena dianggap datangnya tiba-tiba, produksi ikan bilih melejit pada tahun 2005
ikan bilih ini dianggap sebagai ikan ”anugerah” yang tumbuh menjadi salah satu penopang utama ekonomi masyarakat. Masalah pun muncul seiring dengan upaya
eksploitasibesar-besaran yang dilakukan oleh nelayan tanpa mengindahkan kelestariannya. Wibowo, S. 2009.
Adapun tujuan pengelolaan perikanan tangkap adalah untuk meningkatkan dan
mempertahankan produksi dalam keadaan baik yaitu mendekati tingkat potensi produksi ikannya dan melestarikan lingkungan sumber daya ikan.
Skema kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 yang
ada di bawah ini.
28 Keterangan :
menyatakan hubunganpengaruh
Gambar 2. Skema kerangka pemikiran
Layak Tidak Layak
Ikan Bilih
Pasar Sistem Penangkapan Ikan Bilih
Tingkat Produksi Tangkapan Ikan Bilih
Kelayakan Usaha: Analisis RC
Pendapatan Ikan Bilih Penerimaan Ikan Bilih
Harga
Biaya Penangkapan
Kontribusi terhadap Total Pendapatan Keluarga
29
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan identifikasi masalah-masalah penelitian tersebut,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu:
1. Usaha penangkapan ikan bilih layak dijalankan di daerah penelitian.
2. Kontribusi pendapatan ikan bilih cukup besar terhadap pendapatan keluarga.
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah dilakukan secara Purposive Sampling sengaja yaitu di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir dengan pertimbangan bahwa di
daerah penelitian terdapat kegiatan penangkapan ikan bilih, dekat dengan pusat pasar, ibu kota kabupaten dan merupakan salah satu tempat dengan jumlah unit
bagan tangkap ikan bilih terbesar di Kabupaten Samosir di samping kecamatan Simanindo. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Jumlah Unit Bagan Tangkap Ikan Bilih dan Kecamatan 2009
No. Kecamatan
Bagan Tangkap Unit
1 Sianjur Mula-mula
10 2
Harian 5
3 Sitio-tio
12 4
Onan Runggu 28
5 Nainggolan
23 6
Palipi 30
7 Ronggur ni Huta
- 8
Pangururan 138
9 Simanindo
269
Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Samosir tahun 2009
Kecamatan Simanindo merupakan daerah dengan jumlah bagan tangkap ikan bilih terbesar yaitu 269 unit, namun peneliti tidak memilih daerah ini karena letak
daerahnya yang terlalu jauh dari Kota Pangururan faktor biaya penelitian, disusul dengan Kecamatan Pangururan sebesar 138 unit. Kecamatan Ronggur ni
Huta terletak di dataran tinggi dan cukup jauh dari kawasan Danau Toba, sehingga tidak terdapat kegiatan penangkapan ikan bilih di daerah ini.
31
3.2. Metode Penentuan Sampel