Kedinamisan suatu kelompok sangat ditentukan oleh kedinamisan anggota kelompok melakukan interaksi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu untuk
mengetahui dinamis tidaknya suatu kelompok dan untuk mengetahui apakah sistem sosial suatu kelompok tersebut dikatakan baik atau tidak, dapat dilakukan
dengan menganalisis anggota kelompok tani melalui penilaian-penilaian anggota kelompok tani terhadap dinamika organisasi kelompok tani yaitu kelompok tani
yang ada di kabupaten Langkat yang memiliki 1772 kelompok tani yang tersebar di 20 kecamatan. Sejumlah kelompok tani yang tersebar di 20 kecamatan di
kabupaten Langkat dikelompokkan berdasarkan laju berdiri kelompok tani, jumlah anggota, jenis kelompok, dan kelas kemampuan kelompok tani. Dari
penjelasan diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana perkembangan kelompok tani selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian?
2. Bagaimana karakteristik anggota kelompok tani umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, dan luas lahan di daerah penelitian?
3. Bagaimana penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan kelas utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani di daerah penelitian?
4. Bagaimana perbedaan penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani di daerah penelitian?
5. Bagaimanakah masalah-masalah organisasi kelompok tani menurut petani anggota kelompok tani?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan kelompok tani di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui karakteristik anggota kelompok tani umur, tingkat
pendidikan, masa keanggotaan, dan luas lahan di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan kelas
utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani di daerah penelitian. 4. Untuk mengetahui perbedaan penilaian anggota kelompok tani kelas lanjut dan
utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani di daerah penelitian. 5. Untuk mengetahui masalah-masalah organisasi kelompok tani menurut petani
anggota kelompok tani.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan juga berguna untuk
pihak-pihak akademik yang berkepentingan untuk mengadakan penelitian tentang kelompok tani, serta sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait
lainnya dalam mengambil kebijakan atas pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pentingnya kepengurusan dalam kelompok tani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumberdaya keakraban dan
keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua. Trimo, 2006. Kelompok tani menurut Anonim dalam Mardikanto diartikan sebagai kumpulan
orang-orang tani atau yang terdiri dari petani dewasa priawanita maupun petani taruna pemudapemudi yang terikat secara formal dalam suatu wilayah keluarga
atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani. Mardikanto, 1993.
Efektifitas kelompok dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan sistem dan pendekatan tujuan. Teori pendekatan sistem menekankan pentingnya adaptasi
terhadap tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian keefektifan kelompok. Teori sistem menerangkan pembahasan pengembangan kelompok secara intern dan
ekstern. Secara intern melihat bagaimana dan mengapa orang di dalam organisasi melaksanakan tugas individual dan kelompok, sedangkan ekstern menghubungkan
transaksi organisasi tersebut dengan organisasi atau lembaga lain. Setiap organisasi membutuhkan sumber daya dari lingkungan luar dimana organisasi
tersebut menjadi bagiannya dan pada gilirannya menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan lingkungan yang lebih luas. Sedangkan pendekatan tujuan
menekankan seberapa jauh tujuan kelompok yang ditetapkan telah tercapai sebagai penilaian keefektifan kelompok. Gibson, 1995.
Kelompok tani pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan
masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi
untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain. Samsudin, 1993. Suhardiyono menyatakan bahwa untuk meningkatkan dinamika kelompok tani
harus dikembangkan sepuluh jenis kemampuan kelompok tani yang disebut dengan sepuluh jurus kemampuan kelompok tani yang terdiri atas : 1 menyusun
rencana kerja kelompok tani, 2 kerjasama intern kelompok tani, 3 menerapkan teknologi baru, 4 memecahkan masalah kelompok dan mengatasi keadaan
darurat, 5 pemupukan modal usaha, 6 kemampuan mengembangkan peralatan dan fasilitas kelompok, 7 membina hubungan melembaga dengan KUD,
prosesor, eksportir, perbankan dan instansi terkait, 8 peningkatan produktivitas usaha tani, 9 ketaatan terhadap perjanjian, dan 10 pembinaan kader pimpinan
kelompok. Suhardiyono, 1992. Kelompok tani biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas
dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi
kelompot tani yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuaikan
dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Masing-masing
pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain
itu juga kelompok tani harus memiliki dan menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku bagi setiap kelompoknya dengan sanksi-sanksi yang jelas dan tegas.
Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10-25 orang anggota. Suhardiyono, 1992.
Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani, antara lain sebagai berikut :
a Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya
kepemimpinan kelompok. b
Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani.
c Semakin cepatnya proses perembesan difusi penerapan inovasi teknologi
baru. d
Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang pinjaman petani.
e Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan
input maupun produk yang dihasilkan. f
Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasan oleh petani. Mardikanto, 1996.
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani : a Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.
b Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan petugaspenyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
c Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, pengurus maupun dengan petugaspenyuluh.
d Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani kelompok. Nasir, 1997.
2.2. Landasan Teori