kelompok tani kelas utama bahwa kegiatan pengurus dalam mencari dan memberikan informasi sangat aktif. Jadwal kunjungan PPL dilakukan 12 kali
dalam 3 minggu untuk menggerakkan anggota-angota kelompok untuk lebih giat berpartisipasi dalam pertemuan kelompok. Berbeda dengan kelompok tani kelas
pemula di desa sambirejo tidak mengalami kenaikan tingkat kelompok tani dikarenakan pengurus kelompok tani kurang giat dalam menggerakkan
anggotanya untuk berpartispasi dalam kelompok. Pengurus hanya melaksanakan pertemuan kelompok tani di desa penelitian 6 kali dalam setahun.
5.2. Karakteristik Petani Anggota Kelompok Tani di Daerah Penelitian
Karakteristik petani yaitu umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dalam kelompok tani dan luas lahan yang dimiliki merupakan faktor-faktor yang dimiliki
petani di daerah penelitian. Berikut adalah karakteristik petani anggota kelompok tani yang menjadi sampel penelitian.
Tabel 20. Karakteristik Sampel Penelitian
Karakteristik Kelompok Tani 1
Kelas Utama N = 30
Kelompok Tani 2 Kelas Pemula
N = 30 Total
N = 60 1.Umur
43,9 46,5
45,2 2.Tingkat Pendidikan
9,4 7
8,2 3.Masa Keanggotaan
15,33 2,8
9,06 4.Luas Lahan
0,58 0,66
0,62 Sumber : Lampiran 4 dan 5
1. Umur
Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata diperoleh karakteristik umur di dua daerah penelitian cenderung sama. Tabel di atas menunjukkan bahwa sampel
pertama yaitu kelompok tani kelas utama KTU di desa Sambirejo memiliki umur rata-rata petani anggota adalah 44 tahun sedangkan sampel kedua yaitu
kelompok tani kelas pemula KTP di desa Kwala Begumit diperoleh umur rata- rata petani anggota adalah 46 tahun. Perolehan rataan umur tersebut
mengindikasikan bahwa para anggota kelompok tani di dua daerah penelitian ini berada pada usia produktif.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan anggota kelompok tani pada dua kelompok sampel rata-rata berada pada tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP. Namun jika dilihat dari
perolehan rata-rata lamanya petani menempuh pendidikan maka dapat diketahui
bahwa di desa Sambirejo lebih tinggi dibandingkan dengan desa Kwala Begumit dikarenakan kebanyakan petani sampel di desa Sambirejo telah menamatkan
SMP. Berdasarkan perolehan rata-rata tingkat pendidikan yang telah ditempuh petani adalah sedang yaitu tingkat SMP secara keseluruhan sehingga dapat
diindikasikan bahwa rata-rata anggota kelompok tani di daerah penelitian sudah baik dalam membaca, menulis dan menghitung sederhana.
3. Masa Keanggotaan
Masa keanggotaan petani anggota kelompok tani berkisar antara 1-35 tahun dimana untuk anggota kelompok tani kelas utama di desa Sambirejo sudah 15
tahun tergabung dalam kelompok tani. Sedangkan anggota kelompok tani kelas pemula di desa Kwala Begumit, masa keanggotaan petani adalah 3 tahun. Dapat
disimpulkan bahwa rata-rata petani anggota kelompok tani di dua daerah penelitian memiliki masa keanggotaan dalam kelompok tani adalah lama yaitu 9
tahun yang berarti telah mampu menyesuaikan diri dengan suasana kelompok. 4.
Luas Lahan Rata-rata yang dimiliki petani anggota kelompok tani pada dua kelompok sampel
adalah 0,62 Ha. Anggota kelompok tani kelas utama di desa Sambirejo memiliki rata-rata luas lahan adalah 0,58 Ha sedangkan kelompok tani kelas pemula di desa
Kwala Begumit 0,66 Ha. Hal ini berarti bahwa rata-rata kepemilikan lahan anggota kelompok tani kelas pemula di desa Kwala Begumit sedikit lebih luas jika
dibandingkan dengan rat-rata luas lahan anggota kelompok tani kelas utama di desa Sambirejo.
5.3. Penilaian Anggota Kelompok Tani Kelas Pemula Dan Kelas Utama Terhadap Dinamika Organisasi Kelompok Tani
Anggota kelompok tani sebagai responden melakukan penilaian terhadap dinamika organisasi kelompok tani yang memiliki 9 indikator sebagai tolak ukur
dalam pemilaian dinamika kelompok. Berikut adalah tabel frekuensi jumlah anggota kelompok tani menurut skala penilaian terhadap dinamika kelompok pada
dua sampel penelitian setelah dilakukan analisis sesuai dengan komponen dinamika kelompok tani.
Tabel 21. Frekuensi jumlah anggota kelompok tani menurut skala penilaiannya terhadap dinamika organisasi kelompok tani.
Penilaian KTU Sambirejo
Frekuensi Skor KTP Kwala Begumit
Frekuensi Skor Sangat Baik
26,6 10 13,33 5
Baik 2066,6 80
1343,3 52 Sedang
826,6 24 1240 36
Kurang Baik 00 0
413,3 8 Sangat Tidak Baik
00 0 00 0
Jumlah 30100 114
30100 101 Rata-rata
3,8 3,3
Penilaian Baik
Sedang Sumber : Data diolah dari lampiran 6 dan 7
Dari tabel 21 dapat dijelaskan bahwa 30 orang anggota kelompok tani kelas utama di desa Sambirejo menilai dinamika organisasi kelompok tani adalah baik.
Sedangkan 30 orang anggota kelompok tani kelas pemula di desa Kwala Begumit menilai dinamika organisasi kelompok tani adalah sedang. Penilaian dari kedua
kelompok ini tidak jauh berbeda. Sehingga dari perolehan rata-rata disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan penilaian anggota kelompok tani kelas
utama adalah baik diterima, sedangkan untuk penilaian anggota kelompok tani kelas pemula adalah baik ditolak.
Adanya perbedaan kriteria skala pada dua sampel yaitu KTU Sambirejo dan KTP Kwala Begumit secara skoring masih belum dapat menunjukkan perbedaan
tersebut signifikan atau tidak. Gejala di lapangan menjawab bahwa secara umum anggota kelompok tani kelas utama KTU menilai baik beberapa komponen
dinamika organisasi kelompok tani bahwa mereka menganggap tujuan, struktur dan suasana kelompok sesuai dengan yang mereka harapkan. Anggota kelompok
tani kelas utama menganggap bahwa tujuan mereka masuk dalam anggota kelompok tani memiliki makna dan dapat dicapai seperti kemudahan dalam
memperoleh pupuk bersubsidi dan banyaknya informasi yang diperoleh dari PPL tentang usahatani mereka dalam pemberantasan hama dan penyakit tanaman padi
sawah anggota kelompok.
Anggota kelompok tani kelas pemula menjawab beberapa komponen dinamika organisasi kelompok tani yaitu tujuan, kekompakan, dan fungsi tugas kelompok
dinilai oleh anggota adalah sedang. Hal ini dapat diketahui dari tujuan anggota
masuk dalam kelompok tani tidak sepenuhnya dapat diterima oleh anggota dikarenakan penyaluran bantuan pupuk, benih dan pestisida sering tidak tepat
waktu setelah selesai musim tanam diberikan kepada petani. Kekompakan kelompok dianggap anggota bahwa adanya tingkat keseringan berinteraksi di
dalam pertemuan kelompok tani maupun di luar pertemuan kelompok tani. Fungsi tugas kelompok tani hanyalah bersifat informatif, pengurus kelompok tani tidak
aktif dalam menggerakkan anggota-angotanya untuk lebih giat dalam berpartisipasi dalam musyawarah kelompok tani. Untuk keterangan lebih jelas
mengenai tolak ukur penilaian dalam penelitian ini, berikut pemamaparan tentang 9 komponen dinamika organisasi kelompok tani.
Tabel 22. Frekuensi anggota kelompok tani menurut jawaban tolak ukur dinamika organisasi kelompok tani pada dua sampel penelitian.
Tolak ukur penilaian Kelompok tani
kelas utama N = 30
Perbedaan Kelompok tani
kelas pemula N = 30
Total N=60
1.Tujuan Kelompok Positif N
Negatif N 2.Kekompakan Kelompok
Positif N Negatif N
3.Struktur Kelompok Positif N
Negatif N
4.Fungsi Tugas Kelompok Positif N
Negatif N 5.Pengembangan dan
Pemeliharaan Kelompok Positif N
Negatif N 6.Suasana Kelompok
Positif N Negatif N
7.Efektivitas Kelompok Positif N
Negatif N 8.Tekanan Kelompok
Positif N Negatif N
9.Maksud Terselubung Positif N
Negatif N 30100
00 2376,7
723,3 30100
00 2893,3
26,7 2170
930 30100
00 2170
930 1550
1550 1240
1860 2066,7
1033,3 2273,3
826,7 2273,3
826,7 2376,7
723,3 2273,3
826,7 30100
00 1033,3
2066,7 1136,7
1963,3 1963,3
1136,7 5083,3
1016,7 4575
1525 5286,7
813,3 5185
915 4371,7
1728,3 60100
00 3151,7
2948,3 2643,3
3456,7 3151,7
2948,3
Sumber : data diolah dari lampiran 6 dan 7
1. Tujuan Kelompok
Adapun tujuan kelompok dalam kelompok tani kelas utama di desa sambirejo adalah pada umumnya memiliki makna bagi anggota kelompok dan dapat dicapai
yakni dalam hal meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok tani dengan menggunakan teknologi tepat guna melalui kelompok tani, meningkatkan
pendapatan petani, tercapainya tingkat koordinasi diantara anggota-anggota seperti gotong royong, pengaturan pola cocok tanam, cepatnya informasi yang
didapat oleh anggota dari PPL kelompok tani. Pada kelompok tani kelas pemula, tujuan kelompok didefenisikan memiliki
makna bagi anggota kelompok adalah peningkatan jiwa kerjasama antar anggota kelompok. Adapun tujuan kelompok yang belum dapat dicapai adalah penyaluran
bantuan pupuk, benih dan pestisida sering tidak tepat waktu setelah selesai musim tanam diberikan kepada petani.
2. Kekompakan Kelompok Pada kedua sampel kelompok tani menilai kekompakan kelompok adalah adanya
tingkat keseringan berinteraksi di dalam pertemuan kelompok tani maupun di luar pertemuan kelompok tani. Adapun sebagian anggota kelompok tani pada dua
sampel penelitian menilai bahwa kekompakan kelompok tidak begitu akrab dikarenakan mereka yang sebagian jarang menghadiri pertemuan kelompok.
3. Struktur Kelompok Struktur kelompok terbagi dalam tiga cakupan yaitu struktur kewenangan, struktur
tugas, dan struktur komunikasi. Kelompok tani kelas utama di desa sambirejo menilai pola pembagian wewenang oleh pengurus kelompok tani terbagi sesuai
dengan bagan struktur organisasi yaitu keputusan suatu kebijakan kelompok tani ditentukan secara bersama-sama pengurus dan anggota melalui rapat anggota.
Anggota kelompok tani kelas utama menilai struktur tugas yang dilaksanakan oleh pengurus dan anggota telah sesuai pengaturan hak dan kewajiban. Hak setiap
anggota adalah dapat mengetahui dana tabungan kelompok tani yang dikelola kelompok tani kelas utama, anggota kelompok tani dapat mengajukan kredit dari
dana tabungan kelompok. Adapun kewajiban dari anggota adalah menghadiri rapat pertemuan anggota, membayar angsuran pinjaman, wajib membayar iuran
kelompok tani setiap satu bulan sekali dan saling tolong menolong diantara sesama anggota. Struktur komunikasi atau penyampaian pesan-pesan adalah
dinilai baik dimana setiap anggota telah mendapat informasi dan bimbingan dalam meningkatkan usaha tani anggota.
Pada kelompok tani kelas pemula menilai struktur kewenangan kelompok tani berada pada ketua dan pengurus-pengurus kelompok tani. Struktur tugas sama
halnya dengan pengaturan hak dan kewajiban kelompok tani kelas utama, bahwa setiap anggota berhak dan wajib mendapat informasi serta bimbingan dalam
peningkatan usaha taninya, petani melalui kelompok tani dapat mengajukan kredit. Adapun struktur komunikasipenyampaian pesan-pesan oleh kelompok tani
dinilai cukup baik dikarenakan kegunaan kelompok hanyalah bersifat informatif,
kontak tani belum aktif dalam memotivasi anggota untuk menabung dalam bentuk tabungan sukarela.
4. Fungsi Tugas Kelompok
Fungsi tugas kelompok terdiri dari 3 hal yaitu : -
Informasi, berfungsi memberikan informasi kepada anggota kelompok tani. -
Kejelasan, berfungsi menciptakan kejelasan kepada anggota kelompok tani seperti tujuan dan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompok tani.
- Koordinasi, berfungsi untuk menjembatani kesenjangan antara anggota
kelompok tani. Pada kedua sampel kelompok tani bahwa rata-rata anggotanya menilai fungsi
tugas kelompok tani adalah kelompok tani sebagai unit usaha sarana produksi pertanian seperti pengadaan penyaluran benih, pupuk, pestisida dan alat-alat
pertanian. Kelompok tani dapat menyajikan berbagai gagasan dan penyusunan rencana sehingga memberikan kejelasan dan informasi kepada setiap anggota,
membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan kelompok tani yang memerlukan kesepakatan dan keputusan bersama, mengkoordinasikan antar
anggota dalam peningkatan kekompakan sesama anggota. Adapun sebagian anggota kelompok tani kelas pemula menilai negatif fungsi tugas kelompok tani
bahwa kelompok tani masih bersifat informatif.
5. Pengembangan dan Pemeliharaan Kelompok
Pengembangan dan pemeliharaan kelompok pada dua sampel penelitian adalah apa yang harus ada dalam kelompok, antara lain :
- Pembagian tugas yang jelas oleh pengurus kelompok tani.
- Adanya jalinan komunikasi antar anggota kelompok tani.
- Adanya pengawasan dan pengendalian kegiatan kelompok tani oleh PPL.
- Adanya proses sosialisasi kelompok tani dengan kelompok tani lainnya.
- Kegiatan untuk menambah anggota baru melalui penyuluhan dan
penyebarluasan informasi. Anggota kelompok tani kelas utama sebagian menilai negatif pengembangan dan
pemeliharaan kelompok bahwa belum adanya aturan atau sanksi dalam kelompok bagi anggota yang jarang mengikuti rapat anggota dan kurangnya kegiatan
peningkatan partisipasi anggota kelompok tani. Pada kelompok tani kelas pemula, menilai kurangnya pengembangan dan pemeliharaan kelompok hanyalah pada
sulitnya untuk menggerakkan anggota kelompok tani untuk berpartisipasi dalam menghadiri musyawarah kelompok tani.
6. Suasana Kelompok
Suasana kelompok yang terdapat dalam dua sampel kelompok tani yaitu kelompok tani kelas utama dan kelas pemula adalah hasil dari berlangsungnya
hubungan antar anggota kelompok tani. Suasana atau iklim kelompok mengacu
pada interaksi anggota dalam kelompok tani dimana pada dua sampel kelompok tani suasana yang terjadi pada kelompok adalah bersifat akrab, ramah, dan
persaudaraan.
7. Efektivitas Kelompok
Anggota kelompok tani kelas utama menilai tingkat keberhasilan kelompok yang dicapai adalah suasana dalam pertemuan rapat anggota yang bersahabat, struktur
kelompok yang telah sesuai pengaturan kelompok, adanya mufakat dalam kelompok yaitu semua perbedaan pendapat dari anggota dapat teratasi sehingga
tercapai keputusan yang memuaskan berbagai pihak, kemampuan mengatasi keadaan darurat seperti pengendalian hamapenyakit tanaman, kemampuan
mencari dan menyampaikan informasi oleh pengurus dan PPL, kemampuan dalam pemupukan modal dengan cara menerapkan pembayaran iuran pada setiap
anggota kelompok dan tercapainya tingkat produktivitas usaha tani anggota kelompok.
Sedangkan anggota kelompok tani kelas pemula menilai tingkat keberhasilan kelompok yang dicapai adalah suasana dalam pertemuan rapat anggota yang
bersahabat, struktur kelompok yaitu hak dan kewajiban yang telah sesuai pengaturan kelompok, adanya mufakat dalam kelompok yaitu semua perbedaan
pendapat dari anggota dapat teratasi sehingga tercapai keputusan yang memuaskan berbagai pihak, kemampuan mencari dan menyampaikan informasi
oleh pengurus dan PPL.
Hal-hal yang belum dapat dicapai oleh kelompok tani menurut anggota kelompok tani kelas utama adalah kesadaran kelompok yaitu sulitnya anggota kelompok tani
untuk mengikuti rapat anggota kelompokmusyawarah. Berbeda dengan anggota kelompok tani kelas pemula menilai hal-hal yang belum dapat dicapai kelompok
adalah sulitnya melakukan pemupukan modal, rendahnya tingkat produktivitas dari usaha tani para anggota kelompok, tidak mampu mengerjakan rencana kerja
kelompok secara mandiri.
8. Tekanan Kelompok
Tekanan kelompok yaitu tekanan atau ketegangan dalam kelompok yang menyebabkan kelompok tersebut berusaha keras untuk mencapai tujuan
kelompok. Pada kelompok tani kelas pemula KTP dan kelas utama KTU yang menjadi tekanan kelompok adalah untuk bekerja keras dalam mencapai
kesejahteraan kelompok seperti peningkatan pendapatan dan peningkatan kelas kemampuan kelompok tani bagi kelompok tani kelas pemula untuk naik tingkat
menjadi kelompok tani kelas lanjut, madya, dan utama. Tekanan kelompok yang belum dicapai bagi kedua sampel kelompok tani adalah
tidak adanya penghargaan bagi kelompok tani yang sudah berusaha keras untuk mencapai tujuan kelompok seperti naiknya tingkat kemampuan kelompok tani dan
tidak ada sanksihukuman bagi anggota yang jarang mengikuti pertemuan rapat anggota.
9. Maksud Terselubung
Maksud terselubung atau agenda terselubung adalah tujuan yang dirumuskan oleh pengurus atau anggota namun tidak tertulis tetapi diharapkan akan tercapai.
Dalam kelompok tani kelas utama di desa sambirejo, agenda terselubung atau maksud terselubung dari kelompok tani adalah hendaknya kelompok tani
memberlakukan sanksi bagi anggota yang melanggarnya dan memberikan penghargaan bagi anggota yang berprestasi. Sejauh ini hal tersebut belum
terlaksana dalam kelompok tani kelas utama desa sambirejo. Kelompok tani kelas pemula di desa kwala begumit menyatakan agenda terselubung dari kelompok tani
mereka adalah keinginan untuk menjadi kelompok tani yang terbaik yakni naiknya tingkat kemampuan kelompok tani mereka dari kelompok tani kelas
pemula menjadi kelas lanjut sampai ke tingkat kelas utama dengan mengharapkan pengurus kelompok tani lebih giat dan banyak memberikan masukan-masukan
kepada anggota dalam pentingnya berpartisipasi dalam kelompok. Sejauh ini pengurus kelompok tani dinilai anggota tidak begitu aktif dalam kelompok tani
mereka.
5.4. Perbedaan Penilaian Anggota Kelompok Tani Terhadap Dinamika Organisasi Kelompok Tani di dua daerah Penelitian
Berdasarkan metode skoring penilaian anggota kelompok tani kelas pemula KTP di desa Kwala Begumit dan kelompok tani kelas utama KTU di desa
Sambirejo berada pada skala yang berbeda namun apabila diuji signifikansinya maka akan diperoleh hasil yang tidak berbeda antara dua sampel tersebut.
Tabel 23. Hasil Uji U-Mann Whitney Test antara dua jawaban sampel Kelompok Tani kelas Utama KTU dan Kelompok Tani kelas
Pemula KTP.
Test Statistic Dinamika Organisasi Kelompok Tani
Mann-Whitney U 311.000
Z -2.303
Asymp. Sig 2-tailed 0.021
a.Grouping Variable : Kelompok tani Untuk menguji hipotesis komparatif mengenai ada tidaknya perbedaan penilaian
anggota kelompok tani kelas utama KTU dengan anggota kelompok tani kelas pemula KTP maka berdasarkan uji statistik U-Mann Whitney dihasilkan nilai
probabilitas 0,021 dimana lebih besar dari probabilitas 0,05 sehingga menerima hipotesis yang menyatakan tidak terdapat perbedaan penilaian anggota kelompok
tani kelas pemula dan utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani. Umumnya kelompok tani yang tersebar di daerah penelitian memiliki respon yang
cukup baik terhadap dinamika organisasi kelompok tani bahwa kelompok tani mempunyai tujuan dan rencana kegiatan yang dirumuskan dan disepakati oleh
seluruh anggota, kelompok tani sebagai unit usaha memiliki makna yang jelas bagi petani yaitu petani bergabung dalam kelompok tani atas kesadaran dan
pilihannya sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dalam menerima kemudahan bantuan dari pemerintah, kelompok tani melakukan pertemuan sesuai
waktu yang disepakati yang dipimpin oleh kontak tani dan PPL, kelompok tani memberlakukan pergantian kepengurusan sesuai kesepakatan seluruh anggota.
5.5. Masalah-Masalah Dalam Organisasi Kelompok Tani