Tes Cara Mengukur Prestasi Belajar

25 1. perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari, 2. ingin tahu, ingin belajar, dan realistis, 3. timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus, 4. anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah, dan 5. anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Selain pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, Piaget 1980 dalam Wina Sanjaya 2008: 262-267 juga mengemukakan perkembangan kognitif peserta didik sebagai berikut : 1. Sensori-motor 0 - 2 tahun 2. Pra-operasional 2 - 7 tahun 3. Operasional konkret 7 – 11 tahun 4. Operasional formal 12 - 14 tahun ke atas Siswa kelas 4 sekolah dasar masuk ke dalam fase ketiga yaitu fase operasional konkret. Berdasarkan pendapat Piaget 1980 dalam Wina Sanjaya 2008: 265-266 karakteristik fase operasional konkret adalah sebagai berikut : 1. Pikiran anak terbatas pada obyek-obyek yang dijumpai dari pengalaman langsung, 2. Mampu mengoordinasikan pemikiran suatu ide dalam peristiwa ke dalam pemikirannya sendiri, 3. Kemampuan memahami aspek-aspek kumulatif materi, 4. Mampu mengombinasikan benda-benda yang dianggap memiliki kelas tinggi dan rendah. 5. Mampu melipatgandakan golongan benda. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas tinggi adalah 1 memerlukan benda-benda konkret dalam pembelajaran, 2 memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, 3 menjadikan nilai sebagai acuan, 4 suka membentuk teman bermain, 5 mampu mengoordinasikan 26 peristiwa ke dalam pemikiran sendiri, 6 mampu melakukan berbagai macam operasional matematika. Karakteristik siswa kelas tinggi tersebut memang sesuai dengan subyek penelitian ini yaitu siswa kelas IV sekolah dasar.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rr. Nanda Puspa Saputri dengan judul penelitian hubungan efikasi diri akademik dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Purbalingga. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara efikasi diri akademik siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Purbalingga dengan nilai koefisien korelasi 0,205 dengan taraf signifikansi 0,004. Artinya semakin tinggi efikasi akademik siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, dan nilai determinasi sebesar 0,042 yang berarti variabel efikasi diri akademik mempengaruhi variabel prestasi belajar sebesar 4,2. Perbedaan penelitian tersebut di atas dengan penelitian ini adalah pada populasi penelitian karena pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas IV SD se-Gugus II Kecamatan Bantul sedangkan populasi pada penelitian tersebut siswa kelas XI SMK 1 Purbalingga. Ditinjau dari karakteristik populasi pun tentu berbeda karena pada penelitian ini menekankan pada karaketistik siswa