27
SD yang masih berada pada tahap operasional konkret seperti teori yang dikemukakan oleh Piaget.
E. Kerangka Pikir
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar. Prestasi belajar yang baik tentu berhubungan dengan berbagai hal salah satunya adalah
self efficacy. Zimmerman 1995 dalam jurnal yang dituliskan oleh Tutuk Ari Asanti 2009 mengungkapkan bahwa
self-efficacy yang tinggi akan
menghasilkan prestasi yang lebih baik dan nilai ujian yang meningkat. Self efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimilikinya.
Keyakinan diri tersebut dapat tercermin dari beberapa hal, misalnya memiliki rasa percaya diri, tidak mudah putus asa saat menghadapi kesulitan, gigih dalam
belajar, memiliki motivasi belajar, dan lain-lain. Ketika seorang siswa memiliki self efficacy yang tinggi, dia justru akan merasa tertantang pada kesulitan belajar
ataupun tugas yang dihadapi lalu dia berusaha untuk mencari penyelesaiannya. Sebaliknya siswa yang memiliki self efficacy rendah, justru akan menghindari
kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam belajar ataupun tugas. Berdasarkan uraian di atas, memang tidak dapat dipungkiri ada hubungan antara self efficacy dengan
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin melihat seberapa besar
dan signifikan hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar. Siswa yang memiliki self efficacy yang tinggi akan mempunyai prestasi yang baik, sedangkan
28
siswa yang mempunyai self efficacy rendah juga akan memiliki prestasi belajar yang kurang maksimal. Berikut ini adalah gambar kerangka pikir hubungan self
efficacy dengan prestasi belajar. Gambar 1. Kerangka pikir hubungan self efficacy dengan prestasi belajar siswa
kelas IV SD se-Gugus II Kecamatan Bantul
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu :
1. Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy
dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD se-Gugus II Kecamatan Bantul tahun ajaran 20142015.
2. Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD se-Gugus II Kecamatan Bantul
tahun ajaran 20142015.
Self Efficacy Siswa
Prestasi Belajar Siswa
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya Suharsimi Arikunto, 2006: 12. Sementara itu, Sugiyono 2010: 13
berpendapat bahwa data penelitian kuantitatif berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan
statistik.Oleh karena itu, dalam penelitian kuantitatif
memang lebih ditekankan pada penggunaaan angka dan penghitungan statistik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD se-Gugus II Kecamatan
Bantul tahun ajaran 20142015. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu variabel
dengan variabel-variabel lain. Nana Syaodih Sukmadinata 2006: 56 menyatakan bahwa hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain
dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian secara statistik. Selain itu, penelitian ini juga merupakan penelitian ex post facto.
Suharsimi Arikunto 2010: 17 mengungkapkan bahwa penelitian tentang variabel yang kejadiannya sudah terjadi sebelum penelitian dilaksanakan
disebut penelitian ex post facto. Hal ini sesuai dengan self efficacy dan