siswa dibuat urut dari bangku paling depan sebelah kanan untuk kelompok I sampai kelompok VI di bangku paling belakang untuk meminimalisir
gangguan antar kelompok serta memudahkan guru dan peneliti melakukan observasi.
2. Penentuan Topik Proses pembelajaran dilakukan pada setiap siklus dengan materi pembelajaran
Pengolahan Makanan Kontinental yang dibenahi dengan silabi. Tema dalam pembelajaran dilakukan secara continuous dan menggunakan materi yang
berbeda di setiap pertemuan.
107
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan di depan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada
peningkatan kemampuan kerjasama siswa melalui Group Investigation pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental di SMK Sahid Surakarta. Adapun
kesimpulan peningkatan kerjasama secara rinci sebagai berikut: 1. Penerapan metode Group Investigation dapat disimpulkan bahwa kerjasama
siswa mengalami peningkatan pada tiap aspeknya di setiap siklus. Aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi dari pratindakan sampai siklus I adalah
datang dalam tugas kelompok dengan skor 0,71 atau 17,75. Sementara aspek yang
mengalami peningkatan
paling rendah
adalah mengekspresikan
kegembiraan atas keberhasilan teman kelompok dengan skor 0,32 atau 8. Tingkat rerata pencapaian skor kerjasama pada tahap pra tindakan sebesar 2,61
atau 65,21 sedangkan rerata pencapaian skor kerjasama pada siklus I sebesar 3,16 atau 78,92. Jadi, terjadi rerata pencapaian peningkatan kerjasama siswa
secara keseluruhan dari pratindakan ke siklus I mengalami peningkatan dengan skor 0,55 atau 13,71.
2. Aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi dari siklus I ke siklus II adalah memberikan pendapat dengan skor 0,41 atau 10,25. Sementara aspek
yang paling rendah mengalami penurunan adalah menyatukan pendapat dengan
skor 0,03 atau 0,75. Tingkat rerata pencapaian skor kerjasama pada tahap siklus I sebesar 3,16 atau 78,92 sedangkan rerata pencapaian skor kerjasama
pada siklus II sebesar 3,34 atau 83,48. Jadi, terjadi rerata peningkatan kerjasama siswa secara keseluruhan dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan dengan skor 0,18 atau 4,55. 3. Aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi dari siklus II ke siklus III
adalah mengingatkan teman jika belum mengerjakan tugas kelompok dengan skor 0,36 atau 9. Sementara aspek yang mengalami peningkatan paling
rendah adalah berkomunikasi secara terbuka dengan skor 0 atau 0. Tingkat rerata pencapaian skor kerjasama pada tahap siklus II 3,34 atau 83,48
sedangkan rerata pencapaian skor kerjasama pada siklus III sebesar 3,53 atau 88,35. Jadi, terjadi rerata peningkatan kerjasama siswa secara keseluruhan
dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan dengan skor 0,19 atau 4,87.
4. Penerapan metode Group Investigation dapat disimpulkan bahwa kerjasama siswa mengalami peningkatan pada tiap aspeknya di setiap siklus. Dari
pratindakan sampai siklus III, aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah memberikan pendapat dengan skor 1,23 atau 30,75. Sementara aspek
yang mengalami peningkatan paling rendah adalah berkomunikasi secara terbuka dengan skor 0,62 atau 15,5. Tingkat rerata pencapaian skor
kerjasama pada tahap pra tindakan sebesar 2,61 atau 65,21 sedangkan rerata pencapaian skor kerjasama pada siklus III sebesar 3,53 atau 88,35. Jadi,