Simpulan SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
skor 0,03 atau 0,75. Tingkat rerata pencapaian skor kerjasama pada tahap siklus I sebesar 3,16 atau 78,92 sedangkan rerata pencapaian skor kerjasama
pada siklus II sebesar 3,34 atau 83,48. Jadi, terjadi rerata peningkatan kerjasama siswa secara keseluruhan dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan dengan skor 0,18 atau 4,55. 3. Aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi dari siklus II ke siklus III
adalah mengingatkan teman jika belum mengerjakan tugas kelompok dengan skor 0,36 atau 9. Sementara aspek yang mengalami peningkatan paling
rendah adalah berkomunikasi secara terbuka dengan skor 0 atau 0. Tingkat rerata pencapaian skor kerjasama pada tahap siklus II 3,34 atau 83,48
sedangkan rerata pencapaian skor kerjasama pada siklus III sebesar 3,53 atau 88,35. Jadi, terjadi rerata peningkatan kerjasama siswa secara keseluruhan
dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan dengan skor 0,19 atau 4,87.
4. Penerapan metode Group Investigation dapat disimpulkan bahwa kerjasama siswa mengalami peningkatan pada tiap aspeknya di setiap siklus. Dari
pratindakan sampai siklus III, aspek yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah memberikan pendapat dengan skor 1,23 atau 30,75. Sementara aspek
yang mengalami peningkatan paling rendah adalah berkomunikasi secara terbuka dengan skor 0,62 atau 15,5. Tingkat rerata pencapaian skor
kerjasama pada tahap pra tindakan sebesar 2,61 atau 65,21 sedangkan rerata pencapaian skor kerjasama pada siklus III sebesar 3,53 atau 88,35. Jadi,
terjadi rerata peningkatan kerjasama siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan dengan skor 0,92 atau 23,14.
5. Empat kategori kerjasama di dalam Group Investigation yaitu rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Pada siklus I pada kategori sedang yaitu sebanyak 16
siswa 51,61. Tingkat kerjasama siswa pada siklus II mengalami peningkatan kerjasama dengan kategori sedang sebanyak 15 siswa 48,39.
Tingkat kerjasama siswa pada siklus III dengan kategori tinggi sebanyak 18 siswa 58,06.
6. Pembelajaran kooperatif dengan teknik Group Investigation mempunyai beberapa hambatan di antaranya kurangnya kesiapan siswa dalam belajar, hal
ini dikarenakan pada umumnya siswa terlihat belum siap dalam menerima pelajaran sehingga pertama kali teknik Group Investigation di pelajari atau
diterapkan banyak siswa yang cenderung acuh dengan apa yang diberikan kepada mereka. Kecenderungan santai dalam menggunakan metode ceramah
mengakibatkan mereka sulit untuk diarahkan ketika pertama kali menggunakan teknik Group Investigation, kurangnya fasilitas penunjang KBM yaitu buku
panduan atau buku paket. Selain itu pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation terhambat karena keterbatasan ruang. Ruang kelas yang sempit
menyebabkan antar kelompok merasa terganggu oleh suara kelompok yang lain. Ruang kelas yang sempit juga menyulitkan mobilitas peneliti saat
observasi.