102
pemerintah atau instansi swasta untuk mengadakan dialog diadakan di ruang kantor lembaga pemasyarakatan
F. Peraturan Disiplin yang Berlaku di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa
Berdasarkan Pasal 23 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Peraturan Pelaksana menurut KUHAP bahwa Kepala Rumah
Tahanan Negara atau Kepala Lembaga Pemasyarakatan diberikan wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri sepanjang tidak bertentangan dengan
pedoman yang telah dibuat oleh Menteri Kehakiman.
117
1. Larangan bagi narapidana dan Anak didik Pemasyarakatan
Ini berarti bahwa Kepala Lembaga Pemasyarakatan dapat membuat tata tertib di lembaga tersebut asal tidak
bertentangan dengan ketentuan Menteri Kehakiman. Peraturan tata tertib yang berlaku di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa meliputi larangan
dan kewajiban yang harus ditaati oleh petugas pemasyarakatan dan warga binaan pemasyarakatan yaitu :
a. Melakukan tindak asusila ;
b. Melakukan homo seksuallesbian ;
c. Melakukan pemerasan ;
d. Melakukan perederan uang dan menggunakan atau memiliki
handphone ; e.
Melakukan penghasutan, penyebaran informasi yang tidak benar atau menyesatkan yang dapat menimbulkan kerusakan di dalam
lembaga pemasyarakatanrutan ; f.
Melakukan coret-coretan tembok kamar, tembok lapas dan fasilitas dinas lainnya ;
g. Melakukan perusakan terhadap barang inventaris pemerintah dan
fasilitas negara lainnya ; h.
Membawa, menyimpan, membuat, memiliki, memperdayakan narkotika, psiktropika dan zat adiktif lainnya ;
117
Maidin Gultom, Op.Cit, hlm 168.
Universitas Sumatera Utara
103
i. Membawa, menyimpan, membuat, memiliki senjata api, bahan
peledak dan senjata tajam lainnya ; j.
Membawa atau mempergunakan alat-alat elektronika yang dapat mengganggu ketentraman di dalam lapasrutan ;
k. Membawa, memiliki alat-alat masak sendiri ;
l. Menggunakan fasilitas listrik untuk kepentingan pribadi ;
m. Membuat sampah sembarangan di dalam lapasrutan.
2. Kewajiban narapidana dan anak didik pemasyarakatan
a. Program pembinaan mengenai ketakwaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa ; b.
Program pembinaan mengenai kesadaran berbangsa dan bernegara ;
c. Program pembinaan mengenai intelektual ;
d. Program pembinaan mengenai sikap dan perilaku ;
e. Program pembinaan mengenai kesehatan jasmani dan rohani ;
f. Program pembinaan mengenai kesehatan dan hukum ;
g. Program pembinaan mengenai reintegrasi sehat dengan masyarakat
; h.
Program pembinaan mengenai keterampilan kerja ; i.
Program pembinaan mengenai latihan kerja dan produksi ; j.
Hidup tata tertib dan tidak berbuat kegaduhan ; k.
Memberi informasi yang benar mengenai identitas diri ; l.
Bergaul dengan baik dengan warga binaan permasyarakatan dan petugas ;
m. Mengetahui aturan lembaga pemasyarakatan ;
n. Memelihara lingkungan yang sehat didalam lingkungan lapas ;
o. Wajib nengikuti kegiatan kerja ;
p. Memakai pakaian seragam sebagaimana yang telah ditentukan.
Berdasarkan peraturan disiplin yang berlaku di lembaga pemasyarakatan kelas II B Kota Langsa merupakan peraturan yang belum dapat ditegakkan
sebagaimana mestinya. hal ini dikarenakan, banyak narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang melanggar peraturan disiplin tersebut. Seperti banyak
narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memiliki handphone, masih adanya terjadi perederan gelap narkotika di dalam lembaga pemasyarakatan.
Universitas Sumatera Utara
104
BAB III HAMBATAN YANG DIHADAPI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS II B KOTA LANGSA DALAM MEMBERIKAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA
Dalam pelaksanaan pola pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat, yaitu :
118
1. Sarana fisik lembaga pemasyarakatan dewasa ini merupakan salah
satu hambatan dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan. Bangunan tersebut merupakan peninggalan kolonial Belanda. Lembaga
Pemasyarakatan yang tidak sesuai dengan jumlah narapidana yang mana jumlah kapasitas di Lapas tersebut 145, sedangkan pada saat
penelitiaan tepatnya awal Maret 2014 jumlah narapidana yang menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota
Langsa sudah mencapai 271 orang. Dengan demikian kapasitas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa sudah melebihi
kapasitas overcapacity. Dalam lembaga tersebut hanya memiliki 1 blok yang berisi 20 kamar dengan ukuran kamar yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu narapidana yang menyatakan bahwa karena dalam kamar tersebut sudah melebihi
daya tampung, maka ada beberapa narapidana yang tidur di luar kamar, seperti di Mesjid Lembaga Pemasyarakatan
119
2. Kekurangan petugas dalam upaya melakukan pembinaan dan tidak
adanya pembina yang khusus dalam menangani pembinaan terhadap narapidana laki-laki, narapidana wanita maupun anak didik
pemasyarakatan Anak Pidana, karena dalam proses pembinaan terhadap klasifikasi narapidana tersebut harus dibedakan, karena
kebutuhan atau keinginan dari masing-masing narapidana berbeda.
3. Kurangnya tenaga profesional seperti tenaga ahli di bidang
psikologi, tenaga kesehatan, pengajar dan pelatih keterampilan bagi narapidana dan tidak ada pelatihan khusus mengenai pelaksanaan
proses pembinaan serta kurangnya pemahaman petugas pemasyarakatan akan arti pentingnya 10 sepuluh prinsip
pemasyarakatan dalam pelaksanaan tugas, sehingga tugas perwalian kurang berjalan secara efektif.
4. Di lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa kekurangan
petugas keamanan dalam menjaga keamanan dan ketertiban Lapas.
118
Wawancara dengan Bapak Effendi, SH, Kasi Bimbingan dan Kegiatan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, pada tanggal 10 Maret 2014.
119
Wawancara dengan Bapak Bapak Angga Rizky Syahputra Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa pada tanggal 10 Maret 2014.
Universitas Sumatera Utara