49
juga mempunyai kekhilafan dan kekurangan pada waktu berbuat suatu tindak pidana atau kejahatan, akan tetapi juga mempunyai potensi yang positif untuk
dapat dikembangkan menjadi hal-hal yang berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat dan bahkan negara. Dengan melakukan pembinaan atau
menggali potensi yang positif dalam diri seorang narapidana, maka diharapkan dapat merubahnya untuk menjadi seseorang yang lebih produktif
untuk berkarya dalam hal-hal yang positif setelah narapidana tersebut selesai menjalani hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan dan tidak mengulangi
perbuatan yang buruk di kemudian hari.
B. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa
1. Lokasi dan Keadaan Fisik Wilayah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
B Kota Langsa
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa terletak di kawasan kota Langsa tepatnya di Jalan Panglima Polem Nomor 39, sebelah selatan
berbatasan dengan perumahan dinas lembaga pemasyarakatan, sebelah utara tanggul sungai, sebelah timur Kantor Pekerjaan Umum Seksi, sebelah barat
kompleks lembaga pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan ini merupakan bentuk asli dari bangunan kuno peninggalan kolonial Belanda, dan bentuk
bangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa berbentuk letter U, yang mana sebelah kanan merupakan bangunan lama dan sebelah kiri merupakan
bangunan baru atau pernah mengalami perubahan. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa dibangun diatas tanah
seluas 4.182 M2 dengan daya tampung atau kapasitas sebesar kurang lebih 145 orang, sedangkan pada saat penelitiaan tepatnya awal Maret 2014 jumlah
Universitas Sumatera Utara
50
narapidana yang menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa sudah mencapai 340 orang, dengan klasifikasi Tahanan berjumlah 69
orang dengan laki-laki 59 orang, wanita 4 orang dan anak-anak 6 orang. Jumlah narapidana 271 orang dengan klasifikasi laki-laki berjumlah 251 orang, wanita 14
orang dan anak didik pemasyarakatan berjumlah 6 orang.
60
a. Perkantoran ;
Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa jumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Keelas II B Kota Langsa melebihi kapasitas yang ada, sehingga membutuhkan pembinaan dan pengawasan yang ketat. Memberikan proses keamanan di Lapas
diberikan dengan cara menjaga dan meningkatkan keamanan bangunan Lembaga Pemasyarakatan ini dibatasi oleh satu buah dinding, yang tingginya sekitar 8 M
dan diatas dinding tersebut terdapat kawat berduri dan dalam Lembaga Pemasyarakatan tersebut terdapat 4 pos jaga, yaitu 1 pos utama yang terletak di di
depan lembaga pemasyarakatan, 1 pos yang berada di belakang, 1 pos yang berada di sudut sebelah kanan, dan 1 pos yang berada di dalam blok. Di pintu
utama Lembaga Pemasyarakatan tersebut terdapat dua orang penjaga keamanan. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, juga terdapat
bangunan dan beberapa sarana yang merupakan faktor penunjang dalam proses pembinaan terhadap warga binaan Narapidana, diantaranya :
b. Ruang Klinik ;
c. Dapur ;
d. Ruang sarana kerja ;
60
Wawancara Bagian Registrasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa Pada Tanggal 1 Maret 2014.
Universitas Sumatera Utara
51
e. Mushalla ;
f. Lapangan, yang digunakan untuk sarana olahraga seperti
badminton, volley ball, sepak bola, tenis meja ; g.
Blok-blok hunian warga binaan pemasyarakatan. Untuk merealisasikan apa yang merupakan hak dari narapidana, dalam
kaitannya dengan tempat tinggal yang layak, maka di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa menyediakan 1 satu blok dengan 20
kamar sebagai tempat tinggal narapidana, dengan klasifikasi penghuninya sebagai
berikut Tabel 1 :
No. Klasifikasi Kamar
Luas Kamar
meter Kapasitas
Kamarorang yang sedang
dihuni Kapasitas yang
seharusnya
1. Kamar I
3 x 2 9
4 2.
Kamar II 3 x 2
9 4
3. Kamar III
3 x 4 17
8 4.
Kamar IV 3 x 4
21 8
5. Kamar V
3 x 4 20
8 6.
Kamar VI 3 x 3
14 6
7. Kamar VII
3 x 4 18
8 8.
Kamar VIII 3 x 4
15 8
9. Kamar IX
3 x 5 18
10 10.
Kamar X 3 x 4
13 8
11 Kamar XI
3 x 3 10
6 12.
Kamar XII 3 x 3
9 6
13. Kamar XIII
3 x 4 17
8 14.
Kamar XIV 3 x 4
16 8
Universitas Sumatera Utara
52
15. Kamar XV
3 x 2 11
4 16.
Kamar XVI 3 x 6
58 14
17. Kamar XVII
3 x 2 9
4 18.
Kamar XVIII 3 x 4
18 8
19. Kamar XIX
3 x 5 27
10 20.
Kamar XX 3 x 5
25 10
Berdasarkan tabel 1 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hak-hak warga binaan yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa masih
belum terpenuhi dalam mendapatkan tempat hunian yang layak dan hal ini dapat terlihat dari kondisi kapasitas warga binaan yang sedang menghuni LP dengan
kapasitas yang di syaratkan. berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang No. 12 Tahun
1995 tentang Pemasyarakatan salah satu hak yang diberikan kepada warga binaan adalah mendapat perawatan secara jasmani dan rohani, mendapatkan kesehatan
yang layak, dan hak-hak lain yang diperkenankan oleh peraturan perundang- undangan. Kapasitas hunian yang dimiliki oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
B Kota Langsa masih belum memenuhi hak dari warga binaan tersebut. h.
Fasilitas-fasilitas lain diantaranya :ruang pertemuan, ruang perpustakaan, dan sarana-sarana lainnya yang menunjang dalam proses
pembinaan narapidana pada umumnya di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa. Menurut Bapak Effendi dalam sistem pemasyarakatan, warga
binaan Narapidana, harus tetap mendapat hak-haknya yang tentunya diatur sesuai dengan undang-undang yakni hak keperdataan makan, tempat tidur,
rekreasi, dan lain-lain. Pelaksanaan sistem pembinaan harus berdasarkan nilai-
Universitas Sumatera Utara
53
nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
61
Selama dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa memberikan pembinaan
terhadap narapidana, yaitu pembinaan di dalam lembaga pemasyarakatan dan pembinaan di luar lembaga pemasyarakatan.
Pembinaan di dalam lembaga meliputi pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Pembinaan kepribadian yaitu pembinaan
kesadaran beragama, pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, pembinaan kemampuan intelektual, pembinaan
kesadaran hukum. Pembinaan kemandirian meliputi proses pendidikan keterampilan dan bimbingan kerja. Pembinaan di luar
lembaga pemasyarakatan, yaitu cuti bersyarat, cuti menjelang bebas, dan pembebasan bersyarat. Selama proses pembinaan yang
berlangsung di lembaga pemasyarakatan para petugas pemasyarakatan dalam melaksanakan tugasnya yang merawat dan
melindungi harus dapat memberikan perlindungan dan pengayoman kepada narapidana yang mengacu pada falsafah atau
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dimana selain narapidana diperlakukan sebagai individu juga diperlakukan
sebagai anggota masyarakat. Artinya, di dalam proses pembinaan para narapidana tersebut tetap harus dilindungi dan diayomi dan
tidak boleh diperlakukan secara sewenang-wenang, karena narapidana tersebut juga mempunyai hak-hak asasi yang melekat
pada dirinya dan dalam proses pembinaan di lembaga pemasyarakatan narapidana diberikan seperangkat hak dan
kewajiban yang harus dijalankan yang sesuai dengan Pancasila dan narapidana tersebut tidak bisa dipisahkan hubungannya dengan
keluarga dan masyarakat dan tidak lepas dari tanggung jawab mereka terhadap pembinaan yang dilakukan.
62
2. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa