31
narapidana di lembaga pemasyarakatan. Hal ini ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan. Oleh karena tipe penelitian yang
digunakan adalah yuridis normatif maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan yang berhubungan dengan
proses pembinaan terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. b.
Pendekatan Empiris adalah penelitian terhadap identifikasi hukum hukum tidak tertulis dan penelitian terhadap efektivitas hukum.
42
2. Lokasi Penelitian
Pendekatan empiris, dilakukan dengan cara berhadapan dengan warga masyarakat yang menjadi objek penelitian untuk mengetahui
efektivitas hukum yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi lapangan yang
dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa.
Penelitian ini dilakukan di Kota Langsa, dan objek penelitian ini adalah pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, dengan pertimbangan
bahwa lembaga ini memenuhi kriteria untuk mendapatkan gambaran tentang pembinaan terhadap narapidana berdasarkan aturan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa yang masih berada dalam Lingkungan Kantor Wilayah Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berkenaan dengan bidang penegakan hukum sub bidang pemasyarakatan atau
sesuai dengan Pasal 5 Huruf b dan c Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2004
42
Ibid, hlm 30.
Universitas Sumatera Utara
32
Tentang Kedudukan, Fungsi, dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
Selanjutnya Keppres No. 64 Tahun 2004 mengatakan bahwa, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Kantor wilayah
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi pembinaan dalam Hukum dan Hak Asasi Manusia serta penegakan hukum di
bidang pemasyarakatan.
3. Sumber Data
Berdasarkan sudut pandang penelitian hukum, peneliti pada umumnya mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung melalui wawancara danatau survey di lapangan yang berkaitan dengan perilaku masyarakat. data sekunder adalah data yang diperoleh
melalui bahan pustaka.
43
Berkaitan dengan data primer yang dimaksud di atas, dalam hal ini dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, Pegawai lembaga pemasyarakatan, Narapidana, Hakim Pengawas dan Pengamat di Pengadilan Negeri Kota Langsa,
Mantan Narapidana dan masyarakat. Selain wawancara interview juga dilakukan penarikan sampel sampling. Sampling merupakan salah satu langkah yang
penting dalam penelitian karena sampling menentukan validitas eksternal dari suatu hasil penelitian, dalam arti menentukan seberapa besar atau sejauh mana
43
Zainuddin Ali, Op.Cit, hlm 23.
Universitas Sumatera Utara
33
keberlakuan generalisasi hasil penelitian tersebut.
44
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa yang berjumlah 271 narapidana yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 251 orang, perempuan 14 orang, dan narapidana anak 6 orang. Penarikan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling,
yaitu intinya bahwa setiap orang atau unit dalam populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilih dalam sampel.
Penarikan sampel sampling yang dilakukan dalam penulisan ini ialah populasi atau seluruh narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa.
45
Data sekunder diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat khususnya Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan
dalam penelitian ini seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Hukum dan HAM dan lain-lain. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberi
penjelasan terhadap bahan hukum primer, misalnya : buku-buku tentang hukum, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari pakar hukum, artikel, surat kabar, dan media
massa lainnya, serta berbagai berita yang diperoleh dari internet. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk penjelasan terhadap bahan hukum
primer dan sekunder, yakni kamus hukum, ensiklopedia, dan sebagainya. Di lembaga
pemasyarakatan kelas II B Kota Langsa terdapat 271 Narapidana, dan peneliti akan mengadakan penelitian terhadap 6 masing-masing narapidana.
44
Bambang Sunggono, Op.Cit, hlm 118.
45
Ibid, hlm 29.
Universitas Sumatera Utara
34
4. Metode Pengumpulan Data