Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

53 digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik dan uji kolmogorov-smirnov. Pedoman pengambilan keputusan untuk data-data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal. 1 Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi data normal. 2 Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi data tidak normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Umar 2003:132 sebelum melakukan analisis regresi berganda, perlu diperiksa beberapa aspek, salah satunya adalah tidak terdapat multikolinearitas atas data dari variabel-variabel independennya. Maksudnya adalah tidak adanya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya. Adanya multikolinearitas sempurna akan berakibat bahwa koefisien regresi tidak dapat ditentukan, serta standar deviasi akan menjadi tak terhingga. Jika multikolinearitas kurang mampu, maka koefisien regresi meskipun berhingga Universitas Sumatera Utara 54 akan mempunyai standar deviasi yang besar yang berarti pula koefisien- koefisiennya tidak dapat ditaksir dengan mudah. Menurut Ghozali 2005:91 pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen dan nilai tolerance. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF variable inflation factors dan nilai tolerance. Multikolinearitas tidak terjadi jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Umar 2003:137 salah satu syarat lain atas regresi linear adalah bahwa tidak terjadi adanya heteroskedastisitas, tentu yang diharapkan adalah terjadinya homoskedastisitas. Menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan kepengamatan lainnya adalah penting. Jika yang terjadi bahwa variannya tetap, maka ia disebut berada pada kondisi homoskedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Nugroho 2005:59, uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Metode regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Menurut Sugiyono 2007 mengemukakan bahwa Universitas Sumatera Utara 55 terjadinya autokorelasi jika nilai Durbin-Watson DW memiliki nilai lebih dari 5, atau DW 5. Selain itu, menurut Ghozali 2005 panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah : 1 Nilai DW terletak antara batas atas dan Upper Bound dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2 Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. 3 Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negative. 4 Bila nilai DW terletak diantara batas atas DW dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.8 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM),Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusaahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 112

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

1 65 90

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 30 94

Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 9 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

0 0 9

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

1 1 11