3.9 Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah:
3.9.1 Uji Normalitas
Menurut Situmorang, dkk 2008 : 55 menyatakan bahwa tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau
mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji Normalitas dengan melihat tampilan Grafik Histogram yang memberikan pola distribusi normal karena menyebar secara merata ke kiri dan ke kanan atau dapat juga
kita lihat dari Grafik Normal P-P Plot.
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas, jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan uji Glejser
Universitas Sumatera Utara
Glejser test yaitu dengan menguji hubungan antara absolute residual model dengan setiap variabel bebasnya Ghozali, 2005 : 116. Heterokedastisitas dengan uji Glejser
ini tidak terjadi apabila tidak satupun variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikannya diatas 5.
3.9.3 Uji Multikolinieritas
Pengujian Multikolinearitas untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan
terjadi masalah Multikolinearitas, sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan matriks korelasi
yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance-nya. Apabila nilai VIF 5 dan nilai Tolerance 0,1 maka diambil
kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas Situmorang, 2010 : 136.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1.1 Gambaran Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Binjai
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPKAD Kota Binjai merupakan unsur penunjang Pemerintah Kota Binjai yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepadaWalikota melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Binjai dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 17 Tangal 15 November 2007
tentang Organisasi-Organisasi Dinas-Dinas Daerah Pemerintah Kota Binjai. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan penggabungan dari Dinas
Pendapatan Kota Binjai dan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Binjai. Dalam rangka mencerminkan apa yang diinginkan Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Binjai dan sebagai arah, fokus, organisasi yang diharapkan, dan untuk menumbuhkan komitmen bagi seluruh staf Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Binjai secara berkesinambungan, maka visi Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Binjai adalah: ”Terwujudnya
Universitas Sumatera Utara