Perhimpunan Indonesia PI URAIAN MATERI

68 sudah ada, serta melakukan propaganda yang menggunakan ayat-ayat suci Al-Quran. Organisasi ini melakukan kegiatan pemberontakan pada pemerintah Belanda. Namun pemberontakan yang kurang persiapan tersebut dapat dipatahkan Belanda. Pemberontakan PKI tahun 1926- 1927 menyebabkan PKI dianggap sebagai partai terlarang oleh pemerintah dan segala bentuk pergerakan ditekan oleh kolonial.

3.8 Partai Nasional Indonesia PNI

Setelah PKI dianggap sebagai partai terlarang oleh pemerintah kolonial, dirasa perlu adanya organisasi baru untuk menyalurkan aspirasi masyarakat yang sulit ditampung oleh organisasi atau partai politik yang telah ada. Pengambil inisiatif gerakan ini adalah Ir. Sukarno yang pada tahun 1925 mendirikan Algemeene Studie Club di Bandung. Perkumpulan ini yang di dalamnya terdapat mantan aktivis Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda yang telah kembali ke Indonesia, menempuh jalan non- kooperasi atau tidak bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Pada tanggal 4 Juli 1927 atas inisiatif Algemeene Studie Club diadakan rapat untuk mendirikan Partai Nasional Indonesia yang dihadiri oleh Ir. Sukarno, Cipto Mangunkusumo, Sujadi, Iskaq Cokrohadisuryo, Budiarto, dan Sunario. Dalam rapat tersebut, Cipto Mangunkusumo tidak setuju dengan pembentukan partai baru sebab PKI baru saja ditindak oleh pemerintah akibat melakukan pemberontakan. Dalam anggaran dasarnya, PNI menyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan Indonesia. Tujuan ini akan dicapai dengan asas “kepercayaan pada diri sendiri”, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan sendiri antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik, bank nasional, perkumpulan koperasi, dan lain-lain. Hal ini berarti sikap PNI adalah non- kooperasi dengan pemerintah Hindia Belanda Notosusanto, 1975: 215. PNI menolak bergabung dengan dewan-dewan yang dibentuk pemerintah seperti Volksraad Dewan Rakyat, Gemeenteraden Dewan-dewan kotapraja, Provincieraden Dewan-dewan propinsi atau 69 Regentschapsraden Dewan-dewan kabupaten serta lainnya Sagimun MD, 1989: 93. PNI mengganggap bahwa lahirnya partai politik tersebut sebagai awal lahirnya nasionalisme Indonesia murni yang memperjuangkan kemerdekaan atas kemauan dan kekuatan sendiri sehingga berbeda dengan organisasi politik perintis sebelumnya yaitu Indishe Partij yang dipimpin oleh Douwes Dekker. Perbedaan mendasar antara asas kebangsaan atau nasionalisme dari IP dengan PNI adalah: a. Nasionalisme yang dianut IP berasas “Indisch Nastionalisme”, yang menyatakan bahwa tanah air Indonesia bukan hanya milik orang Indonesia asli tapi juga orang-orang Indo atau peranakan Belanda, perananakan Cina, dan lain-lain yang lahir dan merasa memiliki Indonesia. Nasionalisme IP berasaskan kebudayaan Barat yang disesuaikan dengan kebudayaan pribumi. Dan perjuangan IP lebih mengutamakan pada nasib atau keadaan kaum Indo-Belanda meskipun juga memperhatikan nasib kaum pribumi. b. Nasionalisme PNI berasaskan nasionalisme murni serta berdasarkan kebudayaan asli Indonesia meski bersedia menerima unsur-unsur budaya asing yang dapat memajukan kebudayaan sendiri Sagimun MD, 1989:95. Tujuan utama PNI adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia dengan mempersatukan seluruh semangat kebangsaan rakyat Indonesia menjadi satu kekuatan nasional. Nasionalisme itu dikenal sebagai Trilogi PNI yaitu: a. Nationale geest jiwa atau semangat nasional b. Nationale wil kemauan atau kehendak nasional c. Nationale daad perbuatan nasional Keanggotaan PNI adalah warga pribumi atau Indonesia asli yang minimal berusia 18 tahun. Sedangkan warga keturunan Cina, Arab, Indo-Belanda dll hanya dapat diterima sebagai anggota luar biasa. PNI semakin berpengaruh dengan gaya kepemimpinan Sukarno yang mendasarkan perjuangannya pada asas Marhaenisme sosio-nasionalisme dan sosio- demokrasi. Marhaenisme sebagai istilah yang diciptakan Sukarno merupakan ideologi kerakyatan yang mencita-citakan terbentuknya