Mengenal Konsep Pecahan Biasa.

10 bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang dikehendaki. Sehingga akan didapatkan gambar daerah yang diarsir seperti berikut ini. yang diarsir menyatakan 2 1 yang diarsir menyatakan 2 1 yang diarsir menyatakan 2 1 Peragaan tersebut di atas dapat dilanjutkan untuk pecahan an 8 1 , an 4 1 dan sebagainya, seperti gambar berikut ini. yang diarsir menyatakan 4 1 yang diarsir menyatakan 4 2 yang diarsir menyatakan 8 3 dibaca seperempat atau dibaca dua perempat dibaca tiga perdelapan satu per empat yang diarsir menyatakan 4 1 yang diarsir menyatakan 4 2 yang diarsir menyatakan 8 3 Selain melipat dan mengarsir pada kertas, peragaan dapat pula menggunakan blok pecahan, pita atau tongkat yang dipotong yaitu diartikan sebagai pendekatan pengukuran panjang, yang pada perkembangan berikutnya dapat bermanfaat untuk mengenalkan letak pecahan pada garis bilangan. Pita dipotong menjadi 2 bagian yang sama panjang untuk memperagakan pecahan . 2 1 2 1 1 = 2 2 Pengenalan letak pecahan pada garis bilangan tersebut sangat bermanfaat bila akan mencari pecahan yang senilai dan membandingkan pecahan. 11

4. Konsep Pecahan Desimal

Pecahan desimal adalah pecahan yang mempunyai penyebut khusus yaitu sepuluh, seratus, seribu dan seterusnya. Contoh soal cerita yang dapat diangkat untuk belajar pecahan desimal adalah sebagai berikut. Untuk belajar konsep pecahan desimal, dapat dimulai dengan konsep pecahan persepuluhan dan dilanjutkan dengan pecahan perseratusan. Untuk pecahan perseribuan caranya analog dengan yang lain.

a. Mengenalkan konsep persepuluhan

Mengenal 10 1 dengan peragaan. Cara penulisan dan pembacaan. Angka yang kita gunakan dalam penulisan ada 10 yaitu 0, 1, 2, …, 9. Karena 10 1 kurang dari 1 maka satuannya adalah 0 dan ditulis 0. Sedangkan angka yang berikutnya disepakati di Indonesia dipisahkan dengan tanda koma , yang menunjukkan persepuluhan. Dalam hal ini pecahan yang dimaksud bukan pecahan campuran. Cara menuliskan pecahan desimal persepuluhan dapat diurutkan dengan alternatif sebagai berikut ini. Pembilang dipindahkan dibelakang koma 1 , 10 1  dibaca nol koma satu Berikutnya mengenal penulisan dan pembacaan dari pecahan 10 9 ,..., 10 3 , 10 2 Pembilang dipindah dibelakang koma 2 , 10 2  dibaca nol koma dua 9 , 10 9  dibaca nol koma sembilan 10 1 satuan 1 angka persepuluhan 1 angka 1 angka Di toko kain Laris dijual obral sisa-sisa kain yang ukuran dan harganya ditulis sebagai berikut. 1,5 m kain katun kembang harga Rp25.000,00; 2,4 m kain katun garis harga Rp70.000,00; 1,25 m kain wool harga Rp75.000,00 dan sebagainya. Apa yang dimaksud dengan 1,5 m; 2,4 m; dan 1,25 m? Kesimpulan yang diharapkan muncul adalah: bila persepuluhan maka dibelakang koma ada 1 angka. 12

b. Mengenalkan konsep perseratusan

Dimulai dengan mengenal 100 10 dengan peragaan Pembilang dipindah dibelakang koma 10 , 100 10  Cara penulisan dan pembacaan 10 , 100 10  dibaca nol koma satu nol 11 , 100 11  dibaca nol koma satu satu 99 , = 100 99 dibaca nol koma sembilan sembilan Untuk selanjutnya perlu pengalaman dalam menemukan cara menuliskan pecahan perseratusan meliputi 100 9 ,...., 100 2 , 100 1 dalam desimal dan pengucapannya. , = 100 1 - - Ternyata semua sudah ada yang menggunakan yaitu 100 19 ,.... 100 13 , 100 12 , 100 11 , 100 10 . Berarti bila 1 terletak di depan salah. Jadi 1 harus terletak dibelakang. Seterusnya, bila 1 terletak di belakang maka yang di depan harus dicari dengan cara seperti tadi. 2 angka satuan perseratusan 2 angka harus 2 angka dst Kesimpulan yang diharapkan adalah: bila penyebut perseratusan maka dibelakang koma ada 2 angka. Bagaimana memperkirakan cara menulis dan membaca pecahan desimal perseratusan? Menulis 1 .... 100  untuk memindah pembilang dibelakang koma, muncul pertanyaan: Apakah 1 terletak di depan atau di belakang? Kalau 1 terletak di depan, yang dibelakang bilangan berapa? Apakah 0? Apakah 1 ? Dan seterusnya sampai 9.