7 benda utuh dan disebut ”penyebut”. Sedangkan ”1” menunjukkan banyaknya bagian yang
menjadi perhatian atau digunakan atau diambil pada saat tertentu dan disebut pembilang.
b. Pecahan menyatakan bagian dari kelompok-kelompok yang beranggotakan sama banyak, atau juga menyatakan pembagian.
Apabila sekumpulan apel dikelompokkan menjadi 2 bagian yang beranggotakan sama banyak, maka situasinya jelas dihubungkan dengan pembagian. Situasi di mana
sekumpulan apel yang banyaknya 12, dibagi menjadi 2 kelompok yang beranggotakan sama banyak, maka kalimat matematikanya dapat 12 : 2 = 6 atau
2 1 12 = 6. Sehingga
untuk mendapatkan 2
1 dari 12 apel, maka kita harus memikirkan 12 apel yang dikelompokkan menjadi 2 bagian yang beranggotakan sama. Banyaknya anggota masing-
masing kelompok, terkait dengan banyaknya apel semula, dalam hal ini 2
1 dari banyaknya apel semula yaitu
2 1 dari 12.
Hal lain juga dapat terjadi pada pembagian bilangan yang menghasilan pecahan campuran sebagai berikut ini.
Di dalam kardus terdapat 5 roti mini sisa arisan. Ibu menyuruh 2 anaknya untuk makan roti tersebut. Berapa bagian diperoleh setiap anak?
Ada 12 apel yang dikelompokkan menjadi 2.
Kalimat matematika
12 : 2 = 6 atau 2
1 x 12 = 6
8
c. Pecahan sebagai perbandingan rasio
Hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah perbandingan. Berikut diberikan contoh situasi yang biasa memunculkan perbandingan.
Ketiga situasi tersebut semuanya dikenalkan kepada siswa, dengan urutan kelas yang berbeda. Untuk tahap pertama, konsep pecahan dikenalkan dengan memunculkan situasi
yang pertama yaitu pecahan sebagai bagian dari yang 1 utuh.
2. Penulisan dan Pembacaan Pecahan
Telah disampaikan pada bagian 1 bahwa secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu dari: pecahan biasa, pecahan desimal, persen dan pecahan campuran.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam penulisan lambang bilangan, penyebutan nama pecahan maupun pengucapan untuk masing-masing pecahan akan berbeda.
No Penulisan
Nama Pecahan Pengucapan
Benar Salah
1.
2 1
pecahan biasa setengah, satu
perdua, seperdua 2.
3 2
4
pecahan campuran empat, dua pertiga
dengan jeda empat dua pertiga
tanpa jeda 3.
0,75 pecahan desimal
nol koma tujuh lima Tujuh puluh lima
perseratustujuh lima perseratusnol
koma tujuh puluh lima
4. 20
Persen dua puluh persen
buku biru 3 buku merah 7
Dalam kelompok yang terdiri dari 10 buku terdapat 3 buku yang bersampul biru. Perbandingan buku yang bersampul biru terhadap keseluruhan buku
adalah 3 : 10 atau buku yang bersampul biru
10 3
dari keseluruhan buku.
9
3. Mengenal Konsep Pecahan Biasa.
Untuk mengenal konsep pecahan biasa, dapat dimulai dengan soal cerita sebagai berikut.
Kegiatan pembelajaran untuk mengenal konsep pecahan biasa akan lebih berarti bila didahului dengan soal cerita yang menggunakan obyek-obyek nyata misal: telur, apel,
tomat, tahu, martabak, yang dilanjutkan dengan blok pecahan atau kertas yang diarsir.
Menggunakan benda kongkrit
Menggunakan blok pecahan
Peraga selanjutnya dapat berupa daerah-daerah bangun datar beraturan misalnya persegi, persegipanjang, atau lingkaran yang akan sangat membantu dalam memperagakan
konsep pecahan. Pecahan
2 1
dapat diperagakan dengan cara melipat kertas berbentuk lingkaran atau persegi, sehingga lipatannya tepat menutupi satu sama lain. Selanjutnya
Ibu mempunyai sebutir telur rebus yang akan diberikan kepada 2 orang anaknya. Bagaimana caranya agar masing-masing anak mendapat bagian yang sama? Apa yang
harus dilakukan ibu? Berapakah bagian yang didapat setiap anak?
Ibu harus membelah telur menjadi 2 bagian
yang sama