dengan keparahan penyakit dan dapat digunakan untuk memprediksi hasil terapi. Sitokin mengerahkan efeknya melalui sejumlah mekanisme:
1. Efek proinflamasi potensi, akumulasi prostaglandin dan molekul lain 2. IL-1 dan TNF-
α, yang dikenal induser dari sintesis dan aktivasi metalloproteases oleh kondrosit, mungkin menyebabkan peningkatan
kerusakan jaringan 3. Stimulasi ujung-ujung saraf sensorik, merangsang rasa sakit dan pelepasan
proinflamasi neuropeptida 4. Generasi radikal bebas.
d. Agen proinflammatori Sejumlah molekul aktif dalam proses inflamasi telah diidentifikasi dalam
gangguan TMJ, ada pula yang erat hubungannya dengan gejala klinis dan respon terapi. Korelasi antara tingkat signifikan prostaglandinPGE2 dan nyeri terhadap
pergerakan. PGE2 terlibat dalam patogenesis osteoartritis dan menginduksi produksisitokin, proteasedanROS superoksida dan anion hidroksil.
32
4.3.2 Faktor Ekstra-Artikular
Bukti terbaru menunjukkan bahwa sejumlah faktor ekstra-artikular secara signifikan dapat mempengaruhi inisiasi dan perkembangan nyeri sendi. Termasuk di
dalamnya nutrisi, genetik dan jenis kelamin.
32
a. Genetik Variasi genetik dalam inisiasi dan pemeliharaan sindrom nyeri kronis telah
banyak dipelajari. Timbulnya nyeri otot pengunyahan telah dikaitkan dengan varianhaplotipe dari pengkodean gen katekolamin-O-methyltransferase COMT.
Mutasi pada gen yang mengkode kolagent elah dikaitkan dengan penyakit sendi degeneratif. Namun,t idak ada data yang sama saat ini tersedia untuk gangguan TMJ,
tetapi ini sepertinya wajar melakukan hubungan genetik akan dibentuk oleh penelitian mendatang.
b. Jenis Kelamin Nyeri gangguan TMJ dan tanda-tanda klinis osteoarthritis lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pada pria. Meskipun alasan untuk hal ini adalah jelas
Universitas Sumatera Utara
mereka mungkin terkait dengan temuan bukti terbaru menunjukkan hormon wanita tidak memodulasi pelepasan neuropeptida dari sel ganglion trigeminal.
4.3.3 Patofisiologi Nyeri Sendi Temporomandibular yang Berkaitan dengan Traumatik Neuroma
Penanganan secara bedah yang biasa dilakukan untuk kelainan TMJ, tanpa memperhatikan prosedur yang dilakukan umumnya adalah preaurikular. Penangan
ini bersifat langsung, secara estetik dapat diterima penderita dan digunakan secara luas untuk pembedahan sendi. Terdapat sedikit variasi dan modifikasi dalam
penempatan insisi awal, yaitu insisi pembuka oblik anterior superior, insisi pada sisi lateral tragus dan bukannya pada anteriornya dan modifikasi insisi yang sedikit
berbentuk kurva linier. Pilihan insisi sebagian besar didasarkan pada mana yang disukai oleh operator, karena tidak satupun yang menunjukan keuntungan ataupun
kerugian yang lebih besar.Insisi awal 3-4cm dibuat tepat di anterior tulang rawan bagian luar telinga sampai mencapai fasia temporalis. Fasia ini dibagi dan kartilago
auditori eksternaterbuka melalui pemotongan tajam dan tumpul tepat di anterior tragus.Kartilago auditori eksterna berfungsi sebagai panduan potongan medioanterior
yang mencapai atau mengarah ke arkus zigomatikus.Prosesus kondilaris dipalpasi dan dengan pemotongan lebih jauh kapsula akan terlibat. Penanganan kapsula ini
tergantung pada prosedur yang digunakan, tetapi jika dibutuhkan jalan masuk ke rongga sendi superior, kapsula dipotong anteroposterior sepanjang posisinya pada sisi
lateral dari eminensia dan fossa dan pada bagian inferior, mencapai perlekatan posterior. Untuk memperlihatkan permukaan artikular prosesus kondilaris, rongga
sendi bagian bawah dimasuki melalui insisi ke dalam diskus sepanjang perlekatan inferolateral prosesus kondilaris. Potongan tersebut dimodifikasi pada tahap ini untuk
bisa lebih jelas memperlihatkan strukturnya atau untuk mendapatkan jalan masuk bagi pelaksanaan prosedur yang dipilih. Jika dibutuhkan penambahan jalan masuk
dilakukan penanganan submandibular Risdon yang dikombinasikan dengan pemotongan preaurikular.
31
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. a. Posisi preaurikular
33
b. Insisi preaurikular
34
Pertimbangan anatomis yang berkaitan dengan pembedahan preauricular adalah kelenjar parotid, vena dan arteri temporalis superfisialis, dan nervus fasialis
serta auriculotemporalis. Struktur-struktur ini terletak di anterior jalur pembedahan preaurikular. Struktur yang berisiko paling tinggi adalah cabang temporalis dari
nervus fasialis, yang berjalan arah anteroposterior, melintasi arkus zigomatikus tepat di depan dari meatus auditus eksternus tulangnya. Nervus tersebut mensarafi
muskulus aurikularis anterior, otot dahi dan sebagian besar okuli orbikularis. Penggunaan rangsangan saraf elektrik disposabel mempermudah penentuan lokasi
saraf motorik. Jika cabang temporalis dari nervus fasialis mengalami cedera saat pelaksanaan pembedahan, sering kali saat penarikan atau penekanan, kemunduran
tersebut akan diketahui saat pemulihan anestesi. Muskulus frontalis dan okuli orbikularis dari sisi yang terlibat mengalami paralisis yang jelas.
31
Denervasi merupakan lanjutan atau akibat yang sering kali timbul setelah pembedahan TMJ, baik yang terpotongnya suplai saraf bagian perifer pada sendi, atau
akibat cedera atau terpotongnya nervus masseter atau auriculotemporalis itu sendiri. Rasa sakit menekan dan tajam disebabkan oleh tekanan titik pemicu trigger point di
daerah preaurikular.Nyeri dari jaringan lunak atau organ yang berdekatan dapat terjadi traumatik neuroma.
7,31
4.4 Komplikasi Bedah Sendi Temporomandibular Joint