dan antidemam antipiretik. Obat-obat golongan ini menyebabkan penurunan nyeri yang bekerja pada ujung saraf perifer di daerah yang
mengalami cedera, dengan menurunkan kadar mediator peradangan yang dibangkitkan oleh sel-sel yang mengalami cedera. Obat ini juga
menurunkan pelepasan prostaglandin di daerah cedera. Obat ini umumnya diberikan untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang.
9,15
2. Analgesik opiatterbagi menjadi tiga kelompok obat, yaitu opiat agonist,partial agonist dan agonist-antagonis campuran: komponen yang
menghambat efek opiat pada salah satu reseptor dan memproduksi efek opiat pada reseptor lainnya. Opiat bekerja dengan mengikat reseptor opiat
pada neuron efferent, sehingga impuls nyeri akan terhenti pada spinal cord dan tidak ditransmisikan ke korteks. Dalam keadaan ini nyeri kemudian
tidak dipersepsikan.Analgesik opiat agonist-antagonist merupakan opiat campuran, komponen yang menghambat efek opiat pada reseptor lainnya.
Butorphanol Stadol, Nalbuphine Nubain, Decozine Dalgan merupakan contoh jenis analgesik opiat agonist-antagonist. Analgesik opiat antagonist
termasuk kedalamnya Naloxone Narcan dan Naltrexone Trexal dan yang paling sering digunakan adalah Naloxone Narcan. Efek samping
yang ditimbulkan adalah sedasi, depresi pernapasan dan mual.
9
3. Analgesik adjuvan adalah obat yang dikembangkan bukan untuk memberikan efek analgesik, tetapi ditemukan mampu menyebabkan
penurunan nyeri pada berbagai nyeri kronis. Contohnya adalah sedatif ringan atau tranquiliser seperti diazepam Valium
®
, mungkin membantu menurunkan spasme otot yang disertai nyeri selain menurunkan
kecemasan, stres, dan ketegangan sehingga pasien mampu tidur dengan baik. Antidepresan seperti amitriptilin hidroklorid Elavil
®
, diberikan untuk mengatasi depresi selain juga memberi efek mengurangi gangguan
nyeri.
15
2.5.2 Tindakan Non Invasif
Tindakan pengontrolan nyeri non invasif digunakan untuk mendukung terapi farmakologis yang sudah diberikan. Dalam pelaksanaanya, pasien dan keluarga perlu
Universitas Sumatera Utara
dilibatkan didalam merencanakan tindakan non-invasif sehingga ketika pasien dan keluarga dapat melalukannya dengan efektif ketika harus menjalani perawatan
dirumah. Jenis daripada tindakan noninvasif antara lain:
2.5.2.1 Membangun hubungan terapeutik perawat-pasien Terciptanya hubungan terapeutik antara pasien dan perawat akan memberikan
pondasi dasar terlaksananya asuhan keperawatan yang efektif pada pasien yang mengalami nyeri. Hubungan saling percaya yang terbentuk akan membuat perawat
merasa nyaman dalam mendengarkandan bertindak memberikan asuhan keperawatan sebaliknya pasiennya merasa nyaman untuk mendengarkan anjuran perawat dan
berani untuk menyatakan keluhan-keluhannya.
9
2.5.2.2 Bimbingan antisipasi Menghilangkan kecemasan pasien sangatlah perlu, terlebih apabila dengan
timbulnya kecemasan akan meningkatkan persepsi nyeri pasien. Pada pasien yang akan mengalami tindakan operasi, penjelasan prosedur tindakan akan mengurangi
kecemasan pasien. Penjelasan mengenai bagaimana tindakan akan dilakukan, apa yang akan dirasakan pasien saat tindakan akan dilakukan sangat penting untuk
mengurangi kecemasan pasien.
9
2.5.2.3 Relaksasi Relaksasi adalah suatu tindakan untuk “membebaskan” mental dan fisik dari
ketegangan dan stres, sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Berbagai metode relaksasi digunakan untuk menurunkan kecemasan dan ketegangan
otot sehingga didapatkan penurunan denyut jantung, penuruanan respirasi serta penurunan ketegangan otot. Contoh tindakan relaksasi yang dapat dilakukan untuk
menurunkan nyeri adalah napas dalam dan relaksasi otot.
15
2.5.2.4 Imajinasi Terbimbing Imajinasi terbimbing dapat digunakan bersamaan saat melakukan tindakan
relaksasi atau merupakan tindakan terpisah.Imajinasi terbimbing adalah upaya untuk menciptakan kesan dalam pikiran pasien, kemudian berkonsentrasi pada kesan
tersebut sehingga secara bertahap dapat menurunkan persepsi pasien terhadap nyeri.Tindakan ini membutuhkan konsentrasi yang cukup, upayakan kondisi
lingkungan pasien mendukung untuk tindakan ini. Kegaduhan, kebisingan, bau menyengat atau cahaya yang sangat terang perlu dipertimbangkan agar tidak
Universitas Sumatera Utara
mengganggu pasien untuk konsentrasi. Beberapa pasien lebih relaks apabila dengan menutup mata.
9,15
2.5.2.5 Distraksi Distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian pasien ke hal-hal lain di
luar nyeri, dengan demikian diharapkan dapat menurunkan kewaspadaan pasien terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Salah satu kerugian
tindakan ini yang perlu dipikirkan adalah apabila stimulasi distraksi berakhir maka nyeri yang dirasakan biasanya semakin bertambah berat, oleh karena itu alasan
tersebut penggunaaan teknik distraksi lebih efektif digunakan ketika hendak membebaskan nyeri sebentar saja seperti saat onset dari pemberian obat analgesik
atau pada saat perawat baru menyiapkan obat analgesik. Cara bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri dapat dijelaskan dengan teori gate control. Pada spinal cord,
sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat oleh stimuli dari serabut-serabut saraf yang lain.
9,16
Distraksi ini meliputi: a. Distraksi visual misalnya: menonton tv dan melihat pemandangan
b. Distraksi auditory misalnya: mendengarkan suara musik yang disukai. 2.5.2.6 Akupungtur
Akupungtur merupakan terapi pengobatan kuno cina,dimana akupungtur menstimulasi titik-titik tertentu pada tubuh meningkatkan aliran energi disebut:chi
disepanjang jalur yang disebut meridian. Titik-titik akupungtur dapat distimulasi dengan memasukkan dan mencabut jarum, menggunakan panas, tekananpijat, laser
atau stimulasi elektrik atau kombinasi dari berbagai macam cara tersebut.
9
2.5.2.7 Biofeedback Merupakan metode elektronik yang mengukur respon fisiologis, seperti
gelombang pada otak, kontraksi otot, atau temperatur kulit kemudian “mengembalikan” memberikan informasi tersebut ke pasien. Kebanyakan alat
biofeedback terdiri dari beberapa elektroda yang ditempatkan pada kulit dan sebuah unit amplifier yang mentransformasikan data berupa tanda visual seperti lampu yang
berwarna. Pasien kemudian mengenali tanda tersebut sebagai respon stres dan menggantikannya dengan respon relaksasi.
9,15
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.8 Stimulasi Kutaneus Teknik ini bekerja dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengontrol
nyeri. Hal ini berkaitan dengan teori gate control. Stimulasi kutaneus akan merangsang serabut-serabut saraf perifer untuk mengirimkan impuls yang dibawa
oleh serabut A-Beta mendominasi maka mekanisme gerbang akan menutup sehingga impuls nyeri tidak dihantarkan ke otak. Stimulasi kulit dapat dilakukan dengan cara
pemberian kompres dingin, balsem analgetika dan stimulasi kontralateral.
9,16
2.5.2.9 Akupresur Akupresurdikembangkan dari ilmu pengobatan kuno Cina dengan
menggunakan sistem akupungtur. Terdapat beberapa teknik akupresur yang dapat dilakukan oleh pasien secara mandiri untuk membebaskan rasa nyeri.Pasien dapat
menggunakan ibu jari atau jari untuk memberikan tekanan pada titik akupresur untuk membebaskan ketegangan pada otot kepala bahu atau leher.Seperti halnya
akupungtur, akupresur kemungkinan bekerja dengan melepaskan endorphin dalam membebaskan nyeri.
9,15
2.5.2.10 Psikoterapi Psikoterapi dapat menurunkan perpsesi nyeri pada beberapa pasien, terutama
pada pasien yang sangat sulit sekali untuk mengontrol nyeri, pada pasien yang mengalami depresi, atau pada pasien yang pernah mempunyai riwayat masalah
psikiatri. Salah satu model pendekatan psikiatri adalah dengan membangun kerangka pikiran yang positif pada pasien, sebuah pendekatan yang mengajarkan pasien untuk
membingkai kembali masalah yang dihadapi dengan meningkatkan kesadaran sehingga menggunakan teknik hipnotis dalam mengontrol nyeri, terbukti cara ini
cukup efektif dalam memodifikasi respon nyeri, akan tetapi hanya beberapa orang saja yang mempunyai keahlian dalam bidang ini.
9
2.5.3 Tindakan InvasifPembedahan