Tindakan Farmakologis Perawatan Nyeri

Selanjutnya transmisi ini dilanjutkan melalui sistem contralateral spinalthalamic melalui ventral lateral dar thalamus menuju korteks serebral. 3. ModulasiModulation Proses modulasi mengacu kepada aktivitas neural dalam upaya mengontrol jalur transmisi nosiseptor tersebut. Proses modulasi melibatkan sistem neural yang komplek. Ketika impuls nyeri sampai di pusat saraf, transmisi impuls nyeri ini akan dikontrol oleh sistem saraf pusat dan mentransmisikan impuls nyeri ini kebagian lain dari sistem saraf seperti bagian korteks. Selanjutnya impuls nyeri ini akan ditransmisikan melalui saraf-saraf descend ke tulang belakang untuk memodulasi efektor. 4. PersepsiPerception Persepsi adalah proses yang subjektif. Proses persepsi ini tidak hanya berkaitan dengan proses fisiologis atau proses anatomis. Oleh karena itu, faktor psikologis, emosional, dan behavioral perilaku juga muncul sebagai respon dalam mempersepsikan pengalaman nyeri tersebut. Proses persepsi ini jugalah yang menjadikan nyeri tersebut suatu fenomena yang melibatkan multidimensional.

2.5 Perawatan Nyeri

Terdapat tiga kategori tindakan yang akan digunakan untuk mengontrol nyeri yaitu: tindakan farmakologis, non-invasif dan tindakan invasif. Ketiganya sering digunakan bersamaan didalam upaya mengontrol nyeri. 9

2.5.1 Tindakan Farmakologis

Penatalaksanaan nyeri menurut WHO secara farmakologis meliputi penggunaan analgesik non-opiat, analgesik opiat dan analgesik adjuvan. 1. Analgesik non-opiat sering digunakan untuk berbagai keadaan yang mengakibatkan nyeri seperti trauma, penggunaan analgesik non-opiat ini meliputi nyeri yang bersifat ringan sedang dan digunakan secara berkesinambungan dengan obat-obatan opiat. Analgesik non-opiat analgetik non-narkotik atau sering disebut juga Nonsteroid Anti- Inflammatory Drugs NSAIDs seperti aspirin, asetominofen, dan ibuprofen selain memiliki efek antinyeri juga memiliki efek antiinflamasi Universitas Sumatera Utara dan antidemam antipiretik. Obat-obat golongan ini menyebabkan penurunan nyeri yang bekerja pada ujung saraf perifer di daerah yang mengalami cedera, dengan menurunkan kadar mediator peradangan yang dibangkitkan oleh sel-sel yang mengalami cedera. Obat ini juga menurunkan pelepasan prostaglandin di daerah cedera. Obat ini umumnya diberikan untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang. 9,15 2. Analgesik opiatterbagi menjadi tiga kelompok obat, yaitu opiat agonist,partial agonist dan agonist-antagonis campuran: komponen yang menghambat efek opiat pada salah satu reseptor dan memproduksi efek opiat pada reseptor lainnya. Opiat bekerja dengan mengikat reseptor opiat pada neuron efferent, sehingga impuls nyeri akan terhenti pada spinal cord dan tidak ditransmisikan ke korteks. Dalam keadaan ini nyeri kemudian tidak dipersepsikan.Analgesik opiat agonist-antagonist merupakan opiat campuran, komponen yang menghambat efek opiat pada reseptor lainnya. Butorphanol Stadol, Nalbuphine Nubain, Decozine Dalgan merupakan contoh jenis analgesik opiat agonist-antagonist. Analgesik opiat antagonist termasuk kedalamnya Naloxone Narcan dan Naltrexone Trexal dan yang paling sering digunakan adalah Naloxone Narcan. Efek samping yang ditimbulkan adalah sedasi, depresi pernapasan dan mual. 9 3. Analgesik adjuvan adalah obat yang dikembangkan bukan untuk memberikan efek analgesik, tetapi ditemukan mampu menyebabkan penurunan nyeri pada berbagai nyeri kronis. Contohnya adalah sedatif ringan atau tranquiliser seperti diazepam Valium ® , mungkin membantu menurunkan spasme otot yang disertai nyeri selain menurunkan kecemasan, stres, dan ketegangan sehingga pasien mampu tidur dengan baik. Antidepresan seperti amitriptilin hidroklorid Elavil ® , diberikan untuk mengatasi depresi selain juga memberi efek mengurangi gangguan nyeri. 15

2.5.2 Tindakan Non Invasif