3. Nosiseptor yaitu reseptor yang mendeteksi kerusakan di dalam jaringan baik kerusakan fisik maupun kimia
4. Reseptor elektromagnet yaitu reseptor yang mendeteksi cahaya pada retina mata
5. Kemoreseptor yaitu reseptor yang mendeteksi pengecapan di dalam mulut, bau di dalam hidung, kadar O2 di dalam darah arteri, osmolitas cairan
tubuh, kadar CO
2
dan bahan kimia tubuh lainnya. Reseptor nyeri disebut nosiseptor yang umumnya diartikan sebagai ujung
saraf bebas pada serabut saraf bermielin dan tidak bemielin. Persepsi nyeri diperantai oleh reseptor kimia spesifik yang timbul bila terjadi kerusakan jaringan. Substansi
tersebut adalah asetil kolin, histamin serotonim, prostaglandin dan bradikinin.
4
2.2.3 Perjalanan Nyeri
Untuk lebih mudah memahami proses terjadinya nyeri, dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang anatomi fisiologi sistem persarafan. Rangkaian
proses terjadinya nyeri diawali dengan tahap transduksi. Hal ini terjadi ketika nosiseptor yang terletak pada bagian perifer tubuh, distimulasi oleh berbagai stimulus
seperti faktor biologis, mekanis, listrik thermal, radiasi dan lain-lain. Serabut saraf tertentu bereaksi atas stimulus tertentu, sebagaimana disebutkan dalam klasifikasi.
Klasifikasi serabut saraf dapat dilihat dalam Tabel 1. Dapat dilihat bahwa informasi nosiseptif dapat diteruskan oleh serabut A-delta dan serabut C, tetapi kedua jenis
serabut tersebut juga menyampaikan informasi dari termoreseptor, mekanoreseptor ambang rendah, dan masing-masing serabut otonom preganglionik dan
postganglionik.
9,10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Klasifikasi serabut saraf
10
Tipe serabut
Diameter µm
Penghantaran mdetik
Reseptor Afferen Efektor Eferen
A- α
12-21 70-120
Otot spindle- aferen primerOrgan tendon golgi
α-akson motoneuron ke otot rangka
A- 6-12
35-70 Otot spindle-aferen
sekunder, Mekanoreseptor ambang
rendah A-
2-8 12-48
-akson motoneuron ke otot spindle
A- δ
1-6 2.5-35
Ambang rendah Mekanoreseptor
Termoreseptor Nosiseptor
Β 1-3
2.5-15 Preganglionik
Serabut-serabut otonom
C 0.4-1.2
0.7-1.5 Ambang rendah
Mekanoreseptor Termoreseptor
Nosiseptor Postganglionik
Serabut-serabut otonom
Fast pain dicetuskan oleh reseptor tipe mekanis atau thermal yaitu serabut saraf A-Delta sedangkan slow pain nyeri lambat biasanya dicetuskan oleh serabut
saraf C.Serabut saraf A-Delta mempunyai karakteristik menghantarkan nyeri dengan cepat serta bermielinasi dan serabut saraf C yang tidak bermielinasi, berukuran sangat
kecil dan bersifat lambat dalam menghantarkan nyeri.Serabut A mengirim sensasi yang tajam, terlokalisasi, dan jelas dalam melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi
intensitas nyeri. Serabut C menyampaikan impuls yang tidak terlokalisasi bersifat difusi visceral dan terus menerus.
9
Tabel 2. Perbedaan serabut saraf A-delta dan C
9
Serabut A-delta Serabut C
Bermielinasi Tidak Bermielinasi
Diameter 2-5 mikrometer Diameter 0.4-12.2mikrometer
Kecepatan hantar 12-30 mdt Kecepatan hantar 0.5-2 mdt
Menyalurkan impuls nyeri yang bersifat tajam , menusuk, terlokalisasi dan jelas
Menyalurkan impuls nyeri yang bersifat tidak terlokalisasi, visceral dan terus-menerus
Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh mekanisme kerja serabut A-delta dan serabut C dalam suatu trauma adalah ketika sesorang menginjak paku, sesaat setelah kejadian orang tersebut
dalam waktu kurang 1 detik akan merasakan nyeri yang terlokalisasi dan tajam, yang merupakan transmisi dari serabut A. Dalam beberapa detik selanjutnya nyeri
menyebar sampai seluruh kaki terasa sakit karena persarafan serabut C.
9
Gambar 2. Perjalanan impuls nyeri
11
Tahap selanjutnya adalah transmisi, dimana impuls nyeri kemudian ditransmisikan serat afferen A-delta dan C ke medulla spinalis melalui dorsal horn,
dimana disini impuls akan bersipnasis di substansia gelatinosa lamina II dan III impuls kemudian menyebrang keatas melewati traktus spinothalamus anterior dan
lateral diteruskan langsung ke thalamus tanpa singgah di formatio retikularis membawa impuls fast pain. Di bagian thalamus dan korteks selebri inilah individu
kemudian dapat mempersepsikan, mengambarkan, melokalisasi, menginterpretasikan dan mulai berespon terhadap nyeri.Beberapa impuls nyeri ditransmisikan melalui
traktus paleospinothalamus pada bagain tengah medulla spinalis. Impuls ini memasuki formatio retikularis dan sistem limbik yang mengatur perilaku emosi dan
Universitas Sumatera Utara
kognitif, serta integritas dari sistem saraf otonom. Slow pain yang terjadi akan membangkitkan marah, cemas, tekanan darah meningkat, keluar keringat dingin dan
jantung berdebar-debar Gambar 3.
9
Gambar 3. Proses terjadinya nyeri
9
2.2.4 Teori-Teori Nyeri