BAB 1 PENDAHULUAN
Nyeri orofasial adalah keluhan umum yang mempengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia dan sering terjadi pada masyarakat umum. Nyeri ini
merupakan masalah kesehatan yang kompleks yang dapat membahayakan kualitas hidup pasien dan membuat para dokter frustasi.
1
Sebuah penelitian oleh Lipton dari 45.711 rumah tangga mengungkapkan bahwa 22 dari penduduk AS mengalami
nyeri orofasial lebih dari satu kali selama periode enam bulan.
2
Menurut Asosiasi Nyeri Internasional1979 nyeri adalah suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. Nyeriorofasialdapat didefinisikan
sebagairasa sakit
dandisfungsi yang
mempengaruhimotorik dansensoriktransmisidalam sistemsaraf trigeminal yang manifestasinya di daerah
oral-fasial, walaupun fokusnya bukan di oral-fasial atau semua nyeri yang mempunyai daerah pemicu trigger point di oral-fasial.
2,3
Menurut Okeson 1995, nyeri daerah orofasial termasuk sistem stomatognatik diklasifikasikan dalam dua
sumbu aksis, yaitu sumbu I yang mendeskripsikan kondisi fisik dan sumbu II yang mendeskripsikan kondisi psikologis. Nyeri orofasial pada kondisi fisik terdiri dari
nyeri somatik dan nyeri neuropatik. Nyeri neuropatik timbul akibat kerusakan atau perubahan pada jalur nyeri paling sering pada cedera saraf perifer akibat pembedahan
atau trauma salah satunya adalah neuroma.
4
Traumatik neuroma adalah lesi jinak yang jarang terjadi, khususnya menjadi konsekuensi dari prosedur bedah terjadi akibat respon hiperplastik terhadap
kerusakan saraf setelah terpotongnya serabut saraf yang besar.
5,6
Laporan kasus Kodama Y, dkk menyatakan kasus nyeri orofasial pada pasien yang telah menjalani
beberapa kali operasi TMJ didiagnosis dengan traumatik neuroma. Pasien tersebut telah menjalani operasi sebanyak lima kali, pasca pembedahan pasien mengalami
Universitas Sumatera Utara
nyeri parah disebabkan oleh titik pemicu trigger point yang menekan di daerah preaurikular sebelah kiri.
7
Pasien traumatik neuroma harus didiagnosa banding dengan riwayat bedah TMJ sebelumnya berkaitan dengan nyeri orofasial di wilayah TMJ tersebut.
Mendiagnosis penyebab nyeri orofasial pada pasien dengan riwayat gangguan TMJ adalah sulit, ada atau tidak rasa sakit dengan gejala gangguan TMJ yang berasal dari
perawatan sebelumnya. Masalah yang dapat berasal dari TMJ meliputi infeksi pasca operasi, reaksi giant cell, dan dislokasi dari TMJ. Nyeri orofasial yang disebabkan
oleh lesi tumor atau massa yang berada di dekat TMJ sering salah diagnosis sebagai TMD, sehingga diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang diperlukan menjadi
tertunda.
7
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi mengenai nyeri orofasial yang terkait dengan
traumatik neuroma pada pasien yang sering menjalani operasi TMJ, sehingga dapat dijadikan informasi kepada pasien kemungkinan untuk terjadinya traumatik neuroma
pasca operasi TMJ yang berulang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 NYERI OROFASIAL