Tujuan Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi Rangkuman Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Seni Budaya SD KK A 15 Kegiatan Pembelajaran 1 Apresiasi dan Unsur‐unsur Seni Rupa Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang untuk melakukan tindakan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pembelajar. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara sumber belajar dengan pembelajar untuk menuju tujuan yang lebih baik.

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu memahami apresiasi karya seni rupa dan melaksanakan kegiatan kreatif dengan melakukan eksplorasi unsur‐ unsur seni rupa sesuai kaidah‐kaidah pengorganisasiannya.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari modul ini, Anda mampu: . mengapresiasi karya seni rupa, . mengidentifikasi unsur‐unsur seni rupa; dan . mengeksplorasi beberapa unsur seni rupa.

C. Uraian Materi

1. Esensi Pendidikan Seni

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan termasuk salah satu pelajaran wajib dalam kurikulum di sekolah. Pendidikan seni budaya dan Keterampilan seolah kehilangan dukungan, arah dan orientasi utamanya. Orientasi utama pendidikan seni di sekolah‐sekolah, antara lain untuk menanamkan nilai‐nilai yang dapat menumbuhkan sensitivitas rasa yang tercermin dalam nilai‐nilai sejarah, adat‐istiadat, tata susila, dan spirit dalam suatu karya seni. Pendidikan seni di sekolah sangat berbeda dengan pendidikan seni di sanggar. Bila dalam DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 16 sanggar lebih ditekankan penguasaan keterampilan yang mengarah pada keahlian dan profesionalisme, pendidikan seni di sekolah formal bertujuan menumbuhkan kepekaan rasa estetis dan apresiatif serta pengalaman kreatif yang berfungsi membantu perkembangan siswa dari segi intelektual, emosional, dan spiritualnya. Pemahaman ini yang kurang dimengerti oleh berbagai raktisi dan pejabat di lingkungan dinas pendidikan di berbagai daerah. Pendidikan seni di sekolah cenderung diorientasikan untuk kepentingan pertunjukan demi membangun animo sekolah. Pendidikan adalah usaha sadar mengembangkan anak dalam segala hal sehingga anak menjadi dewasa, yang meliputi kedewasaan berpikir, merasakan, berperilaku dan kedewasaan menjalankan tugasnya sebagai anggota masyarakat. Potensi yang ada dalam diri manusia dikendalikan oleh tiga hal, yakni: otak, perasaan, dan karsa.

2. Pembelajaran Seni

Program pengajaran seni merupakan rambu‐rambu atau pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran seni di sekolah, yang dilandasi prinsip‐ prinsip kependidikan umum juga dilandasi oleh konsep‐konsep seni yang berkembang. Pada dasarnya, konsep seni yang melandasi program pengajaran seni bisa berubah‐ubah sesuai dengan perkembangan ptek, sosial, dan budaya masyarakat. al ini dapat dimaknai bahwa konsep seni yang dipakai di suatu negara dalam kurun waktu tertentu bisa berubah‐ubah dan beragam. Berubah‐ ubahnya konsep seni yang melandasi program pengajaran seni secara tersirat ternyata tidak selalu terurai secara jelas dalam kurikulum pendidikan seni di sekolah. al ini yang menyulitkan guru untuk mempersepsi konsep seni yang melandasi program pengajaran seni. Padahal pemahaman calon guru atau pendidik seni terhadap konsep seni yang melandasi program pengajaran seni sangat penting untuk diketahui guru karena nanti akan mempengaruhi bagaimana karakteristik kegiatan pembelajaran seni yang akan dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, para calon guru atau pendidik seni perlu memahami seluruh konsep seni yang melandasi program pengajaran pendidikan seni agar dapat menganalisis kurikulum guna menetapkan konsep seni mana yang DRAFT Seni Budaya SD KK A 17 sebaiknya dijadikan landasan program pengajaran seni yang akan dilaksanakan. Pemahaman calon guru atau pendidik seni terhadap konsep‐konsep seni yang melandasi program pengajaran seni dapat menghindari kekeliruan yang fatal dalam pembelajaran seni di sekolah yang meliputi: cara memotivasi kegiatan seni, cara membimbing dan memberikan sugesti dalam kegiatan seni, memilih bentuk kegiatan pembelajaran, memilih media pembelajaran seni, dan memilih cara mengevaluasi kegiatan seni. Seni dan pendidikan sebagai komponen budaya mengalami perubahan sejalan dengan perkembanganperubahan pandangan hidup masyarakat. Perubahan di bidang seni dan pendidikan terjadi terutama sejalan dengan lahirnya konsep baru di bidang ilmu pengetahuan khususnya dibidang psikologi dan filsafat. Dari sejarah pertumbuhan dan perkembangan pendidikan seni dapat kita jumpai periode‐periode ketika konsep, tujuan pendidikan dan implementasi pembelajaran seni mengalami perubahan‐perubahan tertentu. Pendidikan seni dalam perspektif sejarah dalam perjalanannya dimulai dari tradisi di luar sekolah dan kemudian pendidikan seni di sekolah. Sejak zaman Yunani kuno sebenarnya pendidikan seni sudah dikenal masyarakat melalui perekrutan calon‐calon seniman atau pekerja seni di pusat latihansekolah seniman. Tradisi pendidikan seni di luar sekolah ini disebut dengan istilah sistem pendidikan senikerajinan Soehardjo, meliputi pewarisan, pencantrikan, magang dan sanggar. Sementara itu, pendidikan seni di sekolah biasa disebut dengan istilah pendidikan akademik yaitu untuk tujuan menunjang pendewasaan anak. Berikut disajikan sekilas pendidikan seni dalam perspektif sejarah. Berdasarkan tinjauan singkat tentang pandangan konsep pendidikan seni, dapat dikatakan bahwa arahan konsep pendidikan seni secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitusebagai berikut: Dikaitkan dengan aspek keterampilan untuk menghasilkan senimankriyawan seni dalam pendidikan dan yang ada hubungannya dengan tujuan pendidikan seni sebagai media pendidikan . DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 18 Jenis konsep pendidikan seni pertama lebih tepat diterapkan dan dikembangkan di sekolah‐sekolah pendidikan kejuruan seni perguruan tinggi seni, karena akan melatih keterampilan dan ekspresi artistik anak, sedangkan konsep kedua lebih tepat diterapkan dan dikembangkan di sekolah‐sekolah umum karena dimaksudkan dalam upaya membantu tumbuhkembangnya potensi pribadi anak secara utuh. Dampak pengalaman seni atau fungsi pendidikan seni dapat diidentifikasi sebagai berikut. a Seni sebagai sarana berekspresi Ekspresi merupakan pernyataan kejiwaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam mencari kepuasan. Ekspresi juga merupakan kebutuhan manusia dalam mengkomunikasikan isi hatinya kepada pihak lain. Berekspresi dalam seni berarti menuangkan isi hati dengan menggunakan sarana gambar, gerak, nada suara atau kata Soehardjo, . Bagi anak‐anak seni bisa dijadikan alatsarana untuk berekspresi a means of expression Lowenfeld, . Dalam berekspresi isi pikiran, perasaan dan emosi anak ikut berperan. b Seni sebagai sarana pengembanganpembinaan kreativitas Pembinaan ekspresi dapat menunjang pembinaan kreativitas. Pada umumnya, kreativitas diartikan sebagai daya atau kemampuan untuk mencipta. Melalui kegiatan berolah seni kreatifitas atau daya cipta anak dapat dikembangkan. Berolah seni yang dimaksudkan adalah melakukan kegiatan pengenalan, eksperimen dalam berbagai bentuk jenis alatbahan dan teknik mewujudkanmenampilkan karya seni, baik melalui rupa, gerak, nada suara maupun kata. Membangkitkan dan membebaskan anak untuk melakukan kegiatan berolah seni sesuai kemampuan dan minatnya serta memberi kesempatan kepada anak‐anak untuk mencoba memecahkan masalah ketika berolah seni sehingga menghasilkan hal‐hal baru dan unik baginya merupakan sarana yang baik dalam upaya membina dan mengembangkan kreativitas. Sebagaimana dikatakan oleh tokoh‐tokoh DRAFT Seni Budaya SD KK A 19 seperti Dewey, Read dan Ross bahwa melalui pembelajaran seni dapat membantu meningkatkan daya kreativitas anak. c Seni sebagai sarana pengembangan bakat anak Secara umum orang berpendapat bahwa bakat anak dibawa sejak lahir, tetapi bakat anak ini sulit berkembang jika tidak dipupuk. Bakat anak di bidang seni dapat dipupuk melalui pembelajaran seni. Pendidikan seni yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal dan menjelajah berbagai media seni serta sikapdukungan dan motivasi guru yang positif terhadap anak‐anak berpeluang memelihara dan mengembangkan bakatnya. d Seni sebagai sarana pembinaan keterampilan. Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cekatan dalam melakukan sesuatu. Untuk membantu menyalurkan dorongan ekspresi dan kreativitas anak dibutuhkan suatu keterampilan dasar. Dalam seni latihan keterampilan ini bukan tujuan utama, tetapi hanya sebagai sarana untuk menunjang kelancaran berekspresi atau berkreativitas. Keterampilan yang diberikan bukanlah keterampilan yang bersifat statis, tetapi lebih diarahkan pada keterampilan yang bersifat kondisional. Arti keterampilan yang kondisional bersifat kreatif, produktif, dinamis dan mampu untuk tumbuh. Jenis keterampilan ini cocok untuk dikembangkan di sekolah‐sekolah umum. Melalui kegiatan berolah seni yang memberi cukup kebebasan pada anak untuk melatih skill sejalan dengan dorongan ekspresi dan kreativitasnya akan sangat bermanfaat bagi anak untuk membina dan mengembangkan potensi keterampilannya. e Seni sabagai sarana pembentukan kepribadian. Kebiasaan berolah seni yang memperhatikan dan memberi keleluasaan yang cukup terhadap subjek didik untuk menampilkan sifat‐sifat kepribadian, memberi peluang yang luas untuk pembentukan kepribadian Soenarjo, . Kepribadian dalam seni lebih diarahkan kepada tumbuhnya rasa cinta terhadap kesenian bangsanya dan mau menerima kesenian asing yang terseleksi. Dengan pengenalan benda‐benda seni dan tokoh‐tokoh seniman serta lingkungan alam sekitar yang indah dapat menumbuhkan kecintaan atau kebanggaan anak terhadap alam dan kesenian bangsanya. al ini berarti DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 20 telah mengurangi timbulnya penyimpangan‐penyimpangan sifat kepribadian yang merusak moral dan identitas jati diri bangsa. f Seni sebagai sarana pembinaan impuls estetik Secara naluri setiap anak memiliki impuls estetik Read, . Jika naluri ini tidak mendapat kesempatan tumbuh dan berkembang, naluri tersebut bisa mati atau tumbuh kerdil. Melalui program pendidikan seni nalurikepekaan cita rasa keindahan dapat dibina dan ditumbuh kembangkan. Caranya dimulai dari pengakraban dengan objek yang bermuatan estetik maka seseorang akan semakin peka estetiknya. Kepekaan itu merupakan modal dasar dalam mengapresiasi seni, berolah seni dan menghargai hasil budaya bangsa sendiri maupun bangsa lain. Pandangan ahli tentang pendidikan seni yang diberikan di sekolah umum memiliki fungsi yang beragam sesuai dengan perkembangan dinamika dan kondisi sosial‐budaya masyarakat. Namun beberapa ahli mencoba mengklasifikasikan keberagaman fungsi pendidikan seni tersebut menjadi beberapa fungsi. Menurut Eisner : keunikan fungsi pendidikan seni dalam orientasi pengajaran seni dapat dipetakan dalam sebuah hubungan triadik , yaitu: pandangan pendidikan seni berbasis anak, pandangan pendidikan seni berbasis subjek disiplin ilmu , dan pandangan pendidikan seni berbasis kebutuhan masyarakat. Dalam sudut pandang kebutuhan anak, secara psikologis keunikan mata pelajaran pendidikan seni utamanya berkaitan dengan kontribusi seni terhadap kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi kebutuhan perkembangan pembelajar, yakni terletak pada pemberian pengalaman estetik secara alamiah dalam bentuk kegiatan berekspresi diri secara kreatif dan berapresiasi respon kreatif sehingga dapat membantu menumbuhkembangkan keseluruhan potensi kepribadian utuh holistik pembelajar, baik aspek pribadi, sosial, intelek, emosi maupun fisik. Konsep pengalaman estetik, antara lain diungkapkan oleh Munro bahwa pengalaman estetik merupakan suatu proses psikologis, yaitu cara merespon terhadap stimulus, terutama lewat persepsi indra, tetapi juga berkaitan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, DRAFT Seni Budaya SD KK A 21 dan emosi. Langer dan Goodman dalam Smith and Smith, : mempertegas pandangan yang dikemukakan Munro bahwa pengalaman estetik tersebut mencakup pengalaman kognitif maupun pengalaman rasa yang melibatkan kemampuan berpikir logis, kepekaan rasa, dan peran aktif dari emosi. Selanjutnya, Dewey : dalam teorinya art as experience mengatakan bahwa pengalaman estetik menggambarkan sejenis pengalaman yang spesial karena terjadinya sentuhan dengan gejala keindahan yang ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman, cita rasa dan konteks budaya. Pengalaman estetik sebagai pengalaman spesial juga diungkapkan oleh Clive Bell dalam Sutrisno. : ‐ bahwa pengalaman estetik merupakan pengalaman yang dirasakan secara pribadi dan istimewa. Kesimpulan yang dapat dikemukakan bahwa hakikat pendidikan seni diberikan di sekolah umum adalah sebagai upaya untuk membina pengalaman estetik pembelajar. Pemberian pengalaman estetik dapat dimaknai lebih menekankan pada segi proses kegiatan dari pada segi hasil pemahaman seni maupun hasil karya seni. Pengalaman estetik yang menekankan pada hasil karya seni, lebih sesuai diberikan di sekolah kejuruan seni. Lebih lanjut Dewey dalam Read, menguraikan bahwa penekanan proses pengalaman belajar seni tersebut melibatkan kesadaran dan kepekaan estetik yang dianggap sebagai kulminasi pengalaman yang sulit diperoleh dari jenis pengalaman yang lain. Dewey mengatakan hakekat seni adalah pengalaman. akikat pengalaman adalah interaksi individu anak dengan lingkungannya. akikat pengalaman belajar adalah interaksi individu anak dengan lingkungan yang menyebabkan perubahan perilaku. Jadi hakikat pengalaman belajar seni adalah seni merupakan lingkungan belajar. nteraksi individu anak dengan lingkungan seni menghasilkan pengalaman seni berupa pengalaman estetik timbulnya kesadaran, kepekaan dan sikap estetik pada individu pembelajar. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 22 Pendidikan Seni Budaya dikatakan memiliki fungsi dan tujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi, beradab, dan mampu hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif, intelektual, dan ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan, dan kemampuan menerapkan teknologi dalam berkreasi seni, memamerkan dan mempergelarkannya menciptakan kondisi yang menunjang keakraban siswa dengan seni budaya di lingkungannya; mengoptimalkan budaya lokal; terpadu dan terkorelasi; dikembangkan di dalam kelas dan di luar kelas; memberi kegiatan bervariasi, kesempatan aktif, kreatif, menantang, dan menyenangkan; memperkenalkan keragaman budaya; dan menanamkan kesadaran kritis. g Seni membantu pengembangan daya pikir, rasa, dan karsa Karya seni anak juga mempunyai arti fisik dan simbolis. Mempunyai arti fisik karena karya ciptaan itu merupakan ungkapan ide, kemampuan rasa maupun kemanfatannya dalam kehidupan sehari‐hari.Karya seni mempunyai DRAFT Seni Budaya SD KK A 23 arti simbolis karena dalam proses berkarya berproduksi anak menggerakkan seluruh indera rasa, pikir, dan karsa.

3. Dasar Pendidikan seni

Prinsip dasarnya adalah memanusiakan manusia humanisasi Optimalisasi kecakapan hidup melalui cipta, rasa, dan karsa sesuai potensi yang dimiliki peserta didik Pendidikan seni diarahkan untuk membentuk sikap apresiatif, kritis sensitif dan kreatif. Prinsip pendidikan seni adalah: Menyeimbangkan kemampuan kecerdasan logika dan emosional. Mengembangkan kemampuan imajinasi kreatif. Meningkatkan kemampuan apresiasi terhadap hasil seni dan budaya bangsa. Meningkatkan kepedulian terhadap kondisi lingkungan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, pembinaan pengalaman estetis untuk mengembangkan potensi impuls estetik pembelajar dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan. Menurut Wickiser pengalaman estetik pembelajar dapat dilakukan melalui empat tipe kegiatan, yakni: kegiatan ekspresi, kegiatan konstruksi, kegiatan apresiasi dan kegiatan sosial. Dalam bahasa yang berbeda Eisner mengembangkan potensi pengalaman estetik pembelajar tersebut dalam empat tipe kegiatan meliputi perseptual, produksi, kritik, dan pengalaman kultural. Selanjutnya, Salam : mengelompokkan pengembangan potensi pengalaman estetik intinya dapat dilakukan melalui kegiatan penciptaan creation , pelakonan performance , dan penanggapan response . Apabila disarikan lagi hakikat pembinaan pengalaman estetik tersebut dapat dilakukan melalui dua inti kegiatan, yakni kegiatan ekspresikreasi dan kegiatan apresiasi. Sebagaimana Dewey, Wickiser juga mengatakan bahwa pembinaan pengalaman artistik di sekolah umum dapat dilakukan melalui kumpulan kegiatan artistic, yakni merupakan kegiatan individu pembelajar yang utuh holistic atau kegiatan individu yang terpadu terintegrasi dengan masalah sosiallingkungan. Pernyataan tersebut mengandung pesan bahwa pembelajaran seni akan lebih bermakna bagi pembelajar jika proses pembelajarannya terintegrasi dengan lingkungannya. ntegrasi yang dimaksud DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 24 lebih ditekankan pada pengalaman pembelajar dengan lingkungan belajar seni dan hasil yang diharapkan akan dapat menumbuhkembangkan impuls estetik pembelajar. Pendidikan Seni Budaya juga dikatakan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan. Menurut Gardner dkk Dryden Vos, multiple intelligence terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis, adversitas, kreativitas, kecerdasan spiritual, moral, dan kecerdasan emosional. Pembelajaran seni budaya yang mengintegrasikan pengembangan multikecerdasan tersebut akan dapat berperan menyeimbangkan belahan otak kanan dan otak kiri pembelajar. Secara konseptual hakikat pendidikan seni budaya diberikan di sekolah sejalan dengan pandangan ahli di atas, yakni untuk mengembangkan potensi estetik siswa pembenaran esensial dan dampak ikutannya dapat berfungsi untuk menumbuhkembangkan potensi pribadi dan sosial siswa, baik intelek, emosi maupun fisik siswa pembenaran kontekstual . Namun, konsepsihakikat pendidikan seni tersebut belum bisa memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana cara mengimplementasikannya di lapangandi kelas. Akibatnya, masih sering dijumpai berbagai persoalan dalam pelaksanaan pembelajaran seni bervariasi bahkan tereduksi dan tidak sesuai dengan hakikat, tujuan, prinsip maupun pendekatan pembelajarannya. Persoalan pengembangan hakikat pendidikan seni tersebut menjadi prinsip‐prinsip, alternatif‐alternatif modelpendekatan pembelajaran yang jelas dan konkret merupakan hal penting dan mendesak dibutuhkan para guru pendidikan seni di lapangan. Pembelajaran Seni Budaya diupayakan dilaksanakan secara terpadu dan kolaboratif antar cabang seni sebagai suatu keutuhan pelajaran tersendiri. Pembelajaran seni budaya juga bisa dikaitkan dengan pembelajaran bidang studi lain jika dimungkinkan dan dilaksanakan secara kolaboratif. Pembelajaran seni budaya perlu dikaitkan dengan kehidupan masyarakat ndonesia yang majemuk, dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam. Dalam hal ini pembelajaran seni perlu memperkenalkan keanekaragaman budaya ndonesia DRAFT Seni Budaya SD KK A 25 dan strategi pembelajaran yang dapat mendukung pelestarian budaya tradisi. Pembelajaran seni budaya juga perlu mengembangkan kesadaran ekonomi siswa, mempertimbangkan aspek moral, etika, hukum di samping aspek artistik, estetik dan kreatif. Pembelajaran seni budaya juga perlu memperkenalkan sejarah kesenian manca negara terutama berbagai kebudayaan yang memberikan pengaruh terhadap kesenian ndonesia. Saat ini kondisi perkembangan sosial‐budaya masyarakat mengarah pada globalisasi, perkembangan teknologi serta pluralisme. Oleh karena itu pendidikan seni budaya sebaiknya memperhatikan pendekatan pembelajaran yang dapat mengako‐modasi secara fleksibel terhadap perkembangan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang cocok adalah pendekatan yang dapat mengembangkan pembinaan potensi estetik‐artistik siswa dan dapat menumbuhkembangkan kepribadian anak secara utuh sebagaimana hakikat pendidikan Seni Budaya. Pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan potensi estetik‐artistik siswa merupakan hal yang membedakan jenis pendekatan pembelajaran seni dengan jenis pendekatan mata pelajaran lain. Wickiser lewat Soehardjo, mengatakan bahwa bidang studi seni merupakan kumpulan kegiatan artistik, yakni kegiatan individu yang utuh holistik , ataupun kegiatan individu yang terpadu integrasi dengan masalah sosial. Salam juga mengatakan bahwa pembelajaran seni ada keunikan tersendiri yang berkaiatan dengan ekspresi kreatif sebagai dampak dari aktivitas pengalaman estetik yang sulit dilakukan dengan pendekatan sebagaimana mata pelajaran lain. Oleh karena itu dapatlah dikatakan modelpendekatan pembelajaran pendidikan seni memiliki jenis pendekatan yang bervariasi dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran. Menurut Primadi, apresiasi seni sebagai aktivitas mental terdiri dari beberapa tahapan: Kejutan surprise , yakni respon emosional terhadap sensasi indrawi yang menarik, aneh, unik, dan sebagainya. Empati, yakni suatu proses intuitif yang diiringi rasa estetis dalam wilayah ambang sadar. Rasa estetis, yakni kondisi apresiator menangkap dimensi artistik aspek formal karya seni sesuai prinsip estetika. Reaksi psikologis terhadap kontent etis karya seni, yakni etika, DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 26 pesan, dan fungsi karya. Rasa‐benar‐etis, yakni kemampuan menangkap dimensi etis karya seni sebagai akibat dari ilmu pengetahuan apresiator. Pesona dan haru, yakni efek dari penghayatan dan penerapan ciri kreasi yang sering kali melampaui batas‐batas formal karya seni secara integral terakumulasi dari aktivitas indrawi dan psikologi apresiator. Seni sebagai media ekspresi pendidikan seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata‐kata. Pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari‐hari secara mandiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan substansinya, materi seni budaya diperuntukan melatih sensitivitas, apresiasi seni, dan ekspresi atau berkarya seni. Dalam hal ini, apresiasi dan ekspresi dapat dijadikan sarana melatih sensitivitas yang mengarah pada mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis terhadap karya seni; berkarya seni pada dasarnya proses membentuk gagasan dan mengolah media seni untuk mewujudkan bentuk baru; penyajian karya seni rupa meliputi penyajian dalam bentuk pergelaran dan pameran karya. Berdasarkan beberapa pandangan tentang konsep seni, pada dasarnya mencakup dua kutub kecenderungan konsep, yaitu seni sebagai keterampilan dan seni sebagai ekspresi. Arahan konsep pendidikan seni secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: yang dikaitkan dengan aspek ekspresi artistik seni dalam pendidikan , dan yang ada hubungannya dengan tujuan pendidikan seni sebagai alatmedia pendidikan . akikat fungsi pendidikan seni diberikan di sekolah umum adalah untuk membantu menumbuhkembangkan potensi estetik dan kepribadian anak didik. Fungsi tersebut meliputi seni sebagai wahana ekspresi, seni sebagai sarana pengembangan pembinaan kreativitas, seni sebagai sarana pengembangan bakat anak, seni sebagai sarana pembinaan DRAFT Seni Budaya SD KK A 27 keterampilan, seni sabagai sarana pembentukan kepribadian, dan seni sebagai sarana pembinaan impuls estetik. akikat fungsi pendidikan seni diberikan di sekolah umum secara filosofi, psikologis maupun sosiologis memiliki fungsi ganda, yaitu dapat difungsikan untuk seni itu sendiri maupun seni untuk nonseni seni sebagai media pendidikan . Pendidikan Seni Budaya dikatakan memiliki fungsi dan tujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi, beradab, dan mampu hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual dan ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan, dan kemampuan menerapkan teknologi dalam berkreasi seni, memamerkan dan mempergelarkannya juga menciptakan kondisi yang menunjang keakraban siswa dengan seni budaya dilingkungannya; mengoptimalkan budaya lokal; terpadu dan terkorelasi; dikembangkan di dalam kelas dan di luar kelas; memberi kegiatan bervariasi, kesempatan aktif, kreatif, menantang, dan menyenangkan; memperkenalkan keragaman budaya; dan menanamkan kesadaran kritis. Dalam proses produksi seni anak akan menggunakan pengetahuan kognisi, yaitu pengetahuan yang sistematis dan mampu diungkapkan pada suatu ketika, serta memanfaatkan pemahamannya tentang bentuk secara apresiatif. Menurut John Dewey dalam Salam, : bahwa kegiatan seni rupa sebagai kegiatan pengalaman estetis mampu menimbulkan kegairahan dan menimbulkan kesadaran akan sesuatu pengalaman yang khas dalam kehidupan. Pada akhirnya akan menjadikan manusia yang utuh, mandiri, dan bertanggung jawab.

4. Apresiasi Seni

Pembelajaran apresiasi berfokus pada pengembangan pembinaan aspek afektif sikap dan kepekaan rasa . Pembelajaran ini diwarnai dengan kegiatan latihan pengamatan untuk merasakan nilai‐nilai keindahan, baik yang terdapat dalam gejala alam seperti irama deburan ombak, permukaan batang pohon maupun pada karya seni rupa, serta bagaimana cara menganalisis dan memberikan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 28 penilaian kualitas keindahan dari karya tersebut merupakan aspek yang penting dalam proses pembelajaran apresiasi seni rupa. Namun, dalam praktiknya kegiatan di sekolah banyak didominasi oleh pembelajaran kreasi, sedangkan pembelajaran apresiasi terabaikan. Pembelajaran apresiasi kadangkala menjadi kegiatan yang tidak penting dan dianggap subordinasi. Pembelajaran seni rupa lebih mementingkan kreasi daripada apresiasi. Bahkan, kehadirannya kadang tidak pernah dilakukan dengan alasan kurangnya waktu Salam, : . Rohidi : menyatakan pandangannya bahwa pendidikan modern yang berlangsung di ndonesia telah mengabaikan aspek‐aspek imaginasi, estetis, intuisi, dan kreatif, yang sesungguhnya potensial dalam diri manusia. Penyimpangan tersebut ironisnya terjadi pada pendidikan seni yang seharusnya bertindak seperti di atas menjadi tidak berdaya. Akibatnya, secara keseluruhan telah terjadi rasionalisasi pendidikan dengan kebenaran tunggal. Jarang menyentuh aspek sensibilitas. Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan dasar dan menengah meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, modern maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk‐bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna‐makna dan nilai‐nilai pada seni rupa tersebut. Apresiasi seni merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran di sekolah, baik tingkat dasar maupun menengah karena apresiasi akan meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan ekspresi dalam menciptakan suatu karya seni. Pembelajaran apresiasi bertujuan untuk mengembangkan kesadaran estetis walaupun seringkali salah satu pertanyaan yang selalu diperdebatkan, yaitu apakah rasa dapat diajarkan. Pengembangan kemampuan untuk melakukan seleksi atau penilaian berdasarkan suatu kriteria yang telah ditetapkan harus disertai dengan rasa keindahan yang baik. Dengan demikian, dapat dengan mudah menyeleksi dan menilai atau menghargai suatu karya seni Lowenfeld, : . DRAFT Seni Budaya SD KK A 29 Kesenian dan keindahan menyiratkan nilai rasa dalam arti luas. Kemanunggalan budi dan badan pada diri seorang manusia tidak mampu mengungkapkan pengalaman secara mandiri dengan akal yang murni. Rasa memiliki kepekaan terhadap kenyataan yang tidak ditemukan oleh akal, misalnya ketika pengamat aktif mengamati hasil seni, perasaannya akan tergetar. Dengan modal pengalamannya ia mendeskripsi, menganalisis dan menginterpretasikan secara objektif tentang nilai‐nilai yang terkandung di dalam hasil seni sehingga ia memperoleh pengalaman seni. Pengamat pada tahap itu mulai menampilkan argumentasi terhadap objek seni Bastomi, : . Menurut Primadi : ‐ rasa apresiasi seseorang ketika dihadapkan terhadap suatu karya seni, berhubungan dengan ciri‐ciri kreasi karya tersebut, dengan urutan sebagai berikut: . kejutan; . empati; . rasa estetis; . simpati; . rasa etis; . terpesona; dan . terharu. Kejutan surprise ; rasa apresiasi kejutan terjadi ketika permulaan berhadapan dengan karya seni. Kejutan tersebut dapat disebabkan karya tersebut berbeda dengan yang lain, atau karya tersebut hanya memancing kejutan saat melihat pertama kali, tetapi bisa jadi membosankan setelah dua tiga kali melihatnya. Empati; bila kejutan jatuh cinta pada pandangan atau pendengaran pertama pada suatu karya, selanjutnya manusia mengalami rasa apresiasi empati‐ utama atas ciri‐kreasi kelayakan karya tersebut. Empati merupakan suatu proses intuitif diiringi rasa estetis feeling into dan berada antara tidak sadar dan ambang sadar. Mereka yang terlalu rasional, akan mendapatkan kesulitan untuk dapat jatuh cinta pada pandangan atau pendengaran pertama atas suatu karya. Rasa‐estetis; mereka yang terlalu rasional akan mendapat kesulitan mencapai empati, tetapi mereka masih dapat mencapai rasa‐betul‐estetis melalui proses rasional karena memang estetika dapat juga didekati sebagai suatu ilmu pengetahuan. Bagi orang‐orang yang tidak berkecimpung dalam bidang seni sudah cukup mempelajari seni secara rasional, tetapi bagi Anda yang mendalami seni hal ini belum cukup karena harus mencapai empati yang intuitif, jangan sampai ilmu estetika mengalahkan empati sehingga kita jadi lebih rasional analitis daripada kreatif. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 30 Simpati; suatu karya seni selain membangkitkan rasa apresiasi empati, juga membangkitkan apresiasi simpati. Simpati terjadi atas ciri kreasi kelayakan etis karya tersebut. Simpati merupakan intuitif yang lebih milik ambang bawah sadar, yaitu ketika manusia sudah mulai merasakan meningkatnya perasaan terhanyut simpati = feeling with content . Rasa etis; mereka yang terlalu rasional akan mendapat kesulitan mencapai empati, tetapi mereka masih dapat mencapai rasa‐benar‐etis melalui proses rasional, seperti estetika, maka etika juga dapat didekati sebagai ilmu pengetahuan. Terpesona; umumnya empati muncul terlebih dahulu kemudian simpati. Suatu karya yang mampu membawa apresiator mencapai empati dan simpati sehingga terjadi integrasi rasa‐indah‐estetis maka karya tersebut akan segera membawa apresiator tersebut mencapai rasa apresiasi terpesona. Terpesona atas suatu karya merupakan penghayatan atas ciri kreasi transformasi suatu karya. Terharu; terpesona belum mencapai puncak rasa‐apresiasi atas suatu karya. Suatu karya yang mampu menyebabkan mencapai puncak rasa‐apresiasi, yaitu terharu, manusia terbawa hanyut sampai ke dalam karya tersebut sehingga manusia bisa tertawa atau menangis. Orang dewasa menanggapi karya seni anak adalah hal yang sangat penting, tetapi merupakan sesuatu yang penting pula bagi orang dewasa untuk tidak memproyeksikan ide‐idenya sendiri pada karya tersebut Beal, : . Guru harus berusaha untuk mengerti apa tujuan anak dan dapat membantu untuk mencapainya dengan memberikan perhatian yang cermat pada apa yang sedang terjadi.

5. Pengertian Seni Rupa

Seni rupa dengan jenis seni lain intinya adalah sama, yaitu sama‐sama buatan manusia yang mengandung ekspresi danatau keindahan. Namun, seni rupa utamanya dinikmati oleh indra penglihatan. al yang dinikmati dalam seni rupa adalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, yakni kualitas unsur‐unsur rupa yang disusun dan memiliki kualitas harmoni, kesatuan, dan ekspresi. Jadi DRAFT Seni Budaya SD KK A 31 seni rupa adalah seni yang tampak oleh indra penglihatan dan wujudnya terdiri dari unsur rupa berupa titik, garis, bidang atau ruang, bentuk atau wujud, warna, gelap terang, dan tekstur. Seni rupa dapat digunakan sebagai properti pendukung jenis seni lainnya seperti seni tari dan teater. Apabila membahas kedua jenis seni tersebut, tidak lepas membahas aspek seni rupanya. Berdasarkan wujud dan bahannya seni rupa dibedakan menjadi dua, yaitu seni rupa dua dimensional dan seni rupa tiga dimensional. Selanjutnya, berdasarkan jenisnya seni rupa terdiri dari beberapa cabang seni, yakni seni lukis, seni grafis, seni patung, seni dekorasi, seni komunikasi visual, dan seni kriya atau seni kerajinan. Pada saat ini seni kriya berkembang menjadi seni kriya murni dan seni kriya terpakai. Dalam buku ini tidak dibahas masing‐masing cabang seni tersebut karena cakupannya sangat luas.

6. Cabang Seni Rupa

Berdasarkan latar belakang penciptaannya, seni dibedakan menjadi dua jenis, yaitu seni murni dan seni terapan. Sebuah karya seni disebut seni murni karena proses awal penciptaannya bukan dimasudkan untuk keperluan tertentu, seperti untuk ilustrasi, propaganda, dan wadah. Jadi, seni murni semata‐mata dinikmati nilai keindahan dan artistiknya. Sebaliknya, seni terapan pada proses awal penciptaannya sudah dimaksudkan untuk keperluan tertentukeperluan praktis. Seni murni lebih dominan mengungkapkan kualitas estetik dan karakter objek penciptaan serta seniman sebagai subjek penciptanya. Namun, uniknya setelah seni murni itu selesai diciptakan dapat digunakan untuk keperluan lainnya, seperti untuk ilustrasi, penghias ruang atau halaman. Jadi, perbedaannya terutama terletak pada awal prosesnya, dalam sikap batin seniman pembuatnya. Seni murni tujuan pembuatannya untuk mengekspresikan dan menunjukan pribadi senimannya, sedangkan seni pakai mempunyai tujuan tertentu. Pada gambar a patung ’Peniup Seruling’ bukan digunakan untuk tujuan tertentu namun secara fungsional sulit digunakan, sedang gambar b dan c dilihat dari struktur bentuknya memang tujuan dan fungsinya untuk wadah benda cair. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 32 Karya seni rupa dapat ditelaah dari beberapa segi, yaitu berdasarkan jasa atau manfaatnya, wujudnya, mediumnya, berdasarkan objeknya, dan alirannya. a Seni rupa berdasarkan wujudnya Berdasarkan wujudnya, seni rupa memiliki dua bentuk. Bentuk‐bentuk tersebut antara lain: . Bentuk fisik Bentuk fisik yaitu bentuk karya yang dapat kita lihat dengan indera penglihatan yang merupakan satu kesatuan dari unsur‐unsur pendukung karya seni rupa, yang terdiri atas materi bahan yang telah diolah dengan suatu proses kreatif. . Bentuk nonfisik Bentuk nonfisik karya seni rupa merupakan suatu bentuk yang dapat dirasakan dengan perasaan. Dengan kata lain, bentuk nonfisik merupakan hasil dari hubungan timbal balik antara nilai‐nilai yang muncul dari keadaan bentuk fisik suatu karya. Untuk lebih jelasnya bentuk nonfisik ini dapat dipahami sebagai maknaarti atau kesan yang hadir dalam benak penikmat setelah mengamati suatu karya seni. b Seni rupa berdasarkan fungsinya Seni rupa berdasarkan fungsinya bagi kebutuhan manusia atau masyarakat, seni rupa karya seni rupa dibedakan menjadi dua kategori. Kategori yang pertama, seni rupa yang hanya dapat dinikmati sebagai sesuatu yang dilihat indah estetis dan bermakna untuk memenuhi kebutuhan psikologis tanpa memiliki fungsi praktis membantu manusia memenuhi kebutuhan hidup sehari‐hari . Kategori kedua, seni rupa yang dapat dinikmati keindahannya estetis dan memiliki fungsi praktis. Kategori pertama biasa disebut dengan seni rupa murni, sedangkan kategori kedua biasa disebut dengan seni rupa terapan. DRAFT Seni Budaya SD KK A 33 Seni rupa murni adalah seni rupa yang tidak mempertimbangkan fungsi praktis, yang diutamakan adalah ekspresi atau kebutuhan psikis. Seni rupa yang dapat dimasukkan ke dalam kategori seni rupa murni, antara lain: a seni lukis b seni grafis c seni patung Seni rupa terapan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a desain desain grafisdesain komunikasi visual, desain interior, dan desain eksterior b kriya seni kriya dapat dibedakan berdasarkan teknis atau bahannya, antara lain: kriya tekstil, kriya kayu, kriya logam, kriya keramik tanah liat , kriya batu, dan kriya kulit.

7. Unsur ‐Unsur Rupa

Pengetahuan tentang unsur‐unsur seni rupa merupakan materi yang sangat penting dan mendasar untuk membekali pembelajar membuat karya seni rupa, baik seni rupa terapan maupun seni rupa murni. Dengan mempelajari dan memahami unsur‐unsur seni rupa yang terdiri dari titik, garis, warna, bentuk, bidang, ruang, dan tekstur maka pembelajar akan memiliki kepekaan terhadap bahasa rupavisual sehingga dapat menghasilkan karya seni yang baik. Pemahaman tentang unsur rupa dapat diawali dengan mengenal unsur‐unsur seni rupa, kemudian mengidentifikasi unsur‐unsur rupa yang ada pada benda alam maupun pada benda seni, menggambar atau mewujudkan unsur‐unsur rupa, dan mengorganisasikan unsur‐unsur rupa dengan menggunakan berbagai bahan dan alat. al ini akan mengantarkan saudara memiliki keterampilan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 34 teknik dan kepekaan estetik. Sebuah karya seni rupa dapat terwujud karena adanya beberapa unsur yang membentuknya. Menurut arry Broudy, karya seni rupa mengandung beberapa properti, yaitu sensory properties, formal properties, technical properties, dan expressive properties al ini hampir sama dengan apa yang dikemukan oleh Read, guna mengetahui kandungan estetik suatu karya seni dapat dianalisis berdasarkan aspek properti tersebut. Berbeda dengan Marian L. Davis formal property disebutnya sebagai principles of organization atau prinsip pengorganisasian unsur yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu prinsip yang bersifat mengarahkan, memusatkan, dan menyatukan perhatian. Prinsip mengarahkan terdiri dari beberapa prinsip, yaitu pengulangan, selang‐seling, rangkaian, irama, transisi, gradasi, dan radiasi. Prinsip memusatkan terdiri dari tiga jenis, yaitu penekanan, konsentrasi, dan kontras. Prinsip menyatukan terdiri dari prinsip proporsi, keseimbangan, harmoni, dan kesatuan. Tujuan dari prinsip pengorganisasian adalah untuk mendapatkan susunan atau komposisi yang harmonis dan memiliki kesatuan antara unsur‐ unsur yang disusun dengan ide penciptaan. Unsur‐unsur yang membentuk karya seni rupa berupa elemen‐elemen dasar yang disebut dengan unsur‐unsur rupa, yang terdiri dari: Titik Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya relatif kecil, titik akan tampak besar bila berada dalam bingkai yang kecil. Namun sebaliknya titik akan tampak kecil bila berada pada bingkai yang besar. Wujud titik dapat berupa bulatan, bujur sangkar, segitiga, dan lain sebagainya. Sebuah titik relatif belum memiliki fungsi apa‐apa sebelum disusun ke dalam sebuah komposisi tertentu. DRAFT Seni Budaya SD KK A 35 Gambar . Komposisi titik, bahan ballpoint Gambar . Komposisi titik, bahan tinta, alat cotton butt Garis Garis adalah suatu goresan yang memiliki dimensi memanjang lurus, lengkung ataupun berkelok‐kelok. Garis juga dapat berupa batas limit dari suatu bidang, ruang, warna, dan sebagainya. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 36 Gambar . Komposisi garis lurus Gambar . Komposisi garis lengkung Garis memiliki beberapa fungsi, antara lain kesan keselarasan, gerak, irama, sugesti, pesan simbolik, kode ilusi, dan bersifat maya. Pada dasarnya, garis ada dua, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis‐garis lainnya merupakan pengembangan dan variasi dari kedua jenis garis tersebut. Garis itu sederhana, tetapi dapat menyampaikan suatu perasaan. Sebuah garis lengkung tebal memiliki kesan yang berbeda dibanding dengan garis lengkung tipis, apalagi dengan garis lurus. Terwujudnya sebuah bentuk disebabkan adanya garis yang DRAFT Seni Budaya SD KK A 37 membatasi ruang, baik nyata maupun sugestif. Sifat‐sifat garis yang membatasi itu menentukan pula sifat bentuk yang dihasilkannya. Oleh sebab itu, keterampilan dalam membuat garis erat hubungannya dengan keterampilan membuat bentuk. Gambar . Lingkaran warna Warna Banyak teori tentang warna, di antaranya menurut Teori Sir saac Newton, warna adalah suatu kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata. Terjadinya warna karena getaran cahaya putih. Sementara itu, menurut erbert vens, dengan teori lingkaran warnanya, membagi warna menjadi warna primer merah, kuning, dan biru , warna sekunder hijau, oranye, dan violet , serta warna tertier percampuran warna primer dan sekender . Warna Primer merupakan warna pokok yang tidak dapat dihasilkan melalui percampuran dua warna atau lebih, sedangkan warna sekunder merupakan hasil percampuran dari dua warna primer. Sementara itu warna tertier merupakan percampuran satu warna sekunder dengan satu warna primer. Pada gambar lingkaran warna di atas tampak ada warna primer, warna sekunder, dan DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 38 warna tersier. Warna menurut teori ilmu bahan adalah pigmen yang dihasilkan dari percampuran bahan alam dengan zat kimia. Dimensi warna Hue , adalah suatu istilah untuk menunjukkan nama warna, misalnya merah, kuning, biru, hijau, dan sebagainya. Warna merah berbeda dengan warna kuning karena keduanya huen yang berbeda. Warna hijau berbeda dengan warna biru karena keduanya memiliki hue yang berbeda, begitu juga dengan warna‐warna yang lain. Value , adalah istilah untuk menunjukkan terang gelapnya warna. Suatu warna apabila ditambah dengan warna putih akan menjadi lebih terang dari warna aslinya, sedangkan untuk mendapatkan warna yang lebih gelap dari warna aslinya dapat ditambahkan dengan sedikit warna hitam. Apabila sebuah warna ditambah sedikit demi sedikit dengan warna putih maka akan terjadi beberapa tingkatan warna yang mengarah ke warna terang, yang sering disebut dengan istilah ‘Tint’. Namun, bila suatu warna ditambah sedikit demi sedikit dengan sedikit warna hitam maka akan terjadi beberapa tingkatan warna yang mengarah ke gelap yang sering disebut dengan istilah shade. Intensity , adalah suatu istilah untuk menyebut cerah suramnya warna. Warna yang cerah memiliki intensitas yang tinggi, sedangkan warna yang suram memiliki intensitas yang rendah. itam, putih dan abu‐abu adalah warna‐warna yang tidak memiliki intensitas hue maka warna‐warna ini berperan sebagai warna yang netral sehingga sering dipakai untuk menetralisasikan sebuah komposisi warna yang terdiri banyak warna. Setelah memahami tentang teori warna, berikut ini contoh beberapa komposisi warna, yang terdiri dari komposisi warna primer, komposisi warna sekunder, dan komposisi warna tersier. Semua komposisi dibuat dalam bentuk susunan bidang‐bidang geometris. Setelah mencermati silahkan mencoba membuat sendiri DRAFT Seni Budaya SD KK A 39 Gambar . Komposisi warna primer Gambar . Komposisi warna sekunder Gambar . Komposisi warna tersier DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 40 Gambar . Positif‐negatif dan Positif negatif simultan Sumber : A. Agung Suryahadi, Seni Rupa jilid Ruang Unsur rupa yang berkaitan dengan dimensi adalah ruang. Ruang dibedakan menjadi dua, yaitu ruang dua dimensional bidang dan tiga dimensional. Menurut A.A.K. Suryahadi, sebuah titik di atas kertas dapat dikatakan bahwa titik tersebut ada pada ruang datar ruang dua dimensional , sedangkan kita ada pada ruang berongga ruang tiga dimensional . Penggunaan ruang pada permukaan datar menyangkut hubungan antara latar belakang dengan figur bentuk . Dalam istilah keruangan hal ini disebut sebagai ruang positif bentuk dan ruang negatif, yaitu ruang di belakang atau di sekitar bentuk. Apabila bentuk datar dan latar belakang datar ukurannya sama, dapat menimbulkan bentuk yang simultan dan penglihatan mata kita dipaksa untuk melihat kedua bentuk secara bersamaan. Efek ini dapat menyebabkan mata kelelahan untuk mengidentifikasikannya. Gambar adalah contoh gambar ruang positif dan ruang negatif, serta contoh positif negatif simultan. Mengorganisasikan unsur ruang positif dan ruang negatif, merupakan bagian kegiatan dari membuat karya seni rupa dalam susunan yang baik interaksi keduanya dapat mencapai harmoni. Dengan ditemukannya perspektif, pengorganisasian ruang dalam bidang dua dimensional semakin berkembang sebab dengan menggunakan prinsip DRAFT Seni Budaya SD KK A 41 perspektif dimungkinkan untuk dapat menggambarkan ilusi ruang dengan kedalaman pada bidang datar. Gambar . Linier perspektif Sumber : A. Agung Suryahadi, Seni Rupa jilid Pada prinsipnya ada dua jenis perspektif, yaitu: pertama, benda‐benda yang posisinya sejajar semakin menjauh akan kelihatan semakin mengecil menuju kepada titik lenyap pada garis batas pandangan hal ini disebut linear perspektif. kedua, benda‐benda yang menjauh akan semakin kabur karena pengaruh atmosfer, sedangkan benda yang dekat terlihat lebih terang dan besar, prinsip ini disebut areal perspektif DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 42 Gambar . Areal perspektif Sumber: A. Agung Suryahadi, Seni Rupa jilid Penggunaan perspektif sangat penting bagi pelukis naturalis dan realis, kedua jenis perspektif terkadang digunakan secara bersamaan untuk mendapatkan ilusi tiga dimensi lebih efektif. Perhatikan gambar pepohonan semakin jauh semakin mengecil, begitu pula warna semakin jauh semakin melemah intensitasnya. Bentuk Bentuk adalah raut yang memiliki ukuran, warna dan garis tekstur . Dalam bahasa nggris bentuk dibedakan menjadi dua, yaitu shape dan form. Kedua istilah ini dipakai untuk membedakan dimensinya. Shape memiliki dimensi panjang dan lebar saja, tidak memiliki volume dua dimensi , sedangkan form memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi sehingga membentuk atau memiliki volume tiga dimensi . stilah bentuk sering disebut dengan istilah wujud untuk membedakan antara image dua dimensional yang memiliki panjang dan lebar pada area yang datar dengan image tiga dimensional yang memiliki panjang, lebar, dan volume pada area dengan kedalaman. Bentuk merupakan salah satu unsur seni rupa yang menentukan keberhasilan sebuah karya seni rupa dan kriya. DRAFT Seni Budaya SD KK A 43 Gambar . Shape dan form Gambar . Contoh tekstur nyata Bentuk ada karena dibatasi oleh garis. Garis yang membatasi bidang menjadikan bentuk dan karakter bentuk itu ditentukan oleh jenis garis yang membatasinya itu. Bentuk yang dibatasi oleh garis lurus karakternya berbeda dengan bentuk yang dibatasi oleh garis lengkung. Pembatasan bidang oleh garis ini menghasilkan dua jenis bentuk yaitu bentuk geometris dan bentuk organis. Bentuk geometris struktumya teratur misanya: segi tiga, segi empat dan bulat. Sementara itu bentuk organis strukturnya tidak teratur dan banyak terdapat pada bentuk‐bentuk alami, seperti pepohonan, akar, tulang binatang, mahluk di dalam lautan dan sebagainya. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 44 Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu pemukaan sebuah benda, misalnya kayu, batu, logam, kain dan sebagainya. Masing‐masing memiliki tekstur yang berbeda‐beda. Bahkan dari jenis logam yang sama dapat memiliki tekstur yang berbeda apabila dalam pengerjaannya menggunakan bahan dan alat yang berbeda, misalnya mengunakan cat berbeda dengan disepuh, ditempa berbeda dengan dituang, dan sebagainya sehingga terjadilah permukaan itu menjadi kasap, licin atau kasar. Tekstur dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur nyata dan semu. Gambar . Contoh tekstur semu

8. Pengorganisasian Unsur‐Unsur Rupa

Setelah mengenal unsur‐unsur seni rupa seperti telah diuraikan di atas maka untuk menyusun unsur‐unsur tersebut menjadi karya seni rupa yang menarik diperlukan suatu panduan untuk mengatur atau mengorganisasikan unsur‐unsur tersebut dalam sebuah komposisi. Ada tiga tipe prinsip pengorganisasian sebagai berikut. Prinsip mengarahkan Menuntun perhatian dari suatu tempat ke tempat lainnya, membuat klimaks dan menekankan arah dalam suatu komposisi. Jenisnya adalah sebagai berikut. a Pengulangan Pengulangan di sini adalah penyusunan suatu komposisi unsur rupa yang dibuat dengan cara melakukan pengulangan dua kali atau lebih dari unsur DRAFT Seni Budaya SD KK A 45 seni rupa yang sama, misalnya pengulangan garis, bentuk, warna dan sebagainya. Pengulangan dibagi menjadi dua yaitu : . Pengulangan teratur Pengulangan teratur adalah penyusunan suatu komposisi yang dibuat dengan jalan melakukan pengulangan dua kali atau lebih secara teratur dalam hal jarak penempatan ukuran, warna, dan sebagainya atas suatu unsur seni rupa yang sama. Gambar . Pengulangan teratur . Pengulangan tak teratur Pengulangan tidak teratur adalah penyusunan suatu komposisi yang dibuat dengan jalan melakukan pengulangan dua kali atau lebih secara tidak teratur dalam hal jarak penempatan, arah, dan perputarannya atas suatu unsur seni rupa yang sama. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 46 Gambar . Pengulangan tak teratur b Selang‐Seling Selang‐seling adalah penyusunan suatu komposisi yang dibuat dengan mengatur secara bergantian atas dua atau lebih unsur seni rupa Gambar . Selang‐seling DRAFT Seni Budaya SD KK A 47 c Rangkaian Rangkaian adalah suatu penyusunan komposisi dari beberapa unsur seni rupa yang disusun menjadi sebuah rangkaian Gambar . Rangkaian d Transisi Transisi adalah suatu penyusunan sebuah komposisi dengan menerapkan prinsip peralihan secara samarhalus, tidak serta‐merta. Gambar . Transisi DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 48 e Gradasi Gradasi adalah suatu penyusunan sebuah komposisi dengan menerapkan prinsip perubahan atau peralihan secara bertahap, peralihan atau perubahan lebih tampak jelas dibandingkan dengan transisi. Gradasi dibedakan menjadi dua, yaitu gradasi warna dan gradasi bentuk. . Gradasi warna Adalah suatu penyusunan sebuah komposisi dengan menerapkan prinsip gradasi warna yang perubahan warnanya dibuat secara bertingkatbertahap. Gambar . Gradasi warna . Gradasi bentuk Adalah suatu penyusunan sebuah komposisi dengan menerapkan prinsip gradasi bentuk, perubahan atau peralihan bentuk yang dibuat secara bertingkatbertahap. DRAFT Seni Budaya SD KK A 49 Gambar . Gradasi bentuk f rama Adalah suatu penyusunan sebuah komposisi dengan menerapkan prinsip irama, seolah‐olah unsur‐unsur seni rupa yang disusun berirama Gambar . rama DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 50 g Radiasi Adalah suatu penyusunan sebuah komposisi dengan menerapkan prinsip radiasi, seolah‐olah memancarkan dan menyebarkan spasi radiasi dari satu titik merata ke semua arah. Gambar . Radiasi Prinsip memusatkan Prinsip memusatkan merupakan sebuah komposisi yang dapat menuntun memusatkan perhatian dalam suatu unsur dan tempat. Ada tiga jenis prinsip memusatkan, yaitu sebagai berikut. a Konsentrasi Prinsip ini merupakan susunan dari perkembangan satu bentuk yang memiliki satu pusat. Prinsip ini mirip prinsip radiasi. Jika radiasi memancar dari satu titik pusat, sedangkan konsentrasi membesar dari satu bentuk atau bentuk‐bentuk berputar mengarah pada satu titik. Bentuk‐bentuk itu dapat geometris atau organis. Konsentrasi sangat kuat memfokuskan perhatian sehingga penerapannya harus dipertimbangkan dengan matang. Unsur‐ unsur yang dapat diterapkan dengan prinsip ini hanya garis, ruang, dan bentuk, sedangkan tekstur dan warna hanya mendukung efektivitasnya. DRAFT Seni Budaya SD KK A 51 Gambar . Konsentrasi Sumber: A. Agung Suryahadi, Seni Rupa Jilid b Kontras Dalam kehidupan di dunia banyak dicontohkan hal‐hal yang berkaitan dengan kontras, misalnya siang malam, pria wanita, panas dingin, sedih bahagia dan sebagainya. Dalam seni rupa banyak yang menghindari penerapan kontras, padahal kontras dapat memberikan daya tarik yang luar biasa bagi penglihatan. Kontras adalah suatu perasaan tentang perbedaan sesuatu. Dalam seni rupa, kontras justru digunakan untuk memperlihatkan hal‐hal yang tidak sama atau untuk tujuan fokus perhatian. Jika kontras digunakan secara bijaksana akan menghasilkan susunan unsur yang menarik. Sebaliknya, jika terlalu banyak kontras dapat menyebabkan susunan menjadi kacau. Kontras juga dapat digunakan untuk menimbulkan ilusi, apabila bentuk terlihat terlalu tinggi, garis horizontal yang ditempatkan pada bentuk itu dapat mengurangi kesan tinggi. Kontras juga dapat memberikan keseimbangan, misalnya dalam suatu komposisi jika terlalu berat ke kanan dapat diseimbangkan dengan menempatkan sesuatu di sebelah kiri dengan posisi mengarah keluar sebelah kiri. Dengan demikian, DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 52 komposisi yang tadinya mengarah ke kanan ditarik ke kiri oleh sesuatu yang ditempatkan di sebelah kiri. Gambar . Kontras warna dan bentuk Sumber: A. Agung Suryahadi, Seni Rupa jilid Gambar . Pemusatan Sumber: A. Agung Suryahadi, Seni Rupa jilid DRAFT Seni Budaya SD KK A 53 c Penekanan. Prinsip penekanan berbeda dengan dua prinsip sebelumnya. Prinsip ini lebih bebas karena dalam menempatkan centre of interest dalam komposisi tidak terikat dengan gerakan arah garis tetapi, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengelompokan bentuk, memberikan warna yang berbeda dari sekitarnya, memberikan hiasan atau motif sehingga perhatian tertuju kepada tempat yang ingin ditonjolkan. Selain itu, dapat pula salah satu unsur diisolasi untuk mendapat perhatian khusus dan klimaks pada karya yang dibuat. Prinsip ini sering juga disebut sebagai prinsip dominan atau prinsip subordinasi, yaitu satu aspek yang mendominasi aspek lainnya. Prinsip menyatukan Menuntun dalam menyatukan pandangan dan unsur‐unsur. Prinsip menyatukan dihasilkan melalui hal berikut ini. a Proporsi Salah satu cara membuat susunan tampak menyenangkan adalah melalui penerapan prinsip proporsi. Prinsip ini tidak hanya terdapat dalam seni rupa, yang menakjubkan proporsi terdapat pada semua benda yang ada di alam. Pada tubuh manusia, misalnya tubuhnya dapat terlihat menarik jika proporsinya tepat antara bagian tubuh yang satu dengan lainnya, antara kepala dengan seluruh badan, antara telapak tangan dengan lengan, antara hidung dan tinggi kepala, dan seterusnya. asil dari hubungan perbandingan antara jarak, jumlah, tingkatan, dan bagian disebut sebagai proporsi atau hubungan satu bagian dengan bagian lain dan keseluruhan dalam suatu susunan. Sebuah karya seni rupa dan seni kerajinan dikatakan berhasil jika unsur‐unsurnya disusun berdasarkan suatu proporsi. Proporsi dapat diterapkan pada karya nirmana datar maupun nirmana ruang. Dengan proporsi dapat ditelaah bagian‐bagian dari sebuah karya atau keseluruhan dari karya itu. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 54 Gambar . Lukisan piet mondrian dengan menerapkan prinsip proporsi b Keseimbangan Konsep tentang keseimbangan menyangkut hal berat, ukuran, dan kepadatan yang ada pada perasaan kita jika melihat sebuah karya. Keseimbangan tercapai jika ada suatu perasaan akan kesamaan, keajegan, dan kestabilan. Gambar . Penerapan prinsip keseimbangan mendatar, vertikal, dan radial, Sumber Seni Rupa Jilid Buku Elektronik oleh : A.Agung Suryahadi DRAFT Seni Budaya SD KK A 55 c Keselarasanarmoni Untuk memahami harmoni atau keselarasan coba perhatikan jari‐jari Anda. Perhatikan bentuknya, warnanya, garis‐garisnya, teksturnya. Apakah ada kesamaan? Apakah Anda senang melihatnya? Kemudian jelaskan bagaimana unsur rupa yang terdapat pada jari Anda itu armoni merupakan suatu perasaan kesepakatan, kelegaan suasana hati, suatu yang menyenangkan dari kombinasi unsur dan prinsip yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan dalam beberapa unsurnya. Semua unsur, semua bagian dikompromikan dan bekerja sama satu dengan lainnya dalam suatu susunan yang memiliki keselarasan. Gambar . Komposisi dengan menerapkan prinsip harmoni Gambar oleh .G.N. Swastapa DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 56 Gambar . Komposisi dengan menerapkan prinsip menyatukan d Kesatuan Kesatuan merupakan perasaan adanya kelengkapan, menyeluruh, intergrasi total, kualitas yang menyatu dan selesai. Dalam kesatuan ada hubungan dari seluruh bagian dalam susunan yang bekerja sama untuk konsistensi, kelengkapan dan kesempumaan. ni adalah puncaka dari seluruh prinsip pengorganisasian unsur seni rupa setelah prinsip harmoni. Kesatuan dicapai dalam suatu komposisi menciptakan suatu hubungan yang kuat antar unsur yang disusun. al ini dapat terjadi karena setiap unsur saling sentuh satu dengan lainnya atau berdialog satu dengan lainnya, dapat karena adanya ketegangan yang saling Tarik‐menarik antar bagian. Jadi, kesatuan secara skematik dapat terlihat nyata dapat pula hanya tersirat karena hanya persepsi kita yang merasakan adanya kebersamaan. DRAFT Seni Budaya SD KK A 57 D. Aktivitas Pembelajaran Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan modul ini lebih menekankan kemandirian pembelajar sehingga sangat diperlukan keaktifan dalam beraktivitas baik secara personal maupun kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berpikir kritis, minat, dan kemampuan sendiri. Dalam aktivitas pembelajaran digunakan pendekatan ataupun metode yang bervariasi, tetapi karena pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran seni maka sangat diperlukan juga pendekatan estetik. ntegrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran selalu dikaitkan dengan norma atau nilai‐nilai perilaku peserta, yang akan terrefleksikan dalam kehidupan sehari‐hari. Penanaman nilai‐nilai pendidikan karakter tidak hanya pada ranah kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah sampai pada lingkungan masyarakat. Serangkaian kegiatan belajar yang dapat Anda lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini. Pada tahap pertama, Anda dapat membaca uraian materi apresiasi dan pengorganisasian unsur‐unsur seni rupa atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi, serta mengamati gambar‐gambar pengorganisasian unsur‐unsur seni rupa pada modul ini. Berikutnya Anda dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini. Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya. Latihkan secara personal atau berkelompok materi praktek dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Anda terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul. Setelah semua materi Anda pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan mengerjakan lembar kerja berikut. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 58 Lembar Kerja 01. Eksplorasi garis Tujuan : Melalui kerja kreatif eksplorasi garis Anda diharapkan mampu mermbuat rencana penerapan pengorganisasian unsur‐unsur seni rupa tertentu dengan memperhatikan kemandirian, kedisiplinan, menghargai perbedaan visual serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif. Langkah Kerja: . Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator. . Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif eksplorasi garis . Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya. . silah lembar kerja rencana penerapan ekplorasi garis untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan teliti. Lembar Kerja Rencana Ekplorasi Garis Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja Mediaalat dan bahan yang digunakan Alat: Bahan: Teknik yang digunakan DRAFT Seni Budaya SD KK A 59 Langkah‐langkah kerja . dst Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 01 ini Anda kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja 01 ini Anda kerjakan pada saat on the job training On secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 In‐2 sebagai bukti hasil kerja. Pembelajaran yang berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian Anda tentang suatu tema atau topik pembelajaran akan menginspirasi saudara untuk aktif belajar, serta mendiagnosis atau mencari tahu kesulitan yang akan dihadapinya. al ini dilakukan dengan cara menstrukturkan tugas‐ tugas dan menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi pembelajaran yang diberikan. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 60 Lembar Kerja 02. Eksplorasi Penyusunan Warna Primer Tujuan: Melalui kerja kreatif eksplorasi Penyusunan warna primer Anda diharapkan mampu mermbuat rencana ekplorasi Penyusunan warna primer tertentu dengan memperhatikan kemandirian, kedisiplinan, menghargai perbedaan visual serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif. Langkah Kerja: . Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator. . Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif eksplorasi penyusunan warna primer, . Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya. . silah lembar kerja rencana penerapan ekplorasi penyusunan warna primer, untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan teliti. Lembar Kerja Rencana Ekplorasi Penyusunan Warna Primer No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja . Mediaalat dan bahan yang digunakan Alat: Bahan: . Teknik yang digunakan DRAFT Seni Budaya SD KK A 61 No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja . Langkah‐langkah kerja . dst Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja ini Anda kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja ini Anda kerjakan pada saat on the job training On secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 In‐2 sebagai bukti hasil kerja. Pembelajaran yang berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian Anda tentang suatu tema atau topik pembelajaran akan menginspirasi saudara untuk aktif belajar, serta mendiagnosis atau mencari tahu kesulitan yang akan dihadapinya. al ini dilakukan dengan cara menstrukturkan tugas‐ tugas dan menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi pembelajaran yang diberikan. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 62 E. Latihan Kasus Tugas . Jelaskan pengertian dan cabang‐cabang seni rupa dan proses apresiasi karya seni rupa . Buatlah ekplorasi garis dengan menggunakan spidol di atas kertas A . Buatlah eksplorasi warna primer dengan menggunakan spidol di atas kertas A

F. Rangkuman

Modul ini merupakan salah satu sarana ataupun media belajar yang paling sederhana yang dapat dijadikan sebagai acuan dasar dalam belajar apresiasi seni rupa, pengertian seni rupa secara garis besar dan mengenal unsur‐unsur seni rupa. Kesederhanaan modul ini diharapkan dapat merangsang dan merefleksikan spirit untuk lebih banyak lagi melakukan latihan‐latihan dalam berkarya seni rupa sebagai sarana untuk mengembangkan kecerdasan emosi. Dalam latihan mengeksplorasi unsur‐unsur seni rupa dapat dilakukan dengan berbagai keteknikan yang sederhana sampai dengan menghasilkan fantasi dan imajinasi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Modul ini merupakan salah satu sarana ataupun media belajar yang paling sederhana dan dapat dijadikan sebagai acuan belajar tentang mengapresiasi karya seni rupa dan mengenal unsur‐unsur seni rupa. Kesederhanaan modul ini diharapkan dapat merangsang dan merefleksikan spirit untuk lebih banyak lagi melakukan latihan‐latihan mengapresiasi karya seni rupa dan mengeksplorasi unsur‐unsur seni rupa. Dalam latihan yang dilakukan dengan berbagai media yang paling sederhana sampai dengan media yang proporsional. DRAFT Seni Budaya SD KK A 63 Mengapresiasi karya seni rupa dan mengenal unsur‐unsur seni rupa dapat dipahami jika kita banyak melihat, mengenal dan memiliki perbendaharaan visual karya‐karya seni. Selanjutnya perlu banyak membaca referensi sejarah seni, teori seni maupun apresiasi seni. Modul ini hanya berisi pengetahuan tentang mengapresiasi karya seni rupa, mengenal unsur‐unsur seni rupa, serta mengeksplorasi unsur‐unsur seni rupa berdasarkan sistem pengorganisasiannya. Dengan demikian diharapkan setelah melakukan latihan‐latihan dan mengerjakan lembar kerja berdasarkan modul ini, selanjutnya dapat melakukan latihan‐latihan berikutnya dengan cara‐cara yang lebih variatif. Agar hasil pelatihan ini dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap peningkatan mutu pendidikan, perlu diadakan usaha‐usaha nyata pasca pelatihan yang dituangkan dalam Program Tindak Lanjut PTL . Dengan kata lain, PTL merupakan bentuk komitmen dari para stakeholder untuk melakukan kegiatan‐ kegiatan yang tertuang dalam PTL tersebut Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat melaksanakan program Tindak Lanjut di sekolah masing‐masing. Program Tindak Lanjut, merupakan bentuk program yang bersifat rinci, sistimatis, sederhana dan operasional, ditulis dalam bentuk metrik yang terdiri dari komponen tujuan, jenis‐jenis kegiatan, sumber daya yang mendukung kegiatan, indikator keberhasilan sebagai alat kontrol atau evaluasi serta jadwal kegiatan. Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah, guru, dan pengawas sangat penting karena mereka yang akan berperan secara langsung dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di wilayah yang menjadi tanggungjawab mereka. Pada kesempatan ini Anda dari masing‐masing sekolah, baik guru maupun kepala sekolah diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam pembuatan PTL. Perlu diingat bahwa hasil implementasi PTL yang berupa tagihan‐tagihan akan dipamerkan dalam acara lokakarya dan pameran di tingkat kabupatenkota masing‐masing. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 64 Materi diklat ini dimaksudkan untuk menyiapkan peserta diklat yang akan mendesiminasikan hasil pelatihan kepada pendidik dan tenaga kependidikan di kabupatenkotasekolah. Peserta diklat adalah para guru alih fungsi, yang memiliki kemampuan berkomunikasi aktif dan interaktif, terampil mengoperasikan komputer dan mengembangkan bahan presentasi secara mandiri, serta mampu dan mau mendesiminasikan pengetahuan dan keterampilannya. Pada saat merencanakan suatu kegiatan, sangat penting mempunyai gambaran yang jelas tentang hasil dan dampak yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Pada masa yang lalu sering ada pelatihan untuk guru dan kepala sekolah, tetapi jarang tampak ada perubahan dalam KBM dan menajemen sekolah. al ini berarti dampak kegiatan tersebut kurang. Rencana Tindak Lanjut pelatihan adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta diklat setelah kegiatan pelatihan selesai. Rencana Tindak Lanjut hendaknya dibuat secara spesifik dan realistis sesuai dengan tanggung jawabnya. Dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut, pada umumnya akan mencakup hal‐hal sebagai berikut. . Apa, yaitu menyangkut jenis kegiatan yang akan dilakukan di tempat kerjanya. . Bagaimana, yaitu cara atau langkah‐langkah yang harus ditempuh sehingga kegiatan yang direncanakan terlaksana dengan baik dan benar. . Siapa, yaitu menyebutkan pihak terkait stakeholder siapa saja yang harus dan perlu dilibatkan dalam melakukan kegiatan tindak lanjut; masyarakat, staf yang lain atau pimpinan lembaga. . Kapan, yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir. . Di mana, yaitu menyebutkan di mana kegiatan tersebut akan dilakukan. Apakah akan dilakukan di lapangan dengan widyaiswara dan perangkat lembaga lainnya ataukah akan dilakukan di tempat kerjanya atau di unit kerjanya sendiri, di unit yang lain atau akan diterapkan di luar lembaga lain yang terlibat di dalamnya. DRAFT Seni Budaya SD KK A 65 Berdasarkan Rencana Tindak Lanjut yang telah disusun sebagaimana telah diuraikan di atas, maka akan dengan mudah pihak yang bertanggung jawab terhadap program pelatihan dapat mengetahui keluaran dan hasil serta dampak pelatihan. Dengan demikian, jelas bahwa tanggung jawab dampak pelatihan tidak hanya ada di pundak fasilitator atau penyelenggara pelatihan. al yang paling penting adalah komitmen dan dukungan dari semua pihak, khususnya pimpinan lembaga atau instansi pengirim sehingga pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama pelatihan bisa diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Supaya hasil pelatihan mempunyai dampak yang signifikan maka peluang yang kondusif untuk mempraktikkannya dalam pekerjaan sehari‐hari perlu diciptakan. Karena seringkali ditemukan peserta pelatihan tidak bisa mempraktikkannya karena sistem lain yang kurang mendukung. Oleh karena itu, proses ini perlu dilakukan terus menerus agar ada perbaikan secara bertahap dan berkesinambungan. DRAFT Kegiatan Pembelajaran 1 66 H. Pembahasan Latihan Tugas Kasus Penjelasan proses apresiasi karya seni rupa dapat dibaca pada bagian materi tentang apresiasi seni Untuk tugas eksplorasi garis saudara dapat melihat pada uraian unsur‐unsur seni rupa dan pengorganisasiannya, sebagai referensi visual dapat saudara lihat gambar No dan Untuk tugas eksplorasi garis saudara dapat melihat pada uraian unsur‐unsur seni rupa dan pengorganisasiannya, sebagai referensi visual dapat saudara lihat gambar No , dan DRAFT Seni Budaya SD KK A 67 Kegiatan Pembelajaran 2 Ketukan Lagu

A. Tujuan