Seni Budaya SD KK A
23
arti simbolis karena dalam proses berkarya berproduksi anak menggerakkan seluruh indera rasa, pikir, dan karsa.
3. Dasar Pendidikan seni
Prinsip dasarnya adalah memanusiakan manusia humanisasi Optimalisasi kecakapan hidup melalui cipta, rasa, dan karsa sesuai potensi
yang dimiliki peserta didik Pendidikan seni diarahkan untuk membentuk sikap apresiatif, kritis sensitif
dan kreatif. Prinsip pendidikan seni adalah:
Menyeimbangkan kemampuan kecerdasan logika dan emosional. Mengembangkan kemampuan imajinasi kreatif.
Meningkatkan kemampuan apresiasi terhadap hasil seni dan budaya bangsa. Meningkatkan kepedulian terhadap kondisi lingkungan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, pembinaan pengalaman estetis untuk mengembangkan potensi impuls estetik pembelajar dapat dilakukan dengan
berbagai kegiatan. Menurut Wickiser pengalaman estetik pembelajar
dapat dilakukan melalui empat tipe kegiatan, yakni: kegiatan ekspresi,
kegiatan konstruksi, kegiatan apresiasi dan
kegiatan sosial. Dalam bahasa yang berbeda Eisner
mengembangkan potensi pengalaman estetik pembelajar tersebut dalam empat tipe kegiatan meliputi perseptual,
produksi, kritik, dan pengalaman kultural. Selanjutnya, Salam :
mengelompokkan pengembangan potensi pengalaman estetik intinya dapat dilakukan melalui kegiatan penciptaan creation , pelakonan performance , dan
penanggapan response . Apabila disarikan lagi hakikat pembinaan pengalaman estetik tersebut dapat dilakukan melalui dua inti kegiatan, yakni kegiatan
ekspresikreasi dan kegiatan apresiasi.
Sebagaimana Dewey, Wickiser juga mengatakan bahwa pembinaan
pengalaman artistik di sekolah umum dapat dilakukan melalui kumpulan kegiatan artistic, yakni merupakan kegiatan individu pembelajar yang utuh
holistic atau kegiatan individu yang terpadu terintegrasi dengan masalah
sosiallingkungan. Pernyataan tersebut mengandung pesan bahwa pembelajaran seni akan lebih bermakna bagi pembelajar jika proses
pembelajarannya terintegrasi dengan lingkungannya. ntegrasi yang dimaksud
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
24
lebih ditekankan pada pengalaman pembelajar dengan lingkungan belajar seni dan hasil yang diharapkan akan dapat menumbuhkembangkan impuls estetik
pembelajar.
Pendidikan Seni Budaya juga dikatakan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan. Menurut Gardner dkk
Dryden Vos, multiple intelligence terdiri atas kecerdasan
intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis, adversitas, kreativitas, kecerdasan spiritual, moral, dan kecerdasan
emosional. Pembelajaran seni budaya yang mengintegrasikan pengembangan multikecerdasan tersebut akan dapat berperan menyeimbangkan belahan otak
kanan dan otak kiri pembelajar.
Secara konseptual hakikat pendidikan seni budaya diberikan di sekolah sejalan dengan pandangan ahli di atas, yakni untuk mengembangkan potensi estetik
siswa pembenaran esensial dan dampak ikutannya dapat berfungsi untuk menumbuhkembangkan potensi pribadi dan sosial siswa, baik intelek, emosi
maupun fisik siswa pembenaran kontekstual . Namun, konsepsihakikat pendidikan seni tersebut belum bisa memberikan gambaran yang jelas tentang
bagaimana cara mengimplementasikannya di lapangandi kelas. Akibatnya, masih sering dijumpai berbagai persoalan dalam pelaksanaan pembelajaran
seni bervariasi bahkan tereduksi dan tidak sesuai dengan hakikat, tujuan, prinsip maupun pendekatan pembelajarannya. Persoalan pengembangan
hakikat pendidikan seni tersebut menjadi prinsip‐prinsip, alternatif‐alternatif modelpendekatan pembelajaran yang jelas dan konkret merupakan hal
penting dan mendesak dibutuhkan para guru pendidikan seni di lapangan.
Pembelajaran Seni Budaya diupayakan dilaksanakan secara terpadu dan kolaboratif antar cabang seni sebagai suatu keutuhan pelajaran tersendiri.
Pembelajaran seni budaya juga bisa dikaitkan dengan pembelajaran bidang studi lain jika dimungkinkan dan dilaksanakan secara kolaboratif. Pembelajaran
seni budaya perlu dikaitkan dengan kehidupan masyarakat ndonesia yang majemuk, dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam. Dalam hal ini
pembelajaran seni perlu memperkenalkan keanekaragaman budaya ndonesia
DRAFT
Seni Budaya SD KK A
25
dan strategi pembelajaran yang dapat mendukung pelestarian budaya tradisi. Pembelajaran seni budaya juga perlu mengembangkan kesadaran ekonomi
siswa, mempertimbangkan aspek moral, etika, hukum di samping aspek artistik, estetik dan kreatif. Pembelajaran seni budaya juga perlu memperkenalkan
sejarah kesenian manca negara terutama berbagai kebudayaan yang memberikan pengaruh terhadap kesenian ndonesia.
Saat ini kondisi perkembangan sosial‐budaya masyarakat mengarah pada globalisasi, perkembangan teknologi serta pluralisme. Oleh karena itu
pendidikan seni budaya sebaiknya memperhatikan pendekatan pembelajaran yang dapat mengako‐modasi secara fleksibel terhadap perkembangan tersebut.
Pendekatan pembelajaran yang cocok adalah pendekatan yang dapat mengembangkan pembinaan potensi estetik‐artistik siswa dan dapat
menumbuhkembangkan kepribadian anak secara utuh sebagaimana hakikat pendidikan Seni Budaya. Pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan
potensi estetik‐artistik siswa merupakan hal yang membedakan jenis pendekatan pembelajaran seni dengan jenis pendekatan mata pelajaran lain.
Wickiser lewat Soehardjo,
mengatakan bahwa bidang studi seni merupakan kumpulan kegiatan artistik, yakni kegiatan individu yang utuh
holistik , ataupun kegiatan individu yang terpadu integrasi dengan masalah sosial. Salam
juga mengatakan bahwa pembelajaran seni ada keunikan tersendiri yang berkaiatan dengan ekspresi kreatif sebagai dampak dari
aktivitas pengalaman estetik yang sulit dilakukan dengan pendekatan sebagaimana mata pelajaran lain. Oleh karena itu dapatlah dikatakan
modelpendekatan pembelajaran pendidikan seni memiliki jenis pendekatan yang bervariasi dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Menurut Primadi, apresiasi seni sebagai aktivitas mental terdiri dari beberapa tahapan: Kejutan surprise , yakni respon emosional terhadap sensasi indrawi
yang menarik, aneh, unik, dan sebagainya. Empati, yakni suatu proses intuitif yang diiringi rasa estetis dalam wilayah ambang sadar. Rasa estetis, yakni
kondisi apresiator menangkap dimensi artistik aspek formal karya seni sesuai prinsip estetika. Reaksi psikologis terhadap kontent etis karya seni, yakni etika,
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
26
pesan, dan fungsi karya. Rasa‐benar‐etis, yakni kemampuan menangkap dimensi etis karya seni sebagai akibat dari ilmu pengetahuan apresiator. Pesona
dan haru, yakni efek dari penghayatan dan penerapan ciri kreasi yang sering kali melampaui batas‐batas formal karya seni secara integral terakumulasi dari
aktivitas indrawi dan psikologi apresiator.
Seni sebagai media ekspresi pendidikan seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata‐kata. Pendidikan seni adalah
pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi sehari‐hari secara mandiri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan substansinya, materi seni budaya diperuntukan melatih
sensitivitas, apresiasi seni, dan ekspresi atau berkarya seni. Dalam hal ini, apresiasi dan ekspresi dapat dijadikan sarana melatih sensitivitas yang
mengarah pada mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis terhadap karya seni; berkarya seni pada dasarnya proses
membentuk gagasan dan mengolah media seni untuk mewujudkan bentuk baru; penyajian karya seni rupa meliputi penyajian dalam bentuk pergelaran
dan pameran karya.
Berdasarkan beberapa pandangan tentang konsep seni, pada dasarnya mencakup dua kutub kecenderungan konsep, yaitu seni sebagai
keterampilan dan seni sebagai ekspresi. Arahan konsep pendidikan seni secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
yang dikaitkan dengan aspek ekspresi artistik seni dalam pendidikan , dan
yang ada hubungannya dengan tujuan pendidikan seni sebagai alatmedia pendidikan .
akikat fungsi pendidikan seni diberikan di sekolah umum adalah untuk membantu menumbuhkembangkan potensi estetik dan kepribadian anak
didik. Fungsi tersebut meliputi seni sebagai wahana ekspresi,
seni sebagai sarana pengembangan pembinaan kreativitas,
seni sebagai sarana pengembangan bakat anak,
seni sebagai sarana pembinaan
DRAFT
Seni Budaya SD KK A
27
keterampilan, seni sabagai sarana pembentukan kepribadian, dan
seni sebagai sarana pembinaan impuls estetik. akikat fungsi pendidikan seni diberikan di sekolah umum secara filosofi,
psikologis maupun sosiologis memiliki fungsi ganda, yaitu dapat difungsikan untuk seni itu sendiri maupun seni untuk nonseni seni sebagai media
pendidikan .
Pendidikan Seni Budaya dikatakan memiliki fungsi dan tujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi, beradab, dan mampu hidup rukun
dalam masyarakat yang majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual dan ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa,
keterampilan, dan kemampuan menerapkan teknologi dalam berkreasi seni, memamerkan dan mempergelarkannya juga menciptakan kondisi yang
menunjang keakraban siswa dengan seni budaya dilingkungannya; mengoptimalkan budaya lokal; terpadu dan terkorelasi; dikembangkan di dalam
kelas dan di luar kelas; memberi kegiatan bervariasi, kesempatan aktif, kreatif, menantang, dan menyenangkan; memperkenalkan keragaman budaya; dan
menanamkan kesadaran kritis. Dalam proses produksi seni anak akan menggunakan pengetahuan kognisi, yaitu pengetahuan yang sistematis dan
mampu diungkapkan pada suatu ketika, serta memanfaatkan pemahamannya tentang bentuk secara apresiatif.
Menurut John Dewey dalam Salam, :
bahwa kegiatan seni rupa sebagai kegiatan pengalaman estetis mampu menimbulkan kegairahan dan
menimbulkan kesadaran akan sesuatu pengalaman yang khas dalam kehidupan. Pada akhirnya akan menjadikan manusia yang utuh, mandiri, dan bertanggung
jawab.
4. Apresiasi Seni