Seni Budaya SD KK A
15
Kegiatan Pembelajaran 1
Apresiasi dan Unsur‐unsur Seni Rupa
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang untuk melakukan tindakan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar
yang juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pembelajar. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara sumber belajar
dengan pembelajar untuk menuju tujuan yang lebih baik.
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu memahami apresiasi karya seni rupa dan melaksanakan kegiatan kreatif dengan melakukan eksplorasi unsur‐
unsur seni rupa sesuai kaidah‐kaidah pengorganisasiannya.
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini, Anda mampu: . mengapresiasi karya seni rupa,
. mengidentifikasi unsur‐unsur seni rupa; dan . mengeksplorasi beberapa unsur seni rupa.
C. Uraian Materi
1. Esensi Pendidikan Seni
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan termasuk salah satu pelajaran wajib dalam kurikulum di sekolah. Pendidikan seni budaya dan Keterampilan
seolah kehilangan dukungan, arah dan orientasi utamanya. Orientasi utama pendidikan seni di sekolah‐sekolah, antara lain untuk menanamkan nilai‐nilai
yang dapat menumbuhkan sensitivitas rasa yang tercermin dalam nilai‐nilai sejarah, adat‐istiadat, tata susila, dan spirit dalam suatu karya seni. Pendidikan
seni di sekolah sangat berbeda dengan pendidikan seni di sanggar. Bila dalam
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
16
sanggar lebih ditekankan penguasaan keterampilan yang mengarah pada keahlian dan profesionalisme, pendidikan seni di sekolah formal bertujuan
menumbuhkan kepekaan rasa estetis dan apresiatif serta pengalaman kreatif yang berfungsi membantu perkembangan siswa dari segi intelektual, emosional,
dan spiritualnya. Pemahaman ini yang kurang dimengerti oleh berbagai raktisi dan pejabat di lingkungan dinas pendidikan di berbagai daerah. Pendidikan seni
di sekolah cenderung diorientasikan untuk kepentingan pertunjukan demi membangun animo sekolah.
Pendidikan adalah usaha sadar mengembangkan anak dalam segala hal sehingga anak menjadi dewasa, yang meliputi kedewasaan berpikir, merasakan,
berperilaku dan kedewasaan menjalankan tugasnya sebagai anggota masyarakat. Potensi yang ada dalam diri manusia dikendalikan oleh tiga hal,
yakni: otak, perasaan, dan karsa.
2. Pembelajaran Seni
Program pengajaran seni merupakan rambu‐rambu atau pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran seni di sekolah, yang dilandasi prinsip‐
prinsip kependidikan umum juga dilandasi oleh konsep‐konsep seni yang berkembang. Pada dasarnya, konsep seni yang melandasi program pengajaran
seni bisa berubah‐ubah sesuai dengan perkembangan ptek, sosial, dan budaya masyarakat. al ini dapat dimaknai bahwa konsep seni yang dipakai di suatu
negara dalam kurun waktu tertentu bisa berubah‐ubah dan beragam. Berubah‐ ubahnya konsep seni yang melandasi program pengajaran seni secara tersirat
ternyata tidak selalu terurai secara jelas dalam kurikulum pendidikan seni di sekolah. al ini yang menyulitkan guru untuk mempersepsi konsep seni yang
melandasi program pengajaran seni. Padahal pemahaman calon guru atau pendidik seni terhadap konsep seni yang melandasi program pengajaran seni
sangat penting untuk diketahui guru karena nanti akan mempengaruhi bagaimana karakteristik kegiatan pembelajaran seni yang akan dilaksanakan di
sekolah. Oleh karena itu, para calon guru atau pendidik seni perlu memahami seluruh konsep seni yang melandasi program pengajaran pendidikan seni agar
dapat menganalisis kurikulum guna menetapkan konsep seni mana yang
DRAFT
Seni Budaya SD KK A
17
sebaiknya dijadikan landasan program pengajaran seni yang akan dilaksanakan. Pemahaman calon guru atau pendidik seni terhadap konsep‐konsep seni yang
melandasi program pengajaran seni dapat menghindari kekeliruan yang fatal dalam pembelajaran seni di sekolah yang meliputi:
cara memotivasi kegiatan seni, cara membimbing dan memberikan sugesti dalam kegiatan seni,
memilih bentuk kegiatan pembelajaran, memilih media pembelajaran seni, dan
memilih cara mengevaluasi kegiatan seni. Seni dan pendidikan sebagai komponen budaya mengalami perubahan sejalan
dengan perkembanganperubahan pandangan hidup masyarakat. Perubahan di bidang seni dan pendidikan terjadi terutama sejalan dengan lahirnya konsep
baru di bidang ilmu pengetahuan khususnya dibidang psikologi dan filsafat. Dari sejarah pertumbuhan dan perkembangan pendidikan seni dapat kita jumpai
periode‐periode ketika konsep, tujuan pendidikan dan implementasi pembelajaran seni mengalami perubahan‐perubahan tertentu.
Pendidikan seni dalam perspektif sejarah dalam perjalanannya dimulai dari tradisi di luar sekolah dan kemudian pendidikan seni di sekolah. Sejak zaman
Yunani kuno sebenarnya pendidikan seni sudah dikenal masyarakat melalui perekrutan calon‐calon seniman atau pekerja seni di pusat latihansekolah
seniman. Tradisi pendidikan seni di luar sekolah ini disebut dengan istilah sistem pendidikan senikerajinan Soehardjo,
meliputi pewarisan, pencantrikan, magang dan sanggar. Sementara itu, pendidikan seni di sekolah
biasa disebut dengan istilah pendidikan akademik yaitu untuk tujuan menunjang pendewasaan anak. Berikut disajikan sekilas pendidikan seni dalam
perspektif sejarah.
Berdasarkan tinjauan singkat tentang pandangan konsep pendidikan seni, dapat dikatakan bahwa arahan konsep pendidikan seni secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitusebagai berikut:
Dikaitkan dengan
aspek keterampilan
untuk menghasilkan
senimankriyawan seni dalam pendidikan dan yang ada hubungannya dengan tujuan pendidikan seni sebagai media pendidikan .
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
18
Jenis konsep pendidikan seni pertama lebih tepat diterapkan dan dikembangkan di sekolah‐sekolah pendidikan kejuruan seni perguruan
tinggi seni, karena akan melatih keterampilan dan ekspresi artistik anak, sedangkan konsep kedua lebih tepat diterapkan dan dikembangkan di
sekolah‐sekolah umum karena dimaksudkan dalam upaya membantu tumbuhkembangnya potensi pribadi anak secara utuh.
Dampak pengalaman seni atau fungsi pendidikan seni dapat diidentifikasi sebagai berikut.
a Seni sebagai sarana berekspresi Ekspresi merupakan pernyataan kejiwaan yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia dalam mencari kepuasan. Ekspresi juga merupakan kebutuhan manusia dalam mengkomunikasikan isi hatinya
kepada pihak lain. Berekspresi dalam seni berarti menuangkan isi hati dengan menggunakan sarana gambar, gerak, nada suara atau kata
Soehardjo, . Bagi anak‐anak seni bisa dijadikan alatsarana untuk
berekspresi a means of expression Lowenfeld, . Dalam berekspresi isi
pikiran, perasaan dan emosi anak ikut berperan. b Seni sebagai sarana pengembanganpembinaan kreativitas
Pembinaan ekspresi dapat menunjang pembinaan kreativitas. Pada umumnya, kreativitas diartikan sebagai daya atau kemampuan untuk
mencipta. Melalui kegiatan berolah seni kreatifitas atau daya cipta anak dapat dikembangkan. Berolah seni yang dimaksudkan adalah melakukan
kegiatan pengenalan, eksperimen dalam berbagai bentuk jenis alatbahan dan teknik mewujudkanmenampilkan karya seni, baik melalui rupa, gerak,
nada suara maupun kata. Membangkitkan dan membebaskan anak untuk melakukan kegiatan berolah seni sesuai kemampuan dan minatnya serta
memberi kesempatan kepada anak‐anak untuk mencoba memecahkan masalah ketika berolah seni sehingga menghasilkan hal‐hal baru dan unik
baginya merupakan sarana yang baik dalam upaya membina dan mengembangkan kreativitas. Sebagaimana dikatakan oleh tokoh‐tokoh
DRAFT
Seni Budaya SD KK A
19
seperti Dewey, Read dan Ross bahwa melalui pembelajaran seni dapat membantu meningkatkan daya kreativitas anak.
c Seni sebagai sarana pengembangan bakat anak Secara umum orang berpendapat bahwa bakat anak dibawa sejak lahir,
tetapi bakat anak ini sulit berkembang jika tidak dipupuk. Bakat anak di bidang seni dapat dipupuk melalui pembelajaran seni. Pendidikan seni yang
memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal dan menjelajah berbagai media seni serta sikapdukungan dan motivasi guru yang positif
terhadap anak‐anak berpeluang memelihara dan mengembangkan bakatnya.
d Seni sebagai sarana pembinaan keterampilan. Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cekatan dalam
melakukan sesuatu. Untuk membantu menyalurkan dorongan ekspresi dan kreativitas anak dibutuhkan suatu keterampilan dasar. Dalam seni latihan
keterampilan ini bukan tujuan utama, tetapi hanya sebagai sarana untuk menunjang kelancaran berekspresi atau berkreativitas. Keterampilan yang
diberikan bukanlah keterampilan yang bersifat statis, tetapi lebih diarahkan pada keterampilan yang bersifat kondisional. Arti keterampilan yang
kondisional bersifat kreatif, produktif, dinamis dan mampu untuk tumbuh. Jenis keterampilan ini cocok untuk dikembangkan di sekolah‐sekolah umum.
Melalui kegiatan berolah seni yang memberi cukup kebebasan pada anak untuk melatih skill sejalan dengan dorongan ekspresi dan kreativitasnya
akan sangat bermanfaat bagi anak untuk membina dan mengembangkan potensi keterampilannya.
e Seni sabagai sarana pembentukan kepribadian. Kebiasaan berolah seni yang memperhatikan dan memberi keleluasaan yang
cukup terhadap subjek didik untuk menampilkan sifat‐sifat kepribadian, memberi peluang yang luas untuk pembentukan kepribadian Soenarjo,
. Kepribadian dalam seni lebih diarahkan kepada tumbuhnya rasa cinta terhadap kesenian bangsanya dan mau menerima kesenian asing yang
terseleksi. Dengan pengenalan benda‐benda seni dan tokoh‐tokoh seniman serta lingkungan alam sekitar yang indah dapat menumbuhkan kecintaan
atau kebanggaan anak terhadap alam dan kesenian bangsanya. al ini berarti
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
20
telah mengurangi timbulnya penyimpangan‐penyimpangan sifat kepribadian yang merusak moral dan identitas jati diri bangsa.
f Seni sebagai sarana pembinaan impuls estetik Secara naluri setiap anak memiliki impuls estetik Read,
. Jika naluri ini tidak mendapat kesempatan tumbuh dan berkembang, naluri tersebut bisa
mati atau tumbuh kerdil. Melalui program pendidikan seni nalurikepekaan cita rasa keindahan dapat dibina dan ditumbuh kembangkan. Caranya
dimulai dari pengakraban dengan objek yang bermuatan estetik maka seseorang akan semakin peka estetiknya. Kepekaan itu merupakan modal
dasar dalam mengapresiasi seni, berolah seni dan menghargai hasil budaya bangsa sendiri maupun bangsa lain.
Pandangan ahli tentang pendidikan seni yang diberikan di sekolah umum memiliki fungsi yang beragam sesuai dengan perkembangan dinamika dan
kondisi sosial‐budaya masyarakat. Namun beberapa ahli mencoba mengklasifikasikan keberagaman fungsi pendidikan seni tersebut menjadi
beberapa fungsi. Menurut Eisner
: keunikan fungsi pendidikan seni
dalam orientasi pengajaran seni dapat dipetakan dalam sebuah hubungan triadik
, yaitu: pandangan pendidikan seni berbasis anak,
pandangan pendidikan seni berbasis subjek disiplin ilmu , dan
pandangan pendidikan seni berbasis kebutuhan masyarakat. Dalam sudut pandang
kebutuhan anak, secara psikologis keunikan mata pelajaran pendidikan seni utamanya berkaitan dengan kontribusi seni terhadap kebermaknaan dan
kebermanfaatan bagi kebutuhan perkembangan pembelajar, yakni terletak pada pemberian pengalaman estetik secara alamiah dalam bentuk kegiatan
berekspresi diri secara kreatif dan berapresiasi respon kreatif sehingga dapat membantu menumbuhkembangkan keseluruhan potensi kepribadian
utuh holistik pembelajar, baik aspek pribadi, sosial, intelek, emosi maupun fisik.
Konsep pengalaman estetik, antara lain diungkapkan oleh Munro bahwa pengalaman estetik merupakan suatu proses psikologis, yaitu cara
merespon terhadap stimulus, terutama lewat persepsi indra, tetapi juga berkaitan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi,
DRAFT
Seni Budaya SD KK A
21
dan emosi. Langer dan Goodman dalam Smith and Smith, :
mempertegas pandangan yang dikemukakan Munro bahwa pengalaman estetik tersebut mencakup pengalaman kognitif maupun pengalaman rasa
yang melibatkan kemampuan berpikir logis, kepekaan rasa, dan peran aktif dari emosi.
Selanjutnya, Dewey :
dalam teorinya art as experience mengatakan bahwa pengalaman estetik menggambarkan sejenis pengalaman yang spesial
karena terjadinya sentuhan dengan gejala keindahan yang ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman, cita rasa dan konteks budaya. Pengalaman estetik
sebagai pengalaman spesial juga diungkapkan oleh Clive Bell dalam Sutrisno.
: ‐ bahwa pengalaman estetik merupakan pengalaman
yang dirasakan secara pribadi dan istimewa. Kesimpulan yang dapat dikemukakan bahwa hakikat pendidikan seni
diberikan di sekolah umum adalah sebagai upaya untuk membina pengalaman estetik pembelajar. Pemberian pengalaman estetik dapat
dimaknai lebih menekankan pada segi proses kegiatan dari pada segi hasil pemahaman seni maupun hasil karya seni. Pengalaman estetik yang
menekankan pada hasil karya seni, lebih sesuai diberikan di sekolah kejuruan seni.
Lebih lanjut Dewey dalam Read, menguraikan bahwa penekanan
proses pengalaman belajar seni tersebut melibatkan kesadaran dan kepekaan estetik yang dianggap sebagai kulminasi pengalaman yang sulit
diperoleh dari jenis pengalaman yang lain. Dewey mengatakan hakekat seni adalah pengalaman. akikat pengalaman adalah interaksi individu anak
dengan lingkungannya. akikat pengalaman belajar adalah interaksi individu anak dengan lingkungan yang menyebabkan perubahan perilaku. Jadi
hakikat pengalaman belajar seni adalah seni merupakan lingkungan belajar. nteraksi individu anak dengan lingkungan seni menghasilkan pengalaman
seni berupa pengalaman estetik timbulnya kesadaran, kepekaan dan sikap estetik pada individu pembelajar.
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
22
Pendidikan Seni Budaya dikatakan memiliki fungsi dan tujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi, beradab, dan mampu hidup rukun
dalam masyarakat yang majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif, intelektual, dan ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa,
keterampilan, dan kemampuan menerapkan teknologi dalam berkreasi seni, memamerkan dan mempergelarkannya menciptakan kondisi yang
menunjang keakraban siswa dengan seni budaya di lingkungannya; mengoptimalkan budaya lokal; terpadu dan terkorelasi; dikembangkan di
dalam kelas dan di luar kelas; memberi kegiatan bervariasi, kesempatan aktif, kreatif, menantang, dan menyenangkan; memperkenalkan keragaman
budaya; dan menanamkan kesadaran kritis.
g Seni membantu pengembangan daya pikir, rasa, dan karsa Karya seni anak juga mempunyai arti fisik dan simbolis. Mempunyai arti fisik
karena karya ciptaan itu merupakan ungkapan ide, kemampuan rasa maupun kemanfatannya dalam kehidupan sehari‐hari.Karya seni mempunyai
DRAFT
Seni Budaya SD KK A
23
arti simbolis karena dalam proses berkarya berproduksi anak menggerakkan seluruh indera rasa, pikir, dan karsa.
3. Dasar Pendidikan seni