pendanaan yang berasal dari internal daripada eksternal. Urutan penggunaan dana yang berasal dari pihak eksternal dimulai dari hutang, penerbitan ekuitas baru, dan
laba ditahan. Cara pendanaan tersebut mengajukan teori tentang informasi asimetri manajemen perusahaan mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan
investor di pasar modal. Komposisi hutang dan ekuitas yang tidak optimal akan mengurangi profitabilitas perusahaan dan sebaliknya.
Pecking Order Theory mengenai struktur modal menurut Keown dkk. 2010 :
157 mempunyai empat poin penting yaitu:
a. Perusahaan menerapkan kebijakan dividen untuk kesempatan investasi.
b. Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana yang sepenuhnya dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan
dicari. c. Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, pertama perusahaan akan
memilih menerbitkan sekuritas hutang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan dilakukan terakhir.
d. Dengan demikian banyaknya dana eksternal untuk mendanai proyeknya dengan nilai sekarang atau pendekatan positif pecking order
akan diikuti. Ini berarti lebih menyukai hutang yang beresiko, artinya pada hutang konvertibel, modal preferen dan modal biasa sebagai
pilihan terakhir.
c. Signaling Theory
Menurut Brigham dkk. 2001 dalam Pithaloka, 2009 : 14 “Signaling theory adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk
bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan”. Signaling theory
menjelaskan bahwa perusahaan dengan prospek yang
Universitas Sumatera Utara
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara seperti penggunaan hutang yang
melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh
suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat bahwa pihak manajemen perusahaan memandang prospek perusahaan tersebut kurang baik. Suatu perusahaan
yang sering menawarkan penjualan saham baru akan membuat harga sahamnya menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang
kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
d. Agency Theory
Agency theory muncul karena adanya pemisahan fungsi antara pemilik
dengan pengelola, hal ini disebabkan kebutuhan modal perusahaan tidak dapat disediakan oleh satu pemilik. Teori perusahaan klasik tidak dapat dijadikan basis
analisis. Teori perusahaan klasik menyatakan bahwa pemilik perusahaan merupakan seorang wiraswasta yang mengelola dan mendanai sendiri perusahaannya untuk
menciptakan profit yang sebesar – besarnya. Perusahaan – perusahaan besar tidak dapat memenuhi kebutuhan modal dari satu pemilik. Perusahaan – perusahaan besar
mengundang pihak lain untuk menanamkan modal pada perusahaan, hal ini akan berakibat pada pemisahan wewenang perusahaan, yaitu wewenang antara pemilik dan
pengelola. Pemilik atau pemegang saham ini disebut principal, sedangkan pengelola
atau manajemen disebut agent. Dalam manajemen keuangan, salah satu tujuan utama
Universitas Sumatera Utara
perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Para manajer yang diangkat oleh pemegang saham harus bertindak untuk kepentingan pemegang
saham, tetapi sering kali terjadi konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemen. Konflik ini disebabkan kepentingan pemegang saham dan manajer yang
berbeda. Perbedaan ini disebabkan manajer cenderung mengutamakan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan pemegang saham. Pemegang saham tidak
menyukai ambisi pribadi para manajer sehingga pemegang saham melakukan pengawasan yang dapat menyebabkan timbulnya tambahan biaya bagi perusahaan.
Biaya yang muncul karena pengawasan tersebut dengan sendirinya akan menurunkan tingkat laba perusahaan. Biaya – biaya yang timbul ini disebut dengan biaya
keagenan. Wahidawati 2002 dalam Nugrahaini, 2012 : 23 menyatakan ada
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yaitu: 1. Dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh
manajemen, hal tersebut akan membuat manajer merasakan langsung akibat dari kebijakan yang dibuat. Kepemilikan oleh manajer ini akan
mensejajarkan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Dengan demikian, kepemilikan oleh manajemen
merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan manajer akan memanfaatkan hutang secara maksimal
2. Dengan meningkatkan dividend payout ratio, hal ini akan menurunkan tingkat free cash flow, sehingga manajemen akan
mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. 3. Meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan
menurunkan besarnya konlik antara pemegang saham dengan manajemen. Di samping itu, hutang juga akan menurunkan tingkat
Universitas Sumatera Utara
free cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan
kemungkinan pemborosan oleh manajemen. 4. Memperkerjakan investor institutional sebagai monitoring agent.
Distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor
dan shareholder dispersion dapat mengurangi agency cost. Kepemilikan mewakili satu sumber kekuasaan yang dapat digunakan
untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong penigkatan
pengawasan secara optimal terhadap kinerja manajemen.
e. Klasifikasi Hutang