2.1.2 Struktur Aset
Struktur aset merupakan kombinasi dari penggunaan aset lancar dan aset tetap
pada perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Perusahaan dengan aset yang dapat digunakan untuk jaminan lebih memilih untuk menggunakan hutang lebih
banyak. Menurut Mamduh 2004 : 345, “besarnya aktiva tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya penggunaan hutang. Perusahaan yang memiliki aktiva
tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aktiva tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman”. Pendapat Mamduh
tersebut berbeda dengan pendapat Mayangsari 2001 : 10 yang menyatakan “pada perusahaan yang sebagian modalnya tertanam dalam aktiva tetap, pemenuhan
kebutuhan dana akan diutamakan dari modal sendiri sehingga modal asing hanya berfungsi sebagai pelengkap”. Penjelasan pendapat tersebut adalah penggunaan aset
tetap akan menimbulkan adanya beban tetap yang berupa fixed cost. Suatu perusahaan yang memakai modal asing untuk membelanjai aset tetapnya akan
membuat biaya tetap yang ditanggungnya besar.
2.1.3 Profitabilitas.
Profitabilitas menggambarkan kinerja operasional perusahaan dengan memberikan besar keuntungan yang mampu diraih perusahaan dalam menjalankan
operasionalnya. Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi investor
Susilawati, 2012 : 180. Pengukuran profitabilitas dihubungkan dengan penjualan,
Universitas Sumatera Utara
total aset, dan modal sendiri. Ketiga pengukuran tersebut memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat pendapatan dalam hubungan dengan volume
penjualan, jumlah aset, dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Akuntansi menggunakan prosedur penentuan laba atau rugi periodik dengan didasarkan pada
pengaruh transaksi-transaksi yang sesungguhnya terjadi. Prosedur tersebut mengakibatkan timbulnya pendapatan dan biaya - biaya sebagai elemen yang
membentuk laba atau rugi dalam suatu periode. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan modal. Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu rasio net profit margin NPM,
return on asset ROA, dan return on equity ROE. Net profit margin mengukur
sejauh mana perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio NPM yang rendah dapat menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Rasio
ROA menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Rasio ROE menggambarkan tingkat
pengembalian yang dihasilkan perusahaan bagi pemegang sahamnya. Dalam penelitian ini, rasio yang dipakai untuk profitabilitas adalah rasio ROA. Profitabilitas
dalam penelitian ini merupakan variable independen. Semakin tinggi profit suatu perusahaan, semakin menurun hutangnya karena dana internal yang tersedia untuk
mendanai investasinya bertambah. Menurut Brigham dan Houston 2001 dalam Sarasati, 2013 : 24 “perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang
Universitas Sumatera Utara
relative kecil”. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan
secara internal. Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat
pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan. Return on asset menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Profitabilitas diukur dengan rasio return on assets ROA dengan rumus:
ROA=
Laba Total Aset
Rasio ini mempunyai arti besarnya laba yang diberikan terhadap modal yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba tersebut.
2.1.4 Pertumbuhan Penjualan