Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Sesudah Normalisasi Data
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .518
a
.268 .158
.41521 1.851
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2013. Tabel hasil uji autokorelasi sesudah normalitas menunjukkan bahwa nilai Durbin-
Watson antara -2 dan + 2 yang menunjukkan tidak ada autokorelasi.
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, apakah variable independen
mempengaruhi variable dependen secara parsial atau secara simultan. Jika ingin mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial, maka dipakai uji T. Jika
ingin untuk menngetahui pengaruh variabel secara simultan, maka dipakai uji F.
4.4.1 Uji T
Uji T berfungsi untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial atau tidak. Berikut ini adalah data hasil
uji T setelah normalisasi data:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Uji T Sesudah Normalisasi Data.
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-2.117 1.283
-1.650 .115
Struktur Aset -.915
1.334 -.139
-.685 .501
.886 1.129
Profitabilitas -.880
.352 -.516
-2.498 .021
.858 1.165
Pertumbuhan Penjualan
1.587 1.041
.325 1.524
.143 .806
1.241 Sumber: Diolah dengan SPSS, 2013
Kesimpulan yang didapatkan dari tabel sebagai berikut:
H1 : Struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel struktur aset diperoleh sebesar -0,685. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai t tabel yang besarnya 2,086. Nilai signifikansi untuk uji T yang
diperoleh sebesar 0,501. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditentukan yaitu 0,05 sehingga H1 ditolak dengan pengertian bahwa
struktur aset tidak berpengaruh terhadap hutang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur aset tidak dapat dijadikan acuan tinggi rendahnya
pendanaan yang berasal dari sumber internal maupun eksternal pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Yuliningrum 2008, Santika dan Sudiyanto 2011, Susilawati dkk. 2012. Namun, bertentangan dengan penelitian oleh yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Hardiningsih dan Oktaviani 2012 yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh positif signifikan.
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang
pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel profitabilitas diperoleh sebesar -2,498 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,086. Nilai signifikansi sebesar 0,021 . Nilai signifikansi untuk uji t
yang diperoleh sebesar 0,021 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat hutang yang diwakili ratio DER pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI. Kesimpulan dari perhitungan
tersebut adalah hipotesis H2 diterima. Rasio profitabilitas memiliki nilai negatif yaitu sebesar -0,88 yang berarti meningkatnya profitabilitas akan berpengaruh
terhadap semakin rendahnya tingkat utang yang diwakili oleh ratio DER. Jika profitabilitas semakin kecil, maka tingkat hutang semakin tingginya. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliningrum 2008, Indahningrum dan Handayani 2009, Nugroho 2010, Santika dan Sudiyanto
2011, Hardiningsih dan Oktaviani 2012, Nugrahaini 2012, dan Susilawati dkk. 2012. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hasugian 2010 dan Kusrini 2012 yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat hutang yang diwakili oleh ratio DER.
Universitas Sumatera Utara
H3 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel pertumbuhan penjualan diperoleh sebesar 1,524 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,086 dan nilai signifikansi sebesar 0,143 . Nilai
signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,143 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Perhitungan ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat hutang yang diwakili ratio DER pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
Kesimpulan yang didapat dari tabel adalah hipotesis H3 ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indahningrum dan Handayani
2009 serta Hardiningsih dan Oktaviani 2012 yang menyatakan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat hutang. Penelitian ini
juga bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santika dan Sudiyanto 2011 Nugrahaini 2012 yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat hutang. Berdasarkan data dari tabel 4.8, maka model regresi yang dipakai adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Y = -2,117- 0,915X
1
-0,88X
2
+1,587X
3
+ e
Dimana: Y
= Kebijakan Hutang diwakili ratio DER X
1
= Struktur Aset X
2
= Profitabilitas X
3
= Pertumbuhan Penjualan e
= Error tingkat kesalahan
Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda, didapatkan kesimpulan: 1. Konstanta sebesar -2,117 menjelaskan bahwa apabila tidak ada variabel
bebas, maka tingkat hutang yang diwakili ratio DER adalah sebesar - 2,117
2. Struktur aset yang memiliki koefisien -0,915 menyatakan bahwa setiap struktur aset naik sebesar 1 akan menyebabkan penurunan tingkat
hutang sebesar 0,915, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Jika struktur aset turun 1, maka tingkat utang akan naik sebesar 0,915,
dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 3. Profitabilitas memiliki koefisien sebesar -0,88 menunjukkan bahwa
kenaikan profitabilitas sebesar 1 akan menurunkan tingkat hutang sebesar 0,88, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Jika
Universitas Sumatera Utara
profitabilitas turun 1, maka tingkat hutang akan naik sebesar 0,88, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4. Pertumbuhan penjualan memiliki koefisien sebesar 1,587 menunjukkan bahwa kenaikan profitabilitas sebesar 1 akan menaikkan tingkat hutang
sebesar 1,587, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Jika profitabilitas turun 1, maka tingkat hutang akan turun sebesar 1,587,
dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4.4.2 Uji Simultan F-test