Alat Bukti Pengaturan Alat Bukti Cyber Crime Menurut The Australian Cyber Crime Act

commit to user 40 6 Melindungi nilai-nilai keamanan Australia : Australia harus mengejar kebijakan keamanan dunia maya yang meningkatkan keamanan individu dan kolektif dengan tetap menjaga hak Australia atas privasi dan nilai-nilai fundamental lainnya. Mempertahankan keseimbangan ini merupakan tantangan untuk semua demokrasi modern yang berusaha untuk memenuhi tantangan keamanan dunia maya yang lebih kompleks di masa depan. The Australian Cyber Crime Act Of 2001 menyelidiki implikasi bahwa Undang-Undang ini berlaku untuk semua orang Autralia yang bekerja di industri Teknologi Informasi. Serta menghadapkan profesional Teknologi Informasi untuk sebuah tingkat kerentanan terhadap penuntutan. Perkembangan yang digembar-gemborkan oleh The Australian Cyber Crime Act of 2001 akan mengancam profesional Teknologi Informasi dengan pidana keyakinan. Meskipun kelompok-kelompok advokasi Teknologi Informasi seperti Australia Computer Society ACS, Electronic Frontiers Australia EFA dan banyak lainnya, mereka semua prihatin dengan implikasi yang dimiliki Undang-Undang untuk para profesional dalam Teknologi Informasi di Australia.

b. Alat Bukti

“E-discovery” atau penemuan elektronik adalah bagian dari proses penemuan yang berfokus pada penemuan bukti dalam bentuk elektronik, yang biasanya berasal dari komputer. Komputer forensik adalah suatu disiplin ilmu yang didedikasikan untuk mengumpulkan bukti komputer yang ditujukan untuk kepentingan peradilan. Munculnya komputer forensik sebagai suatu disiplin ilmu dapat ditelusuri kembali ke tahun 1989 dengan penciptaan kursus pertama “forensik ilmu komputer” di US Federal Hukum. Komputasi forensik mencakup empat unsur kunci : 1 Identifikasi bukti digital : Merupakan langkah pertama dalam proses forensik, untuk mengetahui bukti yang ada, di mana disimpan dan bagaimana disimpan sangat penting untuk menentukan proses apa yang akan digunakan untuk memfasilitasi pemulihannya. Selain itu, pemeriksa commit to user 41 forensik komputer harus mampu mengidentifikasi jenis informasi yang disimpan dalam perangkat dan format yang akan disimpan sehingga teknologi yang tepat dapat digunakan untuk mengeluarkannya. 2 Pelestarian bukti digital : Mengingat kemungkinan pengawasan peradilan dalam pengadilan hukum, adalah penting bahwa setiap pemeriksaan yang disimpan data elektronik. Ada beberapa situasi dimana perubahan terhadap data yang tidak dapat dihindari. Dalam situasi dimana perubahan tidak bisa dihindari adalah sifat dan alasan perubahan dapat dijelaskan. 3 Analisis bukti digital : Ekstraksi, pengolahan dan interpretasi data digital pada umumnya dianggap sebagai elemen utama komputasi forensik. Setelah diekstrak, bukti digital masih memerlukan pengolahan lagi sebelum orang dapat membacanya. 4 Penyajian bukti digital : Melibatkan presentasi aktual dalam pengadilan hukum. Termasuk cara penyajian, keahlian dan kualifikasi proses yang digunakan untuk menghasilkan bukti yang disajikan. Pengaturan Alat Bukti dalam The Australian Cyber Crime Act Of 2001: Divisi 476 Angka 1 1 Dalam bagian ini : Akses ke data dalam komputer berarti : A Tampilan data dengan komputer atau keluaran lain data dari komputer, atau B Menyalin atau memindahkan data ke tempat lain dalam komputer atau ke perangkat lain dalam komputer atau ke perangkat penyimpanan data, atau C Dalam kasus eksekusi program-program. Komputer Persemakmuran berarti komputer yang dimiliki, disewakan atau dioperasikan oleh entitas Persemakmuran. Data mencakup : a Informasi dalam bentuk apapun, atau b Setiap program atau bagian dari suatu program. commit to user 42 Data dalam komputer meliputi : aData dalam perangkat penyimpanan data removable untuk sementara waktu ditahan di komputer, atau b Data dalam perangkat penyimpanan data pada jaringan komputer yang komputer bentuk bagian partisi dalam hard disk. Data perangkat penyimpanan berarti apa-apa misalnya disk atau file server yang berisi atau dirancang untuk berisi data untuk digunakan oleh komputer. Komunikasi elektronik berarti komunikasi informasi dalam bentuk apapun dengan cara dipandu atau elektromagnetik terarah energi. Modifikasi, sehubungan dengan data komputer, berarti : aPerubahan atau penghapusan data, atau b Penambahan data. Penurunan nilai komunikasi elektronik ke atau dari komputer meliputi : aPencegahan komunikasi tersebut, atau b Penurunan tersebut pada elektronik link atau jaringan yang digunakan oleh komputer; tetapi tidak termasuk intersepsi sekedar apapun seperti komunikasi. Divisi 476 Angka 2 1 Dalam bagian ini : A Akses data dalam komputer, atau B Modifikasi data ke dalam komputer, atau C Penurunan komunikasi elektronik ke atau dari komputer; atau D Penurunan nilai keamanan, keandalan atau operasi apapun. Data diadakan pada disk komputer, kartu kredit atau perangkat lain yang digunakan untuk menyimpan data melalui sarana elektronik; oleh seseorang tidak sah jika orang tersebut tidak berhak untuk menyebabkan bahwa akses, modifikasi atau penurunan nilai. 2 Setiap modifikasi, atau gangguan yang disebabkan oleh orang tidak sah hanya karena ia memiliki tujuan yang tersembunyi. commit to user 43 3 Untuk tujuan pelanggaran di bawah Bagian ini, menyebabkan setiap orang seperti akses modifikasi, tidak sah atau penurunan jika seseorang melakukan substansial memberikan kontribusi untuk itu. 4 Untuk tujuan ayat 1, apabila : a Seseorang menyebabkan setiap akses, modifikasi atau gangguan dari jenis yang disebutkan dalam ayat itu; dan b Orang tersebut tidak jadi di bawah surat perintah yang dikeluarkan berdasarkan hukum. Mencermati tentang pengaturan alat bukti yang ada dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan The Australian Cyber Crime Act Of 2001 , ada persamaan dan perbedaan antara kedua undang-undang ini. Persamaannya ialah adanya alat bukti elektronik seperti email, data-data dalam harddisk komputer, telegram dan sejenisnya. Sedangkan perbedaannya adalah pengaturan alat bukti cyber crime dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik cakupannya hanya terbatas pada informasi elektronik danatau dokumen elektronik sedangkan dalam The Australian Cyber Crime Act Of 2001 cakupannya lebih luas karena tidak hanya dokumen elektronik tetapi juga menyangkut modifikasi dari data elektronik serta penurunan nilai komunikasi elektronik ke atau dari komputer.

B. Pengaturan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Cyber Crime antara

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan The Australian Cyber Crime Act Of 2001.

1. Pengaturan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Cyber Crime dalam Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik A. Pornografi Larangan konten yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan atau pornografi sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, idealnya mempunyai tujuan yang sangat mulia.

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

4 66 152

Tinjauan Hukum Mengenai Kekuatan Pembuktian Secara elektronik Dalam Perkara Cyber Crime Dihubungkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

1 10 29

DATA ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

2 21 96

Harmonisasi Hukum Pengaturan Cyber Crime Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

0 0 21

SINKRONISASI PENGATURAN TINDAK KEJAHATAN DUNIA MAYA (CYBER CRIME) ANTARA COUNCIL OF EUROPE CYBER CONVENTION DENGAN UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 1 13

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

1 1 65

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

2 8 65

CYBER CRIME DALAM BENTUK PHISING DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM.

0 1 104

CYBER CRIME

0 0 5

BAB II PENGATURAN PENGGUNAAN ALAT BUKTI BERUPA INFORMASI ELEKTRONIK SEBAGAI BUKTI DALAM TINDAK PIDANA KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Tinjauan Umum Tentang Penggunaan

0 1 45