Alat Bukti Pengaturan Alat Bukti Cyber Crime menurut Undang-Undang Nomor 11

commit to user 35

b. Alat Bukti

Kejahatan di bidang elektronik dapat dikatakan sebagai suatu kejahatan yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan alat elektronik dan dilakukan oleh orang yang mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi. Dalam hal ini, untuk mengantisipasi si pelaku kejahatan di bidang elektronik, cyber crime , supaya mereka dapat dijaring dengan ketentuan mengenai kejahatan yang sesuai dengan apa yang mereka lakukan, dan tidak lagi dengan memakai Pasal 362 KUHP mengenai pencurian namun dengan pasal-pasal yang lebih memberatkan si pelaku. Permasalahan lain adalah, mengenai benda sitaan elektronik yang memang diperuntukkan untuk kepentingan pembuktian. Dengan demikian, barang bukti tersebut sudah melekat dalam kasus perkara. Bahwa akhir-akhir ini banyak terjadi tindak pidana yang menggunakan sarana peralatan elektronik, misalnya kejahatan yang dilaksanakan dengan menggunakan sarana perangkat komputer. Contoh, perkara korupsi yang dilakukan bekas pegawai Bank BNI dengan cara menggunakan Personal Computer dan perangkatnya untuk memindahbukukan atau mentransfer uang milik Bank BNI sebesar US9.199.000 sehingga menimbulkan kerugian negara bagi Bank BNI. Pada kesempatan ini tidak dipermasalahkan mengenai modus operandi terhadap kasus perkara tersebut, akan tetapi bagaimana menyajikan barang bukti peralatan komputer tersebut dengan bukti transfer surat atau dokumen yang merupakan hasil rekayasa dengan peralatan komputer. Untuk mengambil suatu kesimpulan pembuktian bahwa alat bukti surat tersebut merupakan hasil rekayasa yang dilakukan pelaku tindak pidana, maka disketfloppy disk yang digunakan oleh pelaku dapat mengeluarkan kode- kodedokumen atau surat sebagaimana alat bukti surat tersebut. Dengan demikian, untuk dapat dipakai dalam pembuktian atau pengungkapan diambilnya keuangan negara dalam kasus korupsi dan pengambilan keuangan bank negara dengan mentransfer melalui peralatan komputer, diperlukan dukungan alat bukti lain sebagaimana tersebut di atas. Bahwa dokumen atau surat-surat yang keluar dari hasil printer masih perlu dikaji dan diteliti commit to user 36 keasliannya dengan disket aslinya oleh ahlinya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dokumen atau surat yang keluar dari printer yang dihasilkan komputer semuanya asli. Permasalahannya, apakah hal tersebut aslinya atau fotokopinya, tetapi dapat diklasifikasi sebagai alat bukti surat. Berita Acara Pemeriksaan dari penyidik tidak lagi memiliki kekuatan pembuktian. Sehubungan dengan itu, alat bukti keterangan ahli, surat, dan petunjuk menjadi penting artinya bagi proses pembuktian kejahatan terhadap program komputer. Keterangan ahli merupakan bukti terkuat, dengan dasar pemikiran bahwa penggunaan komputer membutuhkan keahlian khusus. Kejahatan terhadapnya dapat dipastikan menggunakan keahlian khusus pula, seperti untuk memecahkan Kode Masuk Pengaman Security Password. Untuk membuktikan bahwa terdakwa telah melakukan kejahatan terhadap program komputer, tentu dibutuhkan keterangan ahli komputer di persidangan. Dalam menghadapi berbagai kendala sebagaimana di atas, perlu diupayakan jalan keluar dengan mengoptimalkan sarana hukum yang tersedia. Optimalisasi sarana hukum tersebut antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut : a Dalam hal alat-alat bukti yang ada belum memenuhi aturan yang ada, maka alat bukti elektronik seperti rekaman hasil faksimile atau fotokopi dapat dijadikan petunjuk; b Apabila alat bukti tersebut ditunjang dengan keterangan ahli di bidangnya, misalnya ahli pita suara atau ahli lainnya yang menyatakan keaslian rekaman tersebut maka dapat dijadikan bukti yang sah; c Dalam hal hasil faksimile, yaitu dengan pernyataan dan pengiriman faksimile yang menyatakan keaslian faksimile tersebut yang dibuat oleh pejabat resmi, misalnya notaris atau Perwakilan Indonesia di Luar Negeri Kedutaan atau Konsulat, apabila faksimile tersebut berasal dari luar negeri; d Demikian pula halnya untuk fotokopi, harus diikuti pernyataan serupa. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, maka telah secara sah berlaku pula commit to user 37 alat bukti elektronik pada tahap penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan, terhadap setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut, baik di wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah Indonesia danatau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. Pengaturan Alat Bukti dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik : Pasal 44 Alat bukti penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan menurut ketentuan undang-undang ini adalah sebagai berikut : a. Alat bukti sebagaimana dimaksud dalam ketentuan perundang-undangan, dan b. Alat bukti lain berupa Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 dan angka 4 serta Pasal 5 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3. Pasal 1 Angka1 :Informasi Elektronik adalah salah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange EDI, surat elektronik electronic mail, telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Angka 4 : Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirim, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan danatau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, commit to user 38 kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Pasal 5 1 Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik danatau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. 2 Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik dan atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. 3 Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini. 4 Ketentuan mengenai Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku untuk: a. Surat yang menurut undang-undang harus dibuat dalam bentuk tertulis, dan b. Surat beserta dokumennya yang menurut undang-undang harus dibuat dalam bentuk akta notaris atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.

2. Pengaturan Alat Bukti Cyber Crime Menurut The Australian Cyber Crime Act

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

4 66 152

Tinjauan Hukum Mengenai Kekuatan Pembuktian Secara elektronik Dalam Perkara Cyber Crime Dihubungkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

1 10 29

DATA ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

2 21 96

Harmonisasi Hukum Pengaturan Cyber Crime Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

0 0 21

SINKRONISASI PENGATURAN TINDAK KEJAHATAN DUNIA MAYA (CYBER CRIME) ANTARA COUNCIL OF EUROPE CYBER CONVENTION DENGAN UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 1 13

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

1 1 65

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

2 8 65

CYBER CRIME DALAM BENTUK PHISING DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM.

0 1 104

CYBER CRIME

0 0 5

BAB II PENGATURAN PENGGUNAAN ALAT BUKTI BERUPA INFORMASI ELEKTRONIK SEBAGAI BUKTI DALAM TINDAK PIDANA KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Tinjauan Umum Tentang Penggunaan

0 1 45