BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
Tuturan upacara pernikahan masyarakat Madura kajian pragmatik dipilih sebagai topik dalam penelitian ini karena sejauh ini belum ditemukan penelitian
lain yang menggunakan bahasa Madura BMd pada tataran pragmatik. Oleh karena itu, diperlukan tinjauan beberapa karya tulis yang membahas masalah
dalam ritual atau upacara pernikahan yang tentunya akan banyak membantu penelitian ini. Selain itu, tinjauan ini akan memberikan gambaran bahwa apa yang
dibahas dalam penelitian ini tidak sama dengan penelitian-penelitian yang sudah ada. Penjelasan hasil penelitian dipaparkan secara ringkas berikut ini.
Handayani 2003 menulis tesis berjudul “Wacana Kayob dalam
Masyarakat Biak: Aanalisis Bentuk, Fungsi, dan Makna ”. Masyarakat Biak di
Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua memiliki ragam sastra lisan yang berhubungan dengan ritual kematian, yaitu kayob. Penggunaan kayob dalam ritual
kematian mengalami pergeseran dengan masuknya pengaruh agama Kristen Protestan. Kayob memiliki bentuk, fungsi, dan makna sehingga kayob
menempatkan dua dimensi, yaitu waktu lampau dan waktu kini. Dalam dimensi lampau, tuturan kayob bersifat sangat sakral dan wajib dilaksanakan. Tujuan
tuturan kayob untuk menghormati arwah jenazah dan arwah para leluhur. Dimensi waktu kini menempatkan kayob sebagai warisan budaya. Tujuan tuturan kayob,
antara lain untuk memenuhi adat istiadat dan penerusan tradisi. Hasil penelitian
Handayani menunjukkan bahwa bentuk kayob memiliki beberapa ciri, yakni terdapat pola-pola formula dalam baris-baris kayob, jenis-jenis formula tersebut
adalah formula satu baris, setengah baris, dan satu kata. Ia juga mendeskripsikan bahwa dalam wacana kayob yang ditelitinya ditemukan adanya tema, gaya bahasa,
dan estetika bunyi kayob. Fungsi yang terdapat dalam kayob meliputi fungsi religius, fungsi sosiologis, fungsi ekonomis, dan fungsi apresiatif reflektif.
Analisis makna dalam syair kayob memiliki makna kepercayaan, makna sosial, dan makna didaktis. Penelitian tersebut belum lengkap karena tidak dibahas secara
tuntas terutama nilai-nilai yang tercermin di balik wacana tersebut. Hal tersebut perlu tinjauan lagi karena penelitian tersebut hanya memberikan deskripsi bentuk,
fungsi, dan makna. Netra 2005 menyusun tesis berjudul
“Eksplikasi Makna Ilokusional Tuturan Upacara Memadik di Denpasar: Sebuah Kajian Metabahasa Semantik
Alami MSA ”. Aspek yang dikaji dalam penelitian tersebut adalah jenis tindak
tutur, makna ilokusional, dan eksplikasi makna ilokusional dengan teori tindak tutur dan MSA. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut menunjukkan
bahwa tuturan upacara memadik di Denpasar dibangun oleh jenis tindak tutur dan cultural scripts. Jenis tindak tutur yang ditemukan adalah 1 TT langsung TL,
2 TT tidak langsung TTL, 3 TT literal TLit, 4 TT tidak literal TTLit, 5 TT langsung literal TLLit, 6 TT tidak langsung literal TTLLit, 7 TT
langsung tidak literal TLTLit, dan 8 TT tidak langsung tidak literal TTLTLit. Tuturan juga dibangun oleh cultural scripts pada tataran leksikon dan tata bahasa
tag yang dibangun oleh tipe predikat mental dengan makna asali