commit to user
Pemerintah Daerah kepada setiap pedagang yang memanfaatkan fasilitas pasar.
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori-teori di atas, maka diperlukan adanya suatu kerangka pemikiran yang jelas. Kerangka dasar pemikiran digunakan sebagai
dasar suatu landasan dalam pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, serta hubungannya dengan rumusan masalah
yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk lebih memudahkan pembaca dan penguji dalam memahami penelitian mengenai
”Strategi Pemberdayaan oleh Lurah Pasar Ayam dalam Pencapaian Target Retribusi Pasar yang Ditetapkan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Tahun 2010”. Selain itu, kerangka pemikiran merupakan landasan berpikir bagi penulis, yang digunakan sebagai pemandu dan petunjuk arah yang
hendak dituju. Berdasarkan Teori yang ada, maka kerangka dasar pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
Pasar Ayam Surakarta Target Retribusi Pasar Ayam
Strategi Pemberdayaan oleh Lurah Pasar Ayam: 1. Pemeliharaan Pasar
2. Pengembangan pengelolaan persampahan pasar 3. Pembangunan Pasar
4. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Pasar 5. Pembinaan Pedagang Pasar
Faktor Pendukung Faktor Penghambat
Tercapainya Target Retribusi Pasar Ayam
commit to user
Pasar Ayam merupakan tempat jual beli hewan ternak yaitu ayam dan kambing. Awalnya hanya ayam saja yang menjadi komoditi utama, namun
seiring berjalannya waktu komoditi unggas dan kambing juga masuk ke pasar ayam. Tapi untuk burung tidak termasuk dalam komoditi di pasar ayam.
Pasar Ayam secara nyata mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan daging ayam dan kambing. Apalagi ketika hari raya kurban
atau idul fitri, maka kebutuhan akan daging ayam maupun kambing semakin meningkat. Keberadaan pasar ayam tentunya juga memberikan sumbangan
bagi pemasukan kas daerah atau pendapatan asli daerah melalui retribusi pasar.
Sebagai salah satu pasar tradisional yang turut memberi kontribusi bagi penerimaan pendapatan asli daerah, maka seluruh pegawai pasar Ayam harus
berusaha semaksimal mungkin di dalam mencapai target retribusi pasar sesuai yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Di dalam
pelaksanaan pemungutan retribusi pasar, terdapat kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Untuk factor kekuatannya adalah produk yang
berkualitas tinggi atau baik, keramahan dan keseriusan Lurah Pasar Ayam beserta staff dalam memberikan pelayanan kepada pedagang. Seluruh pegawai
dengan serius selalu menjaga kebersihan pasar. Sementara kelemahan yang dihadapi Lurah Pasar Ayam beserta staffnya dalam mencapai target retribusi
commit to user
Pasar Ayam adalah apabila pedagang banyak yang tutup maka hal ini menjadi kendala bagi penarikan retribusi, karena ketika akan dipungut retribusi,
pedagang yang bersangkutan tidak ada. Selain itu kelemahan lainnya adalah perilaku wajib retribusi yang seringkali menunda pembayaran retribusi. Yang
menjadi tantangan adalah penyakit atau virus yang bisa muncul seperti flu burung. Yang menjadi kekuatan pencapaian target retribusi pasar ayam adalah.
Yang menjadi peluang adalah kehadiran pejabat yang datang atau meninjau Pasar ayam serta adanya penyemprotan berkala setiap sebulan sekali dari
Dinas Pertanian Kota Surakarta untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang akan muncul. Dengan adanya penyemprotan tersebut menjadi peluang bagi
pencapaian target retribusi pasar Ayam Semanggi, karena pedagang maupun pembeli merasa mendapat jaminan bahwa barang dagangan mereka
berkualitas baik dan tidak menularkan penyakit. Untuk meningkatkan kegiatan ekonomi serta jual beli di pasar ayam,
maka diperlukan strategi yang tepat untuk mencapai hasil optimal dalam penerimaan atau pendapatan. Strategi itu dilakukan dengan pemberdayaan
pasar melalui pembangunan pasar, pemeliharaan pasar, pengembangan pengelolaan persampahan, peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, serta
pembinaan pedagang pasar yang diharapkan dapat berdampak langsung pada pembayaran retribusi pasar oleh pedagang yang memanfaatkan fasilitas
pelayanan pasar ayam yang disediakan oleh pemerintah Kota Surakarta. Berdasarkan Renstra SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas
Pengelolaan Pasar Surakarta Tahun 2010, maka tujuan akhir dari kebijakan
commit to user
yang dilaksanakan adalah untuk menumbuhkembangkan dan memberdayakan perekonomian masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Prijo 1996 yang menjelaskan bahwa istilah pemberdayaan sering kali digunakan dalam konteks kemampuan meningkatkan keadaan ekonomi
individu dalam Wrihatnolo dan dwijowijoto, 2007 : 117. Dengan terciptanya suasana kondusif di lingkungan Pasar Ayam
Semanggi maka diharapkan pasar tersebut mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Hal ini sesuai dengan konsep
pemberdayaan usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 bab 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa pemberdayaan dilakukan untuk
menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri. Berdasarkan Undang-Undang diatas, Renstra DPP kota Surakarta tahun 2006-2011, dan Renstra SKPD Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta Tahun 2010 maka untuk menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha di pasar Ayam itulah maka dipilihlah indikator pembangunan pasar,
pemeliharaan pasar, pengembangan pengelolaan persampahan pasar, peningkatan keamanan dan ketertiban pasar, serta pembinaan pedagang pasar
dalam strategi pemberdayaan pasar ini. Menurut Spreitzer 1995a, b, 1997 dalam Jean-Se´bastien Boudrias
his colleagues 2009:626 bahwa empowerment individuals: have a feeling of self-determination with regard to specific means to achieve expected results;
and believe that they can have a real impact on organizational outcomes. Dari
commit to user
teori tersebut dapat diterapkan dalam proses pembinaan pedagang pasar ayam, yaitu pedagang diberi penyadaran bahwa mereka harus memiliki rasa bertahan
diri dan saling menghormati dalam arti khusus untuk mencapai hasil yang diharapkan yaitu peningkatan perekonomian dan kesejahteraan pedagang,
serta membuat pedagang percaya bahwa mereka memiliki pengaruh yang nyata dalam keluaranhasil organisasi yaitu kepercayaan bahwa mereka juga
memiliki pengaruh bagi pencapaian target retribusi pasar ayam Dalam pelaksanaan strategi pemberdayaan tersebut, maka terdapat
faktor penghambat dan pendukungnya. Faktor hambatan adalah semua faktor yang menghambat proses pemberdayaan pasar. Yang menjadi faktor
penghambat adalah dana dan kurangnya kesadaran dari pedagang. Untuk masalah dana hal ini terkait dengan peningkatan fasilitas pasar, dimana Lurah
pasar ayam sudah mengajukan untuk pembangunan pasar kepada Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, namun hal ini belum terealisasi karena
terkendala oleh keputusan dari Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta yang belum merealisasikan renovasi atau pembangunan gedung pasar ayam
karena anggaran pasar yang belum mencukupi. Apalagi gedung di pasar Ayam juga masih layak untuk digunakan, mengingat pembangunan atau renovasi
gedung pasar dapat disetujui oleh Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta apabila memang terjadi kerusakan cukup parah di pasar tersebut. Faktor
pendukung adalah semua faktor yang bisa mendukung jalannya proses pemberdayaan yaitu kerjasama dengan instansi lain seperti kerjasama dengan
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta dalam usaha penertiban pedagang
commit to user
di pasar ; partisipasi pedagang dalam peningkatan keamanan pasar melalui swakarsa.
Strategi pemberdayaan dilakukan untuk menumbuhkan iklim usaha di Pasar Ayam agar kondisi jual beli menjadi kondusif sehingga dapat
memperlancar proses penarikan retribusi dan diharapkan penerimaan retribusi pasar sesuai atau bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar Surakarta.
commit to user
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian yang menekankan pada proses dan makna, maka bentuk penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang bermaksud memberikan gambaran masalah secara sistematis, cermat, rinci dan mendalam
mengenai strategi pemberdayaan yang diterapkan oleh lurah Pasar Ayam beserta staffnya dalam pencapaian target retribusi pasar tahun 2010. Menurut
H.B Sutopo 2002: 48 penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan analisis kualitatifnya. Dengan
kata lain penelitiam kualitatif lebih mementingkan makna, tidak ditentukan oleh kuantitasnya, tetapi lebih ditentukan oleh proses terjadinya dan cara
memandang atau perspektifnya. Selain itu, dalam penelitian ini juga bermaksud untuk memberikan
gambaran mendeskripsikan strategi, sehingga jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Susanto 2006:16 ,
penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga
hanya merupakan penyingkapan fakta. Variabelnya mandiri, tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan dengan variable lain. Metode deskriptif
digunakan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan,