alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.
4.4.5. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk
menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat
ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar ± 2,58.
Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi
normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut :
Tabel 4.12. Normalitas Data
Variable min max kurtosis
c.r. X11
5 7 -0.557 -1.225
X12 5 7 0.171
-1.411 X13
5 7 -0.631 -1.251
X21 4 7 -0.358
-0.670 X22
4 7 -0.196 -0.498
X23 4 7 -0.478
-0.864 X24
4 7 -0.548 -1.051
X25 4 7 -0.300
-0.652 X31
4 7 -0.291 0.382
X32 4 7 -0.387
-1.246 X33
4 7 -0.560 -0.559
Y1 4 7 -0.250
-0.518 Y2
4 7 -0.232 -0.800
Y3 4 7 -0.470
-0.438 Y4
4 7 -0.223 -1.069
Multivariate 1.751
0.425 Batas
Normal ±
2,58
Sumber : Lampiran
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk
menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat
ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1] yaitu sebesar ± 2,58. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antara ± 2,58
itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi
dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga
data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.
4.4.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural
model yang diestimasi secara bersama-sama [One Step Approach to SEM]. One step aprroach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori
yang kuat serta validitas reliabilitas data sangat baik [Hair et.al.,1998] Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan
menggunakan program aplikasi Amos 4.01 terlihat pada Gambar dan Tabel Goodness of Fit di bawah ini.
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Display, Promotion, Service, Purchase Intention
Model Specification : One Step Approach - Base Model
Purchase Intention
1 Promotion
X23 er_3
1 X22
er_2 1
X21 er_1
1
d_pi 1
Y2 er_13
1 Y1
er_12 1
1 1
Display X11
er_9 X12
er_10 1
1
1 Service
X31 er_6
1 Y3
er_14 1
X24 er_4
1
X32 er_7
1 Y4
er_15 1
X25 er_5
1
X33 er_8
1 X13
er_11 1
Gambar 4.1
Sumber : Lampiran
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Kriteria Hasil
Nilai Kritis
Evaluasi Model
CminDF 1.333 ≤ 2,00
baik Probability 0.000
≥ 0,05 kurang baik
RMSEA 0.053 ≤ 0,08
kurang baik GFI 0.894
≥ 0,90 kurang baik
AGFI 0.848 ≥ 0,90
kurang baik TLI 0.955
≥ 0,95 baik
CFI 0.964 ≥ 0,94
baik
Dari hasil evaluasi terhadap model one step eliminasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil
evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya
didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini masih perlu dimodifikasi sebagaimana terdapat di bawah ini.
Gambar 4.2
Sumber : Lampiran
Tabel 4.14
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi
Modifikasi :
Estimate Prob. Display --
Service 0.190 0.074
er_2 -- er_1 0.097
0.001 er_12 --
Service 0.140
0.002 er_9 --
er_5 0.054 0.012
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Kriteria Hasil
Nilai Kritis
Evaluasi Model
CminDF 1.013 ≤ 2,00
baik Probability 0.446
≥ 0,05 baik
RMSEA 0.010 ≤ 0,08
baik GFI 0.921
≥ 0,90 baik
AGFI 0.900 ≥ 0,90
baik TLI 0.998
≥ 0,95 baik
CFI 0.999 ≥ 0,94
baik
Sumber : Lampiran
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Display, Promotion, Service, Purchase Intention
Model Specification : One Step Approach - Modifikasi
Purchase Intention
1 Promotion
X23 er_3
1 X22
er_2 1
X21 er_1
1
d_pi 1
Y2 er_13
1 Y1
er_12 1
1 1
Display X11
er_9 X12
er_10 1
1
1 Service
X31 er_6
1 Y3
er_14 1
X24 er_4
1
X32 er_7
1 Y4
er_15 1
X25 er_5
1
X33 er_8
1 X13
er_11 1
Dari hasil evaluasi terhadap model one step modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi
model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya
didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model sebagaimana terdapat
di bawah
ini.
4.4.7. Uji Kausalitas