18
ukuran partikel perak yang terbentuk. Dengan demikian tiap-tiap warna koloid perak akan memberikan serapan pada panjang gelombang yang
berbeda-beda pula Solomon, 2007. Panjang gelombang yang dihasilkan pada spektrum UV-VIS berdasarkan ukuran partikel perak
dtunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Panjang Gelombang dan Ukuran Partikel Perak pada
Spektrum UV-VIS Ukuran Partikel
Panjang Gelombang 10-14 nm
395-405 nm 35-50 nm
420 nm 60-80 nm
438 nm
c. Aktivitas Antibakteri
Pada prinsipnya, terdapat tiga metode yang dapat dilakukan ntuk melakukan uji aktvitas antibakteri yaitu Tube dilution test, Agar
plate dilution test, dan Disc diffusion. Uji aktivitas antibakteri pada kain
spandex yang telah terdeposit nanopartikel perak dan HDTMS dilakukan dengan menggunakan metode Disc Diffusion dengan bakteri Escherichia
coli ATCC 25922 sebagai gram negatif dan Staphylococcus aureus
ATCC 25923 sebagai gram positif. Metode Disc diffusion dilakukan dengan cara mengukur zona jernih clear zone yang terbentuk. Diameter
zona bening diukur sebagai indikator adanya penghambatan pertumbukan bakteri oleh nanopartikel perak sebagai bahan antibakteri
Sondi dan Sondi, 2004. Aktivitas antibakteri pada poliuretan terdeposit nanopartikel
perak terhadap koloni bakteri E. coli ditunjukkan pada Tabel 4.
19
Tabel 4. Aktivitas Antibakteri Poliuretan Terdeposit Nanopartikel Perak terhadap Bakteri E. coli
Sampel Jumlah koloni
CFUmL bakteri E. coli
Sterilisasi
Kontrol 195.000
1 kali pengenceran 17.000
91 100 kali pengenceran
66.000 66,7
10.000 kali pengenceran
76.500 60,7
d. Sudut Kontak
Pengukuran sudut kontak dilakukan dengan metode sessile drop dengan perangkat video perekam sudut kontak. Sudut kontak ini
ditentukan secara langsung menggunakan perangkat yang dinamakan goniometer. Metode ini juga dapat memberikan informasi tentang
tegangan permukaan dari polimer. Tiap-tiap pengukuran sampel dilakukan dengan meneteskan sejumlah tertentu air ke permukaan
spandex yang telah terdeposit nanopartikel perak dan dilapisi HDTMS dan juga spandex murni sebagai pembanding. Pengukuran ini dilakukan
secara berulang. Sifat anti air akan terlihat bila suatu material memiliki tegangan permukaan kritisnya lebih kecil dibandingkan tegangan
permukaan kritis air sebesar 72 dynecm Wahyudi dan Rismayani, 2008.
Tetesan zat cair pada suatu permukaan akan menghasilkan gaya adhesi antara zat cair dengan permukaan dan juga gaya kohesi pada zat
cair itu sendiri. Kesetimbangan antara kedua gaya itulah yang akan menghasilkan sudut kontak. Kesetimbangan ini dijabarkan dalam
persamaan Young yang merupakan hubungan antara sudut kontak dengan energi bebas permukaan dalam suatu sistem yang mengandung
zat padat S, zat cair L, dan gas V.
20
γ
SV
– γ
SL
= γ
LV
cos θ
γ
SV
merupakan energi bebas permukaan zat padat, γ
SL
merupakan energi bebas permukaan zat cair tegangan permukaan, dan γ
LV
adalah energi antarpermukaan antara zat padat dan zat cair. Apabila energi bebas permukaan zat padat jauh lebih besar daripada tegangan
permukaan zat cair, maka gaya adhesi antara kedua zat juga sangat besar dan tetesan air akan sepenuhnya membasahi permukaan yang berarti
sudut kontak θ akan bernilai 0
o
. Apabila energi permukaan zat padat cukup besar namun energi antar permukaannya sedikit lebih rendah
daripada tegangan permukaan zat cair, maka tetesan air akan sedikit membasahi permukaan yang berarti sudut kontak
θ akan bernilai 0
o
θ 90
o
. Apabila energi permukaan dari zat padat kecil, maka tetesan zat cair tidak terlalu membasahi permukaan dan akan menghasilkan sudut
kontak yang besar yaitu 90
o
Lamour dan Hamraoui, 2010.
B. Kerangka Berpikir