26
menggunakan pipet tetes dari ketinggian 1 cm dari sampel dengan volume sebanyak satu tetes. Setelah beberapa saat air diteteskan, dilakukan
pemotretan pada bulatan air yang terbentuk di permukaan kain spandex. Hasil foto diolah menggunakan aplikasi Corel Draw untuk menentukan
besar sudut kontak antara cairan dengan permukaan sampel. 5.
Uji Aktivitas Antibakteri a.
Pembuatan Media Padat dan Media Cair
Media padat yang digunakan pada penelitian ini adalah nutrien agar NA instan. NA dipreparasi dengan menimbang sebanyak 14
gram dan memasukkannya ke dalam gelas beker 1000 mL. Menambahkan aquades sebanyak 500 mL. Campuran kemudian
dipanaskan di atas Hot Plate-Magnetic Stirrer sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer. Setelah larutan mendidih, kemudian
larutan dituang ke dalam Erlenmeyer 500 mL dan disumbat dengan kapas berbalut kasa agar tetap steril.
Media cair yang digunakan pada penelitian ini adalah Nutrient Broth
NB instan. Preparasi NB dilakukan dengan memasukkan sebanyak 2,6 gram NB ke dalam gelas beker berisi 200 mL aquades.
Larutan kemudian dipanaskan sambil terus diaduk hingga mendidih. Setelah mendidih, larutan kemudian dituangkan ke dalam botol dan
disumbat dengan menggunakan kapas berbalut kasa agar tetap steril. NA dan NB kemudian di-autoklaf agar lebih steril.
b. Inokulasi Bakteri
Sebelum bakteri digunakan untuk menguji sampel, bakteri harus dibiakkan terlebih dahulu agar apabila terjadi kontaminasi pada media,
masih ada media bakteri yang dapat digunakan. Bakteri dibiakkan pada media agar miring berupa tabung reaksi berisi nutrien agar NA.
Bakteri dari media lama diambil dengan menggunakan jarum ose steril dan disayatkan pada media agar miring dari bawah ke atas secara zig-
zag. Media agar miring kemudian disumbat dengan menggunakan
27
kapas dan ditutup lagi dengan plastik wrap agar lebih rapat. Inokula tersebut kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
o
C. Koloni bakteri yang telah tumbuh pada media agar miring,
kemudian dipindahkan ke dalam media cair yang berupa Nutrient Broth NB. Pemindahan dilakukan dengan mengambil bakteri dari agar
miring menggunakan jarum ose steril dan memasukkannya ke dalam media cair. Media cair tersebut kemudian disumbat dengan
menggunakan kapas dan ditutup lagi menggunakan plastik wrap. Media cair kemudian diinkubasi lagi selama 24 jam pada suhu 37
o
C. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan inokulasi bakteri yaitu semua alat
yang digunakan harus steril dan dikerjakan di tempat khusus yaitu Laminar air Flow
agar tidak terjadi kontaminasi.
c. Uji Aktivitas Antibakteri pada Kain Spandex
Pengujian aktivitas antibakteri pada kain spandex dilakukan dengan metode disc diffusion. Sampel kain dipotong berbentuk
lingkaran dengan diameter 0,5 cm. Kemudian mengambil bakteri dari media cair menggunakan pipet dan dituangkan ke dalam cawan petri
yang telah berisi media padat NA. Media cair tersebut kemudian diratakan. Sampel kain kemudian diletakkan di atas cawan petri
tersebut. Cawan petri kemudian ditutup dan disegel menggunakan plastik wrap untuk menghindari kontaminasi. Cawan petri tersebut
kemudian diinkubasi selama 24 jam. Setelah 24 jam, kemudian dilakukan pengukuran terhadap zona
jernih yang terbentuk. Pengukuran dilakukan pada waktu 24 jam, 28 jam, 31 jam, 49 jam, 52 jam, 55 jam, 61 jam, 70 jam, 72 jam.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perubahan diameter zona jernih yang terjadi.
28
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis Spektrofotometri Ultraviolet-tampak UV-Vis
Hasil pengukuran UV-VIS dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis adalah spektrum. Berdasarkan spektrum tersebut dapat diketahui
panjang gelombang maksimum dari serapan nanopartikel perak. Spektrum serapan UV-Vis dari nanopartikel perak berada pada panjang gelombang
antara 400-500 nm. Panjang gelombang yang semain besar menunjukkan bahwa nanopartikel perak yang terbentuk semakin besar ukurannya.
2. Uji Aktivitas Antibakteri
Hasil uji aktivitas bakteri diperoleh data berupa diameter zona jernih. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui perubahan diameter zona
jernih tiap satuan waktu. Diameter zona jernih menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri oleh sampel kain. Besarnya diameter
zona jernih berbanding lurus dengan aktivitas antibakteri pada sampel, artinya semakin besar diameter zona jernih yang terukur maka semakin
besar aktivitas antibakteri yang terjadi pada sampel. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri sampel spandex murni S.0, spandex terdeposit
nanopartikel perak S.1, spandex terlapisi HDTMS S.2, dan spandex terdeposit nanopartikel perak dan terlapisi HDTMS S.3 dapat diketahui
sampel kain spandex yang memiliki aktivitas antibakteri optimum.
3. Uji Sudut Kontak Air