42
Gambar 12. a Kain Spandex Murni
b Kain Spandex Terlapisi HDTMS
Gambar 13. a Kain Spandex Terdeposit Nanopartikel Perak b Kain Spandex Terdeposit Nanopartikel Perak dan
Terlapisi HDTMS Kain spandex sebelum dan sesudah dilapisi dengan senyawa
HDTMS dapat dibedakan berdasarkan sifat hidrofobiknya. Oleh karena itu, kemudian dilakukan pengujian dan analisis sudut kontak untuk
mengidentifikasi sifat hidrofobik sampel kain spandex sebelum dan sesudah dilapisi dengan senyawa HDTMS.
4. Analisis FTIR
a. Spektrum Spandex Murni S.0
Spektrum FTIR kain spandex murni S.0 ditunjukkan pada Gambar 5. Pada daerah 1711,75 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C=O uretan yang diperkuat dengan adanya serapan C-O uretan pada 1088,91
cm
-1
yang menjadi ciri utama pada kain spandex karena komposisi utama
a b
a b
43
kain spandex merupakan poliuretan. Adanya serapan C-N pada 1239,48 cm
-1
juga memperkuat keberadaan gugus uretan pada kain spandex. Serapan pada 720,26 cm
-1
menunjukkan bengkokan C-H aromatis keluar bidang. Serapan tersebut menunjukkan adanya cincin aromatis yang
merupakan bagian dari struktur MDI Metilen- 4,4’-difenildiisosianat
atau TDI Toluen diisosianat yang terkandung dalam kain spandex. Serapan yang muncul pada 518,30 cm
-1
dan 534,21 cm
-1
merupakan daerah ulur ikatan
–CH-. Berdasarkan hasil analisis spektroskopi FTIR sampel kain
spandex murni S.0, dapat diketahui bahwa pada sampel kain spandex S.0 terdapat gugus uretan dan cincin aromatis dari struktur MDITDI
yang merupakan bagian utama dari struktur molekul kain spandex.
b. Spektrum Spandex Terdeposit Nanopartikel Perak S.1
Spektrum hasil analisis sampel kain spandex terdeposit nanopartikel perak dengan teknik spektroskopi FTIR ditunjukkan pada
Gambar 6. Serapan pada 1711,49 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C=O uretan yang diperkuat oleh adanya serapan C-O pada 1016,66 cm
-1
dan 1093,65 cm
-1
. Serapan C-N ditunjukkan pada 1242,25 cm
-1
. Munculnya serapan tersebut jelas menunjukkan adanya gugus uretan yang menjadi
gugus utama pada struktur molekul kain spandex. Serapan pada 502,96 cm
-1
dan 523,71 cm
-1
menunjukkan daerah ulur ikatan –CH-. Kemudian
bengkokan C-H aromatik keluar bidang ditunukkan pada 720,26 cm
-1
dan bengkokan C-H aromatik ke dalam bidang ditunjukkan pada 870,33 cm
- 1
. Adanya serapan tersebut menunjukkan adanya cincin aromatis yang merupakan bagian dari struktur MDITDI pada struktur molekul kain
spandex. Serapan pada 1339,70 cm
-1
dan 1407,37 cm
-1
menunjukkan adanya vibrasi ikatan C-H. Vibrasi ini tidak terlihat pada spektrum
sampel kain spandex murni S.0. Hal ini disebabkan adanya interaksi antara ikatan C-H dengan nanopartikel perak yang terdeposit, sehingga
dapat menghasilkan vibrasi pada ikatan C-H.
44
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan teknik spektroskopi FTIR terhadap sampel kain spandex terdeposit nanopartikel
perak S.1 menunjukkan adanya gugus uretan yang merupakan gugus utama pada struktur moekul kain spandex. Adanya nanopartikel perak
yang terdeposit pada kain spandex, tidak bereaksi dan mengubah struktur molekul dari kain spandex. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya
serapan yang menunjukkan adanya gugus fungsi baru akibat adanya nanopartikel perak. Nanopartikel perak yang terdeposit pada kain
spandex hanya mempengaruhi gerakan molekul.
c. Spektrum Spandex Terlapisi HDTMS S.2