14
2 Bentuk spirocheta spirochet, berbentuk seperti batang berbelit-belit panjang dan banyak lilitannya. Bakteri spirocheta
memiliki lebar 0,2- 0,7 μm dan panjang 5-10 μm.
Kain merupakan salah satu substrat yang baik sebagai media pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri apabila berada pada kondisi
yang sesuai kelembaban, nutrien, dan temperatur. Koloni bakteri pada kain dapat menyebabkan timbulnya bau tak sedap akibat dari penguraian substrat
kain oleh bakteri. Penguraian kain oleh bakteri menyebabkan kualitas kain menurun dan menjadi mudah rusak. Selain itu, adanya bakteri pada kain
dapat menyebabkan terjadinya infeksi apabila terjadi kontak antara kulit dengan kain yang mengandung bakteri Isabel C. Gouveia, 2010.
7. Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri yang diberi nama sesuai
penemunya yaitu Theodor Escherich. Escherichia coli juga memiliki nama
lain Bacterium coli commune sesuai pemberian Massini pada tahun 1907 Melliawati, 2009.
Klasifikasi bakteri Escherichia coli adalah: Kingdom
: Bacteria Phylum
: Proteobacteria Class
: Gamma proteobacteria Order
: Enterobacteriales Family
: Enterobacteri aceae Genus
: Escherichia Spesies
: Escherichia coli Bakteri Escherichia coli berbentuk bulat cenderung ke batang
panjang dengan ukuran 0,5 x 1- 3μm, memiliki volume sekitar 0,θ-0,7 μm
3
, bergerak menggunakan flagella peritrik, dan tidak membentuk spora
Melliawati, 2009. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif, berupa flora normal yang terdapat di dalam saluran pencernan namun juga dapat
menyebabkan penyakit pada manusia. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu optimum 30-37
C Anshari et al, 2011.
15
Escherichia coli dapat menjadi indikator alami pada analisis air yang
tercemar tinja. Namun hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan karena pemindahan bakteri ini tidak selalu melalui air. Penyebaran pasif dapat
terjadi melalui makanan dan minuman. Peranan Escherichia coli dalam kehidupan antara lain sebagai bakteri yang menghuni usus besar,
menghasilkan kolisin untuk melindungi pencernaan dari bakteri patogenik. Jika bakteri Escherichia coli berpindah habitat dari normal ke bagian lain
dalam inang maka dapat berubah menjadi patogen, inilah yang menyebabkan penyakit. Misalnya jika bakteri Escherichia coli masuk ke
dalam saluran kandung kemih kelamin dapat menyebabkan sistitis atau peradangan selaput lendir Melliawati, 2009.
8.
Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama penyakit kulit pada manusia. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif
yang paling banyak ditemukan. Klasifikasi Bakteri Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut:
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacili
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus dapat tumbuh optimum pada suhu yang sama seperti bakteri E. Coli yaitu 30-37
C, pada pH 7,0-7,5 dan dalam NaCl 15 Anshari et al, 2011. Bakteri tersebut memiliki bentuk seperti
bola dengan diameter sekitar 1 μm yang tersusun membentuk seperti rantai
3-4 sel, berpasangan, tersusun empat-empat atau dalam bentuk tidak teratur seperti buah anggur. Koloni dari Staphylococcus aureus berwarna
16
abu-abu sampai kuning emas tua, membentuk pigmen lipochrom yang menjadikan koloni berwarna kuning. Staphylococcus aureus mengandung
substansi penting di dalam struktur dinding sel yaitu polisakarida dan protein yang bersifat antigenik Dewi, 2013.
Membran plasma sel Staphylococcus aureus dikelilingi dinding sel tebal yang disebut peptidoglikan dengan persentase 90 dan sisanya berupa
asam teikhoat. Nanopartikel perak lebih mudah melakukan difusi dengan bakteri jenis ini karena sebagian besar tersusun oleh plasma tunggal
sehingga hambatan lebih kecil Anshari et al, 2011. Bakteri Staphylococcus aureus
bersifat anaerob fakultatif sehingga dapat hidup di udara yang hanya mengandung hidrogen. Bakteri penyebab pernanahan ini mampu bertahan
pada fenol 1 selama 15 menit dan pada suhu 60 C selama 30 menit . Selain
dapat menyebabkan infeksi pada manusia, bakteri Staphylococcus aureus juga menjadi penyebab utama mastitis pada sapi perah dan kambing.
Staphylococcus aureus yang terdapat dalam susu segar dan produk pangan
menyebabkan toxic shock syndrome sebagai akibat dari keracunan pangan Purnomo et al, 2006.
9. Karakterisasi